Xaveryn Graziella, seorang Tuan Putri cantik jelita yang disembunyikan selama bertahun-tahun di sebuah menara. Tidak ada yang tahu alasan mengapa Kaisar menyembunyikan Xaveryn dari dunia luar. Kehidupan Xaveryn terbilang menyedihkan, dia mendapat akhir hidup yang penuh darah dan derita.
Xaveryn menjadi Permaisuri tawanan setelah pemberontakan besar-besaran yang menghancurkan hidupnya dalam semalam. Xaveryn pun akhirnya mati seusai kekuatannya dirampas habis oleh ulah suaminya sendiri. Ketika dia membuka mata, dia selalu terbangun di hari pemberontakan terjadi. Dia menjalani kehidupan yang sama sebanyak enam belas kali. Namun, di kehidupannya yang ketujuh belas, dia kembali ke masa dia berusia lima tahun. Kali ini dewa mengirimnya ke waktu di mana pemberontakan masih jauh terjadi.
Dapatkah Xaveryn mengubah masa depan? Dapatkah dia melawan segala traumanya lalu menyelamatkan keluarganya dari kematian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xeiralana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide nan Menakjubkan
Duchess Egenbert tercengung ketika mendapat penjelasan soal luka di kaki serta luka melepuh di punggung tangan Xaveryn. Apa yang diceritakan Countess Suhail semuanya berbanding terbalik, kini Duchess Egenbert sepenuhnya percaya bahwasanya Countess Suhail berbohong demi meningkatkan reputasinya dan menjadikan Xaveryn sebagai batu loncatan.
“Ya ampun, jadi apa yang dikatakan Countess Suhail itu tidak benar,” gumam Duchess Egenbert.
Kemudian tiba-tiba Annita yang berdiri di belakang Xaveryn tiba-tiba maju beberapa langkah ke dekat Duchess Egenbert. Ekspresi Annita teramat serius, dia tidak main-main bila ini berurusan dengan keselamatan Xaveryn.
“Yang Mulia Duchess, tolong maafkan karena saya menyela, tapi saya perlu memperingatkan beberapa hal kepada Anda. Sebelumnya, saya tahu seperti apa keluarga Duke Egenbert, saya tahu bahwa keluarga Anda begitu terpandang. Namun, tidak peduli siapa Anda, jika Anda juga menyiksa Tuan Putri ketika belajar, maka saya akan turun langsung untuk membunuh Anda. Tolong camkan itu!”
Annita memberi peringatan keras kepada Duchess Egenbert, tampaknya Annita cukup waspada dan menyeleksi setiap orang yang hendak mendekati Xaveryn. Duchess Egenbert tidak menyangka bahwa seorang pengasuh sekaligus pelayan pribadi Xaveryn berani berbicara seperti demikian kepada seorang bangsawan.
“Baiklah, percayakan padaku, aku akan mengajari Tuan Putri dengan baik. Tetapi, bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu? Berdasarkan rumor yang beredar mengatakan bahwa Tuan Putri keberadaannya diabaikan oleh semua orang di istana. Apakah rumor itu sungguhan?”
Annita lantas menggeleng, tatapan tegasnya perlahan luntur dan dia pun menjawab, “Tidak, justru Tuan Putri Xaveryn adalah orang yang paling kami cintai. Baik itu Kaisar, ketiga Pangeran, maupun pelayan dan kesatria, kami semua menyayangi Tuan Putri. Rumor tersebut tidak benar adanya, Anda bisa melihatnya sendiri dari gelagat para penghuni istana.”
Duchess Egenbert tidak menyangkalnya, sejak dia menginjakkan kaki di halaman istana, dia mendengar para pelayan dan kesatria membicarakan tentang Xaveryn. Tidak sedikit di antara mereka yang menyanjung Xaveryn karena dia berhasil menyelamatkan sejumlah pelayan dan kesatria yang nyaris dihukum oleh Jonathan. Mereka mengagung-agungkan Xaveryn sebagai Tuan Putri yang sukses mengubah suasana istana nan dingin menjadi hangat.
“Pantas saja semua orang terlihat senang saat membahas Tuan Putri,” gumam Duchess Egenbert. “Sekarang tolong percayakan padaku, aku pastikan Tuan Putri aman bersamaku,” lanjut Duchess Egenbert berucap.
“Baiklah, saya akan mempercayai Anda.” Annita dan Eris bergerak meninggalkan ruangan, mereka mempercayakan sepenuhnya keamanan Xaveryn kepada Duchess Egenbert.
Sementara itu, Xaveryn memperhatikan Duchess Egenbert dengan seksama, dia adalah orang yang menyarankan kepada Jonathan untuk membawa Duchess Egenbert ke istana sebagai guru pengetahuan umum. Walaupun reputasi Duchess Egenbert kurang baik di kalangan bangsawan karena dia selama ini terlalu memilih siapa saja bangsawan yang pantas berbicara dengannya.
‘Keluarga Duke Egenbert merupakan salah satu bangsawan yang selalu setia di bawah pemerintahan Ayah maupun Kak Claes. Mereka tidak terlibat dalam dalang pemberontakan dan juga keluarga mereka tidak seperti bangsawan lain yang sombong serta tidak malu bergaul dengan rakyat jelata,’ batin Xaveryn.
Duchess Egenbert memusatkan fokusnya ke arah Xaveryn, pelajaran akan segera dia mulai.
“Baiklah, Yang Mulia, saya di sini akan mengajari Anda pengetahuan umum Kekaisaran Graziella. Pertama, tahukah Anda sejarah pendirian Graziella?” tanya Duchess Egenbert.
“Kekaisaran Graziella didirikan oleh Kaisar pertama yang merupakan seorang penyihir paling hebat dalam sejarah. Namun, sayangnya setelah perang suci berakhir, seluruh sihir di alam semesta mendadak menghilang secara misterius. Kekaisaran Graziella didirikan demi menampung para budak yang dilepaskan dari kesengsaraan perang,” jelas Xaveryn.
Duchess Egenbert berdecak kagum, penjelasan yang diberikan Xaveryn terdengar detail dan tata bahasanya seperti seseorang yang telah menguasai buku sejarah itu sendiri.
“Itu benar sekali, sepertinya saya tidak perlu lagi menjelaskan tentang sejarah kekaisaran ini kepada Anda. Sejarah merupakan pengetahuan paling dasar, tapi siapa sangka Anda berhasil menguasainya. Dari mana Anda belajar sejarah, Yang Mulia?”
“Saya membacanya dari buku di perpustakaan, guru, saya paling suka membaca buku.” Xaveryn menjawabnya disertai ekspresi sumringah.
Duchess Egenbert menutup mulut karena saking terkejutnya. “Anda sudah pandai membaca, Yang Mulia? Saya tidak percaya, ternyata Anda seorang yang jenius. Bahkan putri saya yang berusia satu tahun lebih tua dari Anda belum terlalu lancar dalam membaca.”
“Saya hanya sedikit beruntung dan bukan seseorang yang jenius,” sangkal Xaveryn seraya tertawa kikuk.
Sekarang penilaian Duchess Egenbert terhadap Xaveryn dipenuhi oleh sisi positif, dia melihat Xaveryn sebagai sosok anak kecil yang mampu menempatkan berbagai jenis ekspresi sesuai kondisi. Xaveryn juga dinilai sebagai jenius baru yang lahir di Graziella sekaligus seorang Tuan Putri yang ramah dan tidak menyombongkan diri.
“Lalu, Yang Mulia, bisakah Anda menjawab, kira-kira Kekaisaran Graziella memiliki sumber daya alam yang seperti apa?”
“Sumber daya alam Graziella yang paling terkenal adalah pertambangan berlian, hasil laut yang melimpah, dan masih banyak lagi. Tetapi, meski sumber daya alamnya unggul, kita masih belum bisa mengolah semuanya secara maksimal. Salah satu contohnya ialah bulu dari binatang buas buruan yang hanya bisa dijadikan sebagai selimut. Namun, sebenarnya kulit dan bulu binatang buas bisa dijadikan sebagai pakaian musim dingin, sepatu, gaun, maupun celana.
Sedangkan untuk buah-buahan, sayuran, dan tumbuhan herbal juga bisa kita ekspor ke kekaisaran dan kerajaan lain asalkan disimpan di kotak pendingin supaya tidak cepat membusuk atau bisa diolah menjadi makanan siap jadi seperti keripik, selai, dan produk kecantikan. Berdasarkan yang saya baca, itu merupakan teknik pengawetan di suhu rendah. Jadi, tidak ada salahnya kita mencobanya untuk menambah penghasilan kekaisaran. Dengan begitu, nanti rakyat yang menganggur juga bisa mendapatkan pekerjaan.”
Duchess Egenbert tak bisa berkata-kata, dia tidak tahu dari mana Xaveryn mendapatkan semua ide-ide tersebut. Duchess Egenbert lekas memperbaiki ekspresi tercengungnya, dia harus mengajukan beberapa pertanyaan lagi kepada Xaveryn.
“Lalu bagaimana cara kita mengangkut barang-barang yang akan diekspor ke tempat lain? Sebagaimana yang kita ketahui, jalur menuju kerajaan dan kekaisaran lain itu banyak yang rusak lalu tidak mungkin juga kereta kuda bisa membawa semuanya. Tenaga kuda itu terbatas, bahkan ketika kita mengunjungi kekaisaran lain pun butuh waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu.”
Xaveryn tersenyum, dia sudah merancang seluruh jawaban di kepalanya dan memprediksi kalau Duchess Egenbert pasti akan mengajukan pertanyaan tersebut.
“Kalau begitu kenapa kita tidak membuka jalan baru dan menciptakan kendaraan yang bisa memuat lebih banyak barang?”
“Maksud Anda?”
Xaveryn menggambar sesuatu yang sulit dimengerti Duchess Egenbert, di atas selembar kertas kosong, Xaveryn menggambar kereta api kemudian memperlihatkannya kepada Duchess Egenbert.
“Kita bisa membuat ini, kendaraan ini dinamakan kereta api, tidak perlu menggunakan kuda untuk menggerakkannya. Kereta api menggunakan bahan bakar batu bara, kayu, atau minyak, dan kereta api bisa berjalan di jalan khusus yang disebut rel,” papar Xaveryn.
“Batu bara? Mungkinkah maksud Anda batu yang berwarna hitam seperti arang yang berserak di gua dekat tambang berlian?”
Xaveryn mengangguk. “Iya, batu bara itu bernilai tinggi jika kita pandai memanfaatkannya dengan baik. Selama ini kita membiarkan gua yang dipenuhi batu bara karena tidak ada yang tahu kegunaannya. Tetapi, sekarang kita bisa gunakan itu sebagai bahan bakar kereta api, bukankah ide ini cukup menarik? Selain efisien, keuntungan yang diperoleh juga besar. Tidak perlu lagi menggunakan kereta kuda untuk perjalanan jauh, semua orang bisa menikmati perjalanannya dengan kereta api.”
Sekali lagi Duchess Egenbert kehilangan kata-kata untuk merespon ide dari Xaveryn, dia tenggelam di bawah alam pikirannya.
‘Semua itu adalah solusi dari permasalahan bisnis yang sedang dialami suamiku, kenapa Tuan Putri bisa memikirkan sejauh ini? Bagaimana pun semua idenya masuk akal dan mungkin untuk dilakukan. Sekarang coba aku tanyakan masalah lain kepada beliau, siapa tahu Tuan Putri bisa menjawabnya.’
Duchess Egenbert mengangkat kepalanya lalu bertanya, “Sekarang saya akan menanyakan hal yang lain. Apakah Anda punya solusi khusus untuk memeriksa permasalahan yang terjadi di dalam laut? Ada oknum yang tidak bertanggung jawab memasukkan alat perangkap di laut Graziella untuk menjarah hasil laut, tapi kami tidak bisa memeriksa ke dalam laut. Apakah ada alat yang sekiranya bisa digunakan untuk memeriksa dalam laut?”
Xaveryn berpikir sebelum menjawab pertanyaan Duchess Egenbert. “Ada, guru. Ada sesuatu yang mungkin bisa menjadi jalan bagi permasalahan ini.”
“Benarkah? Apa itu?” Duchess Egenbert tampak antusias.
“Kita bisa menciptakan kapal selam, kapal ukuran kecil yang bisa memuat setidaknya satu atau dua orang. Kapal ini bisa menyelam beberapa meter ke dasar laut, kita bisa gunakan kapal ini untuk memeriksa permasalahan yang terjadi di dasar laut Graziella.”
Terimakasih karyanya Thor.
Selalu jaga kesehatan dan semangat.
Raja mah bebas.Horang khayah 😅