Setelah diselingkuhi, Brisia membuat rencana nekat. Ia merencanakan balas dendam yaitu menjodohkan ibunya yang seorang janda, dengan ayah mantan pacarnya. Dengan kesadaran penuh, ia ingin menjadi saudara tiri untuk mengacaukan hidup Arron.
Semuanya berjalan mulus sampai Zion, kakak kandung Arron muncul dan membuat gadis itu jatuh cinta.
Di antara dendam dan hasrat yang tak seharusnya tumbuh, Brisia terjebak dalam cinta terlarang saat menjalankan misi balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ken Novia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Huru Hara
Dengan senyum ceria Brisia melangkah menuju basecamp basket. Membayangkan senyum bahagia Arron saat menerima hadiah darinya.
"Arron pasti suka, aku effort banget bikinnya loh."
Brisia membawa botol kaca bening yang tutupnya ada pita merahnya. Botol itu berisi bintang kecil-kecil dari kertas warna warni. Bintang-bintang itu Brisia buat sendiri selama dua bulan ini. Isinya semua harapan dia sama Arron dimasa depan. Satu tangannya memegang buket dari Arron tadi.
"Loh kok sepi ngga kedengeran ada orang? Katanya Arron ngumpul disini?" Gumam Brisia pas udah didepan basecamp tapi sepi kaya ngga ada orang.
"Belum pada dateng kali ya?"
Brisia melangkah menuju pintu, ngecek sapa tau Arron ada didalam. Pintunya ngga ketutup rapet jadi brisia bisa ngintip.
Kaki Brisia seketika lemas, didalam sana Arron sedang duduk memangku Disa. Mereka berdua lagi ciuman sambil tangan Arron pijit-pijit buah kesemek.
"Ya ampun, Ar, Dis kalian...."
Brisia menitikkan air matanya, syok banget ngeliat cowoknya lagi selingkuh.
Brisia buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk merekam, ya dia harus punya bukti. Sekalipun tangannya bergetar memegang ponsel. Buket dan botol kacanya tadi ia masukkan lagi ke tas.
Brisia masukkan ponsel itu ke saku roknya, lalu menendang dengan keras pintu didepannya.
BRAK!!!
"ARRON! DISA!" Bentak Brisia dengan suara baritonnya.
Dua orang yang lagi asyik sampai merem itu langsung syok.
"Brie!" Panggil Disa panik.
PLAK!!
Satu tamparan mendarat di pipi Disa.
"Gila Elo Dis! Maksud Lo apa Hah? Lo diem-diem nikung gue?" Tanya Brisia dengan wajah diliputi amarah.
"Sayang... Aku bisa jelasin semuanya!" Ucap Arron sambil mendekat, berusaha membuju Brisia.
PLAK!!!!
Satu tamparan juga mendarat dipipi Arron, sangat keras sampai cowok itu menoleh.
"Ngga usah panggil sayang pake mulut kotor kamu itu! Kamu khianatin aku Ar? Kamu tega! Brengsek! Bajingan!" Umpat Brisia kesal sambil memukuli dada Arron.
Arron udah panik banget, bisa-bisanya Brisia nyusulin kesini.
"Brie, dengerin aku dulu!" Bujuk Arron tangannya meraih tangan Brisia agar tenang.
"Ngga! Semuanya udah jelas Ar. Kamu jahat, Kamu tega banget sama Aku! Aku salah apa sama sampai Kamu kaya gini?" Tanya Brisia dengan wajah berurai air mata, perasaannya sudah begitu hancur. Nyesek dan sakit hati banget.
Brisia menoleh menatap Disa yang dari tadi diam.
"Dis, kita sahabat kan? Lo tega sama gue? Disaaa....Gue bahkan udah nganggep Elo sodara! Bisa-bisanya? Dari kapan kalian kaya gini hah?"
"Sorry Brie, jujur gue udah suka sama Arron dari lama, tapi dia malah milih Elo. Gue godain orangnya mau, ya gimana ya Brie, kita sama-sama mau disini." Ucapnya dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"DIS!" bentak Arron ngga terima. Dia sedang membujuk Brisia malah Disa bongkar semuanya.
"Diem Ar! Kita udah ketauan jadi nggak usah ngelak lagi lah! Katanya Lo lagi nunggu moment buat mutusin Brie, nunggu dia bikin salah mau nggak tau kapan!"
"Bener yang dia omongin Ar? Kamu ada niatan mutusin aku?"
"Bohong dia Brie!" Arron rasanya kepengin ngereog.
"Ar, hubungan kita udah jauh. Mending Lo putusin Brie, sama gue aja! Inget Lo udah pe rawanin gue!"
"APA!!!! AR LO GILA YA! KALIAN BERDUA GILA!!!!" Jerit Brisia bikin teman-teman Arron yang tadi denger jeritan langsung lari ke basecamp. Disana mereka mendapati temannya sedang tertimpa huru hara.
"Brieee.... Jangan dengerin dia!" Arron meraih tangan Brisia tapi ditepis.
"NGGAK USAH PEGANG-PEGANG AKU! AKU JIJIK SAMA KAMU AR!" Bentak Brisia lagi.
Disa hanya tersenyum licik, dia harus maju sekarang. Kesempatan buat bikin Arron sama Brisia putus akhirnya datang juga.
"Salah Elo sendiri Brie, punya cowok kaya Arron nggak Elo puasin. Ya dia cari orang lain lah. Lo pengin tau kaya gimana dia muji-muji gue kalau habis dipuasin? Lo bisa?"
"Itu karna Lo murahan Disa! MURAHAN!!!!"
Arron mengepalkan tangannya, lalu ia mendekat ke Disa dan menampar pipinya.
PLAK!!!
Arron dengan entengnya menampar pipi Disa.
"Ar!" Disa memegangi pipinya, syok banget ditampar sama Arron.
"Udah gue bilang cukup! Lo udah keterlaluan Dis!" Hardiknya kesal.
"Nggak usah sok suci deh Ar! Ngga inget habis ujian Lo maksa gue buat nginep dirumah Elo?"
Brisia langsung merosot ke lantai, hatinya begitu hancur mendengar semua omongan Disa. Hubungan mereka berdua ternyata sudah terlalu jauh.
"Kalian berdua...." Brisia sampai nggak mampu ngelanjutin kata-katanya.
"Iya gue udah sering tidur sama Arron Brie! Di rumahnya."
"Ar, aku aja nggak pernah diajak kerumah kamu? Tapi dia?"
Disa tersenyum licik, pokoknya dia harus dapetin Arron.
"Brie..."
Arron langsung menghampiri Brisia yang duduk di lantai sambil nangis kejer
"Brie maafin aku, aku ngaku salah!" Ucap Arron sambil memeluk Brisia, sementara gadis itu mereog nggak mau dipeluk Arron.
"Lepasin!"
"Nggak, nggak bakal aku lepasin kalau kamu belum maafin aku!"
"Tolong Gue!" Brisia melirik teman Arron yang dari tadi nonton, ia memohon pertolongan. Sampai salah satu orang maju dan menyingkirkan Arron.
"Ar! Lo gila ya!" Ia mendorong Arron dan membantu Brisia berdiri.
"Lo nggak usah ikut campur! Dia cewek Gue Al!" Ucap Arron pada temannya yang bernama Aldo.
"Lo salah Ar! Lo udah ketauan selingkuh! Lo mikir apa sih? Gue bener-bener nggak nyangka anjirr!" Umpat Aldo ngga habis fikri.
Brisia membuka tasnya dan melemparkan buket bunga tadi ke wajah Arron.
"Kita putus Ar! Aku nggak sudi sama cowok yang suka selingkuh."
"Brie, jangan putusin aku."
Brisia tak peduli, ia mengambil botol yang tadinya mau buat dikasih ke Arron dan membantingnya.
PRANG!!!!
Suara botol kaca saat bersentuhan dengan lantai, kaca dan bintang-bintang kecilnya berserakan.
"Ar, aku udah nyiapin ini buat kamu dari dua bulan yang lalu.
Aku mau ngasih ini ke kamu, isinya harapan-harapan aku sama kamu dimasa depan. Tapi apa? Ini balasan kamu? Pengkhianatan! Aku kecewa Ar, Aku sakit banget tau nggak!"
Arron berjongkok memungut salah satu bintang yang berserakan didekat kakinya.
(Semoga hubungan kita langgeng ya Ar.)
Isi tulisan yang ada dikertas warna pink itu. Arron menitikkan matanya, ia menyesal, udah mengkhianati Brisia.
Arron kembali mendekati Brisia hendak memeluknya tapi ditahan sama Aldo.
"Brie maafin Aku, aku khilaf. Please jangan putusin aku!"
"Kesalahan kamu fatal Ar! Aku nggak bisa maafin!"
"Aku janji nggak bakal selingkuh lagi Brie, kasih aku kesempatan!"
"Nggak! Aku nggak mau sama cowok yang udah celap celup sama cewek lain. Pokoknya kita putus! Aku benci sama kamu Ar!"
Brisia mencoba pergi dari sana, rasanya udah bener-bener muak. Apalagi ngeliat Disa yang ngga ada itikad baiknya sama sekali.
"Brie Aku anter pulang ya!" Bujuk Arron sekali lagi.
"Nggak mau! Kita udah selesai!"
"Hoek!!" Disa tiba-tiba mual dan menutup mulutnya. Bikin semua orang langsung menoleh.
Brisia langsung mendorong Arron agar menjauh
"Urusin tuh! Sapa tau kecebong Elo tumbuh!"
Brisia berlari sambil menangis, Arron mau ngejar tapi ditahan sama teman-temannya. Mereka tentu tau Brisia butuh waktu sendiri saat ini.
aron mah sesetia itu
kan kalo lagi sama kamu ingat disa
kalo lagi sama disa ingat kamu
😸😸😸