NovelToon NovelToon
Melting The Iced Princess

Melting The Iced Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Sekuel dari Bunga dan Trauma.

Jelita Anindya memutuskan pindah ke desa tempat tinggal ayah dari papanya, sebuah desa yang dingin dan hijau yang dipimpin oleh seorang lurah yang masih muda yang bernama Rian Kenzie.

Pak Lurah ini jatuh cinta pada pandangan pertama pada Jelita yang terlihat cantik, anggun dan tegas. Namun ternyata tidak mudah untuk menaklukkan hati wanita yang dijuluki ‘Iced Princess’ ini.

Apakah usaha Rian, si Lurah tampan dan muda ini akan mulus dan berhasil menembus tembok yang dibangun tinggi oleh Jelita? Akankah ada orang ketiga yang akan menyulitkan Rian untuk mendapatkan Jelita?

follow fb author : mumuyaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip (Makin Digosok Makin Sip)

Jelita baru saja tiba di Rumah Sakit Umum Daerah tempatnya bekerja pada pukul setengah delapan pagi. Langkahnya anggun, mantap, dan penuh kepercayaan diri. Sesekali ia tersenyum kecil sambil menyapa perawat, dokter, maupun staf lain yang berpapasan dengannya.

Meski terkenal berwajah datar dan jarang menunjukkan ekspresi, Jelita justru dikenal ramah tanpa basa-basi. Banyak yang menyukainya—‘old money tapi nggak sombong’, begitu kata sebagian besar orang. Selama ini ia tidak punya haters di kampung ini. Namun, sepertinya hari ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.

Ketika berjalan dari arah parkiran menuju ruang praktiknya, pendengarannya menangkap percakapan kecil dari sekelompok gadis muda yang berdiri sambil memegang berkas rekam medis. Jelita tidak bermaksud menguping, tapi suara mereka cukup keras untuk tidak didengar.

“Beneran lho ini. Kemarin ayahku lihat sendiri Mbak Nadya nangis-nangis keluar dari ruangan Pak Lurah,” ujar gadis berambut pendek.

“Lho, kok bisa? Ngapain coba Mbak Nadya keluar dari ruang Pak Lurah sambil nangis?” timpal yang lain.

“Sudah pasti, Pak Lurah nggak mau tanggung jawab sama Mbak Nadya yang katanya lagi hamil,” sahut gadis ketiga yang terdengar paling kepo.

“Eh, jangan asal fitnah! Kita belum tahu cerita sebenarnya,” gadis kedua menegur.

Namun gadis ketiga tetap ngotot. “Pacarannya udah lama. Rencana nikah juga udah ada, cuma diundur terus sama Pak Lurah. Apalagi sekarang Pak Lurah kecantol sama Mbak Jelita, cucunya Kakek Doni itu.”

Jelita tertegun sejenak, tapi ia tidak menatap ke arah mereka. Ia tetap melangkah lebih cepat dari sebelumnya. Namun samar-samar Jelita masih bisa mendengar percakapan mereka.

“Mbak yang ngisi sesi psikologi waktu fun walk itu, kan?” tanya gadis pertama.

“Iya, yang itu,” jawab yang ketiga. “Banyak warga lihat loh, beberapa hari lalu Pak Lurah sama Mbak Jelita lari pagi bareng. Jelas banget Pak Lurah ngejarnya.”

“Ya Allah… apaan sih ini,” batin Jelita, menahan wajahnya tetap datar meski dadanya memanas.

Ia terus berjalan, tetapi kata-kata itu seolah menempel di telinganya, membuat langkahnya terasa berat.

Saat tiba di depan ruangannya, Jelita kembali mendengar bisik-bisik serupa. Kali ini dari Wina, petugas administrasi yang duduk tepat di depan pintu.

“Iya, Win. Nadya itu katanya ngadu sama keluarganya, makanya pulang nangis dari ruangan Pak Lurah…”

“Tapi kok disangkutpautkan sama Mbak Jelita sih…?”

Baru Wina menyadari keberadaan Jelita.

“Ssst! Mbak Jelita.” Ia langsung berdiri dan tersenyum ramah, pura-pura tidak mengatakan apa pun.

Jelita membalas senyuman itu seolah tidak terjadi apa-apa. Begitu pintu ruangannya tertutup, barulah ia menghembuskan napas panjang.

Ia duduk di kursinya, menyandarkan tubuh pelan. Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu terakhir, ketenangan yang selalu melekat padanya mulai goyah.

“Kenapa namaku ikut dibawa-bawa?” gumamnya pelan. “Terus… apa tadi? Nadya… hamil? Mas Rian punya anak?”

Jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya. Bukan karena cemburu, bukan karena marah, tapi karena ia tidak suka diseret dalam urusan yang bukan miliknya.

Ia meraih gelas air di mejanya, meneguk sedikit, namun tangannya sempat bergetar.

“Ini masalah apa lagi, ya Tuhan…”

Ia terdiam lama, memandang meja yang biasanya penuh berkas rapi, tetapi pagi ini terasa seperti tempat paling asing baginya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jelita merasakan apa artinya jadi pusat gosip yang tidak ia undang.

*

*

*

Begitu Rian tiba di kantor kelurahan, suasana langsung terasa berbeda. Beberapa staf buru-buru menunduk, sebagian lagi pura-pura sibuk. Rian sudah setahun ini jadi lurah, jadi ia tahu ada yang tidak beres.

Baru saja ia akan membuka pintu ruangannya, Adam—staff yang paling dekat dengannya—datang menghampiri dengan raut wajah gelisah.

“Mas… boleh ngomong sebentar?” tanya Adam hati-hati.

Rian mengangguk dan masuk ke ruangannya dengan Adam mengikuti di belakang.

“Ada apa? Dari tadi semua orang kelihatan aneh.”

Adam menarik napas panjang. “Mas… masyarakat lagi pada ngomongin Mas Rian.”

Rian mengangkat alis, tampak tidak peduli. “Biasa, Namanya juga lurah.”

“Bukan gosip biasa, Mas.” Adam menelan ludah. “Ini… soal Mbak Nadya.”

Rian yang sedang membuka map langsung berhenti.

“Gosip apa?” suaranya menajam.

Adam menunduk sebentar sebelum menjelaskan, “Tadi pagi, banyak warga bilang kalau Mas Rian menghamili Mbak Nadya… terus Mas nggak mau tanggung jawab.”

Rian terdiam beberapa detik. Lalu ia tertawa kecil, bukan karena lucu, tapi karena saking absurdnya.

“Omong kosong apa lagi ini?” Rian mendesis.

Adam tampak serba salah. “Mas… soalnya, kemarin warga lihat sendiri Mbak Nadya keluar dari ruangan Mas sambil nangis. Orang-orang langsung mikir yang macem-macem…”

Rian memejamkan mata, rahangnya mengeras. Ia tahu persis adegan itu. Nadya menangis karena ia menolak perasaannya, bukan karena hal lain.

Tapi masyarakat… selalu suka menyimpulkan seenaknya.

“Jadi…” Rian menatap Adam tajam. “Hanya karena dia keluar nangis, orang-orang langsung bikin cerita kalau aku menghamili dia? Gitu?”

Adam mengangguk pelan. “Banyak yang ngomong, Mas. Apalagi… beberapa warga lihat Mas sering bareng Mbak Jelita akhir-akhir ini. Jadi mereka mikir Mas ninggalin Mbak Nadya demi Mbak Jelita.”

Rian menghempaskan diri ke kursi, memijit pelipisnya keras. Amarah dan kekecewaan bercampur menjadi satu.

“Susah banget ya, manusia itu…” gumamnya pahit. “Lihat orang nangis sedikit aja langsung diplot sendiri cerita lengkapnya. Nggak pakai mikir dulu.”

Adam tidak bisa menyangkal, hanya diam menunduk.

Rian melanjutkan dengan nada kesal, “Kalau aku ini lurah, harusnya mereka percaya dulu sebelum nuduh. Tapi ya gitu… yang namanya gosip pasti lebih enak buat dibahas.”

Suasana hening sesaat.

“Mas…” Adam ragu-ragu. “Mas yakin nggak apa-apa?”

Rian menghembuskan napas panjang. “Yang bikin aku kesal bukan cuma gosipnya, Dam. Tapi… Jelita.”

Adam mengerutkan kening. “Kenapa Mbak Jelita?”

Rian menatap kosong ke arah jendela. “Kalau Jelita dengar gosip ini… gimana kalau dia salah paham? Gimana kalau dia kecewa? Dia pasti mikir aku ini laki-laki nggak benar.”

Suaranya merendah, lebih seperti pengakuan jujur daripada keluhan.

“Aku takut,” lanjutnya. “Jelita itu beda… aku nggak mau dia lihat aku dari gosip murahan kayak gitu.”

Adam terdiam, melihat bagaimana Rian benar-benar terpukul oleh bayangan itu.

Rian menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap langit-langit kantor dengan nafas berat.

“Semoga saja… Jelita belum dengar apa-apa.”

Namun, dalam hati kecilnya, Rian tahu kemungkinan itu sangat kecil.

“Nggak mungkin juga nggak dengar. Kampung ini kecil. Suara kentut orang saja bisa didengar satu kampung, apalagi gosip, yang makin digosok makin sip," gumam Rian.

1
😇😇
banyak banget alasan dan dan 🤣🤣
😇😇
dipanasin thor biar cair wkwkwkw
Supryatin 123
lnjut thor 💪 💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
cieeeeee.... mau.lihat cemburu nya papa fadi saat jelita nemplok melulu sama rian...🤣🤣🤣🤣
Esther Lestari
terharu baca part ini.
Jelita begitu disayangi oleh keluarga Bunga.
Gak sabar menunggu hari pernikahan Jelita dan Rian
Supryatin 123
🤭🤭🤭 mulai luluh tu lnjut thor 💪💪
Esther Lestari
Harimau betina nya kalau lagi ngamuk bahaya ya Zaidan🤭
Lyana
wkwkwkwk bisa ae remaja tanggung
Esther Lestari
Fadi sudah rela nih anak gadis ada yang meminta.
Bahagia banget pak lurah😄
Yanti Gunawan
please lah mbok yo d banyakin thor 😍
Hary Nengsih
lom akad jangan kawin dulu😄
Supryatin 123
otw nikah nich.siapin amplop donk.lnjut Thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
heh nikah bambang bukan kawin lu kata jelita anak kucing,, emang sih dulu si fadi kucing garong...🤣🤣🤣
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
fadi said,,, atit hati papa dek,, diduakan sama si lurah sableng..🤣🤣🤣🤣
dramatisasi si fadi dan mama bunga cuma bisa tepok jidat....🤣🤣🤣🤣
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
mosokkk...... winginane wae ngamuk ngamuk🤣🤣🤣
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈: masaaaaaakkk.... kemarin aja marah marah..🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Esther Lestari
Semoga bu Sri bisa menerima masa lalu Jelita dan menjadikan Jelita menantunya
Supryatin 123
lnjut kan donk Thor Ampe hbis baru lnjut Laen ya lnjut thor 💪💪
mumu: siip kak 👍👍 makasih sudah setia ya 🥰🥰
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut jelita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!