elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Krisis Lingkungan dan Ramalan Permaisuri
Kehidupan di Kastil Astrea mulai memasuki rutinitas aneh mereka: pagi hari dihabiskan untuk mengatur kerajaan berdasarkan bocoran pikiran, dan malam diisi dengan tawa dan keintiman yang jujur. Namun, ketenangan ini segera diganggu oleh masalah baru, yang kali ini menyangkut lingkungan.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Mengatasi krisis lingkungan yang diramalkan dalam plot. Gunakan pengetahuan Sistem untuk menerapkan solusi modern. Target: Kesejahteraan Kerajaan.]
Berita datang dari Provinsi Selatan: penyakit misterius menyerang ternak dan tanaman, mengancam panen tahunan. Para Magister Alam dan Tabib Kerajaan bingung. Mereka menduga itu adalah kutukan atau penyakit yang dibawa angin.
Rayden dan Elara membahasnya di ruang kerja. Rayden menyebarkan laporan-laporan yang penuh dengan istilah sihir dan botani kuno.
"Mereka tidak bisa menemukan akar masalahnya, Elara," kata Rayden, menghela napas. "Jika kita kehilangan panen ini, akan terjadi kelaparan di musim dingin."
Elara fokus pada masalah itu, mencari-cari detail dari novel aslinya. "Penyakit misterius? Bukan kutukan. Itu adalah masalah polusi industri yang menyamar sebagai sihir! Aku ingat, di novel asli, ini terjadi karena limbah dari tambang kuno di dekat sungai. Mereka menyebutnya 'Penyakit Daun Hitam,' tapi itu hanya keracunan arsenik akibat penambangan yang berlebihan!"
Rayden menatapnya tajam. "Keracunan arsenik? Penambangan yang berlebihan? Limbah industri? Kita berada di dunia fantasi, Elara. Tidak ada yang namanya 'arsenik'."
"Pikirkanlah, Rayden," balas Elara, menekan pikirannya. "Istilahnya mungkin berbeda, tapi efeknya sama. Limbah penambangan, yang disebut 'Debu Kegelapan' dalam bahasa lokal, telah mencemari air Sungai Glimmer. Di novel asli, Raja Tua butuh setahun untuk mengetahuinya, dan kelaparan sudah melanda!"
Rayden segera meraih gulungan peta lama, mencari Tambang Kuno yang disebutkan Elara. Rayden menyadari bahwa bug itu tidak hanya memberinya informasi tentang intrik sosial dan politik, tetapi juga tentang ilmu pengetahuan dunia lain yang tersamarkan dalam istilah fantasi.
"Baiklah," kata Rayden, mengambil pena. "Aku akan mempercayai 'ramalanmu'. Kita tidak punya waktu untuk membuktikan keracunan arsenik atau 'Debu Kegelapan'. Kita harus segera bertindak."
Rayden dengan cepat menuliskan perintah. "Aku akan mengirim Kapten Pengawal, bukan Tabib, ke Tambang Kuno itu. Mereka harus segera menghentikan semua operasi penambangan di sana, meskipun itu ilegal. Lalu, kita harus memurnikan air Sungai Glimmer."
"Pemurnian air!" Elara segera memfokuskan pikirannya pada solusinya. "Di novel, salah satu Magister akhirnya menemukan solusinya: mereka menggunakan Kristal Laut yang dicampur dengan mantera purifikasi. Kristal itu menyerap 'racun' dari air. Cepat, cari Kristal Laut! Dan perintahkan pembangunan sistem filter alami di hulu sungai!"
Rayden segera memanggil penasihatnya. "Panggil Magister Elya, pakar Kristal Laut. Saya butuh dia untuk segera menyiapkan sejumlah besar Kristal Laut murni untuk diletakkan di sepanjang Sungai Glimmer. Dan persiapkan pekerja untuk membangun bendungan filter alami di hulu sungai, seperti yang digunakan oleh suku-suku kuno."
Para penasihat Rayden, yang mendengar perintah cepat dan spesifik itu, tampak terkejut. Mereka terbiasa dengan proses musyawarah yang lambat.
Setelah para penasihat pergi, Rayden menatap Elara. "Kau benar-benar penyelamat lingkungan, Elara. Tapi... bagaimana kau tahu tentang suku-suku kuno yang menggunakan bendungan filter alami?"
"Itu ada di Bab 7, sub-plot tentang sistem irigasi, yang kemudian diabaikan oleh penulis demi romansa," jawab Elara dengan nada datar.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Misi Sampingan: Berhasil. Pengetahuan dari 'Plot yang Diabaikan' sangat vital. Rayden semakin mengandalkan Anda.]
Beberapa hari kemudian, hasilnya terlihat. Penambangan dihentikan, dan Kristal Laut serta filter alami mulai membersihkan Sungai Glimmer. Penyakit pada ternak dan tanaman segera mereda.
Rakyat Astrea memuji Rayden dan Permaisuri. Mereka menyebut Elara sebagai "Permaisuri Ramalan" yang memiliki kebijaksanaan luar biasa dan mampu melihat ancaman sebelum orang lain.
Elara dan Rayden kembali ke ruang kerja mereka. Padi Hangat I sedang bermain-main dengan pena bulu emas.
"Jadi, kita menyelamatkan Kerajaan dari kelaparan, berkat plot yang diabaikan," kata Elara, menyandarkan diri di bahu Rayden. "Ini jauh lebih bermanfaat daripada hanya berfokus pada Poin Cinta."
"Poin Cinta dan keselamatan kerajaan adalah hal yang sama sekarang, Elara. Karena aku mencintaimu, aku mendengarkan setiap pikiranmu, dan itu menyelamatkan kita semua," Rayden mencium rambut Elara.
"Aku mencintaimu. Aku sangat senang ini berhasil. Aku ingin memakan semua kue di kastil sebagai perayaan. Dan membelikan Padi Hangat sepuluh bantal beludru baru."
Rayden terkekeh. "Kita akan makan kue. Tapi Padi Hangat hanya butuh satu bantal. Dia sudah cukup istimewa tanpa sepuluh bantal, Permaisuri yang tamak."