NovelToon NovelToon
SHE LOVE ME, I HUNT HER

SHE LOVE ME, I HUNT HER

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dokter / Transmigrasi / Idola sekolah
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Agatha Aries Sandy dikejutkan oleh sebuah buku harian milik Larast, penggemar rahasianya yang tragis meninggal di depannya hingga membawanya kembali ke masa lalu sebagai Kapten Klub Judo di masa SMA.

Dengan kenangan yang kembali, Agatha harus menghadapi kembali kesalahan masa lalunya dan mencari kesempatan kedua untuk mengubah takdir yang telah ditentukan.

Akankah dia mampu mengubah jalan hidupnya dan orang-orang di sekitarnya?


cover by perinfoannn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah demi Langkah

Di sisi lain, Kapten Judo yang nyaris tak pernah absen, justru menghilang hari itu. Reza jadi curiga, ada apa gerangan dengan sahabatnya itu. Selain mendadak menjauh, Agatha juga jadi sosok misterius yang jarang terlihat kumpul dengan anak-anak Gymnasium.

Sore itu, usai latihan, Reza memutuskan menyambangi rumah Agatha.

Tok! Tok! Tok!

Ibu Agatha buru-buru membuka pintu, berharap yang datang adalah putranya yang kabur.

“Eh... Reza.” Wajah kesal Ibu Agatha langsung berubah sumringah. “Nak Agatha nggak ada di rumah, Za.”

“Terus kemana, Tante?” tanya Reza sopan.

“Justru itu, Za, yang Tante bingungkan. Anak itu, sudah babak belur begitu, masih saja kabur,” keluh Ibu Agatha.

“Ka-kabur?” Reza terheran-heran.

“Sudah lama kamu nggak main ke sini, ya? Masuk dulu, deh. Sambil nunggu Agatha pulang, Tante mau telepon ayahnya dulu, siapa tahu dia ke rumah Larast,” ujar Ibu Agatha, membuka pintu lebar. Reza masuk dan duduk di sofa.

“Silakan, silakan... Tante buatkan minum.” Ibu Agatha meninggalkan Reza di ruang tamu dan bergegas membuatkan es sirup di dapur.

Reza mengamati sekeliling rumah sahabatnya. Hampir dua minggu ia tak mampir. Dulu, mereka sering main PS bareng di ruang tamu ini.

Tak lama kemudian, Ibu Agatha datang membawa nampan berisi segelas es sirup. “Ini, Za, diminum.”

Reza bangkit dan mengambil gelas dari nampan. “Terima kasih, Tante.”

“Kalian berantem, ya? Kok, sudah lama nggak main ke sini? Biasanya juga ngerjain PR bareng, belajar bareng.”

Reza tersenyum tipis, lalu menggeleng.

“Kamu kenal Larast?” tanya Ibu Agatha.

Reza mengangguk ragu. Ia hanya beberapa kali bertemu gadis bernama Larast itu di Gymnasium.

“Dia itu diculik. Nah... Agatha ini lagi sibuk mencarinya. Semalam kabur dari rumah, pulang babak belur, sekarang kabur lagi,” jelas Ibu Agatha.

“Hah? Diculik?” Reza kaget. Agatha tampak begitu peduli pada gadis yang baru dikenalnya itu. Biasanya, Agatha hanya peduli pada Rena. Reza jadi semakin penasaran.

Ibu Agatha mengangguk. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Ayah Agatha menelepon.

“Hallo, Yah. Agatha kabur lagi?”

“Astaga... Anak itu, nanti Ayah suruh rekan Ayah buat nyari dia.”

“Yah, Larast gimana? Sudah ketemu?”

“Tim lagi menuju lokasi, titiknya di Jakarta Pusat. Jalan Kusuma, nggak jauh dari rumah Eyang,” jawab Ayah Agatha tergesa-gesa. “Sudah dulu ya, Bu.” Panggilan terputus.

Reza bangkit dari sofa dan berpamitan, “Tante, saya pulang dulu ya…”

“Oh, iya, Za. Nanti kalau Agatha pulang, biar dia telepon kamu.”

Reza tersenyum, tapi langkahnya ragu. Ia kembali menghadap Ibu Agatha.

“Tante... Tante tahu alamat rumah Larast?” tanya Reza dengan nada bimbang.

Ibu Agatha terdiam sejenak, lalu masuk ke dalam untuk mengambil bolpoin.

“Seingat Tante, kata Ayahnya, rumah Larast di sini. Kalau ketemu, suruh dia pulang ya, Za. Bilang, Larast sudah ketemu, biar Ayahnya yang nyari. Tante khawatir.” Secarik kertas berisi alamat Larast diberikan pada Reza.

Reza mengangguk, lalu menyimpan kertas itu di saku seragamnya. Ia bergegas keluar rumah Agatha dan melaju dengan motornya menuju alamat Larast.

Hampir sampai, Reza melihat seorang polisi berjaga di depan pagar biru. Ia segera menepi dan memarkirkan motornya di sebuah toko. Ketahuan memakai seragam dan motor, bisa runyam urusannya.

Reza mendekat, lalu memberi hormat. “Selamat sore, Pak!”

Polisi itu membalas hormat.

“Pak, mau tanya, Aries masih di dalam rumah ini?” tanya Reza tenang.

Polisi itu mengerutkan dahi. “Maksudmu, anaknya Komandan Haris?”

“Be... Betul sekali,” jawab Reza, mengacungkan jempol.

“Oh, anak itu lagi ke rumah sakit di persimpangan jalan. Nganter ibunya Larast yang pingsan,” jawab Pak Polisi.

“Oh, begitu, Pak. Makasih ya, Pak.” Reza memberi hormat sebelum berbalik dan pergi. Ia kembali ke toko untuk mengambil motornya, lalu bergegas menuju rumah sakit.

“Kenapa, sih, gue jadi peduli sama pecundang itu? Padahal, dia sudah fitnah gue,” gerutu Reza. Ia sudah tiba di parkiran rumah sakit, tapi enggan masuk mencari Agatha. Rasa kesal masih mengendap di dadanya. Sahabatnya itu telah menuduhnya mengirim preman untuk menghajarnya. Padahal, bukan dia pelakunya. Dan sepertinya, Agatha tak mau mendengar penjelasannya. Bahkan, kini Reza juga berusaha mencari tahu siapa dalang di balik penyerangan terhadap Agatha dan Leo.

Reza pun keluar dari parkiran, berniat mengurungkan niatnya mencari tahu lebih jauh tentang masalah sahabatnya itu.

Namun, saat keluar, ia melihat Agatha berdiri di pinggir jalan sambil menggaruk tengkuknya.

“Ngapain loe disini?” sapa Reza ketus, menghentikan motornya tepat di samping Agatha.

Agatha menoleh dan mengernyit kesal. “Apaan, sih? Nggak usah ikut campur,” jawab Agatha sinis, lalu berjalan menjauhi Reza.

Reza menyalakan mesin motornya dan melaju pelan. “Loe nyari Larast, kan?”

Agatha berhenti, menoleh kembali ke arah Reza. “Jangan bilang, loe yang nyuruh orang buat nyulik dia.” Mata Agatha membulat tajam.

“Bego loe!” Reza menjitak kepala Agatha pelan. “Kenapa, sih, loe selalu mikir gue ini jahat kayak mafia?” keluh Reza.

“Terus, dari mana lo tau gue nyari Larast?" Agatha mengangkat dagunya.

“Tahu lah, gue baru dari rumah loe. Ketemu nyokap loe. Bokap loe telepon, katanya Larast sudah ketemu,” jawab Reza.

“Terus?”

“Ya, terus gue denger, Larast ada di daerah Jakarta Pusat, nggak jauh dari rumah Eyang loe,” imbuh Reza.

Agatha mengangguk, lalu berjalan meninggalkan Reza.

“Eh... Gitu doang loe!” gerutu Reza, menyalakan mesin motornya lagi dan mengikuti Agatha dari belakang.

“Iya, gue mau nyari dia. Udah, loe pulang sana!”

“Nggak mau gue bantu nyari dia?” Reza menawarkan diri, berharap hubungannya dengan sahabatnya bisa membaik.

Agatha menyipitkan mata, berusaha mencari tahu maksud tersembunyi di balik perkataan Reza.

“Mau nggak loe? Gue kan naik motor, loe mau jalan kaki sampai sana, hah?”

Agatha terdiam sejenak. Reza turun dari motornya, lalu mengeluarkan helm dari dalam jok.

“Nih, pake!” Reza melempar helm itu ke arah Agatha dengan pelan.

Agatha mengambil helm itu dan merebut kunci motor dari tangan Reza. “Gue aja yang boncengin, kamu masih di bawah umur,” ucapnya.

Reza mengernyit. “Lah, umur loe sama gue kan sama,” keluh Reza.

“Udah, diem.”

Motor mereka pun melaju ke arah Jakarta Pusat, memulai petualangan dalam misi pencarian Larast.

Bersambung

Akankah Agatha dan Reza dapat menemukan Larast? Atau mungkinkah Tim Cyber Crime yang mendahului mereka menemukan Larast?

Semoga Larast masih bisa di selamatkan,ya.

1
Iqueena
Leo, kamu terlalu baik🥹. Sesekali gak maapin org gkppa kok, jangan sebaik itu jadi manusia
Dewi Ink
aku yakin pasti ketemu. polisi gitu loh😎
Dewi Ink
jahat bgt kamu jadi orang
Dewi Ink
emang dasar bocah 😂 jewer aja bu
Oksy_K
aku kira larast ini tipe yg kalem, wow di luar ekspektasi. bagus bgt thor😂🤭
Oksy_K
jgn terlena dulu agatha, pembalasanmu belum berakhir
Oksy_K
hajar terus jgn kasih kesempatan😂
Oksy_K
wkwk hajar sampe babak belur, dan putus hubungan juga. jgn mau punya temen yg nusuk dari belakang kek reza
Nuri_cha
hmm... gombal. bentar lagi larast bakal jd adik kamu. jd terbangnya jgn tinggi2 ya ries
Nuri_cha
hahaha... bisa jadi, ries
Nuri_cha
agtha nih, tangannya gak mau diem bgt ya
Nuri_cha
harus dipanggil bapaknya dulu, Agatha baru mau nurut
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝
ngak benjol kan kepalamu agatha? 🥴🤣
Xlyzy
ah bos uang mu boleh banyak sekarang tapi liat aja nanti pas kau mati ga ada gunanya tu uang
sunflow
semangat ries..
sunflow
waduh .... jalan buntu. pinjem pintu doraemon ris
rokhatii
kasian ternyata reza😭
rokhatii
ayo baikan😄😄
Dasyah🤍
wkwk Dia punya kekuatan super makanya lari dia laju 🤣
Dasyah🤍
wkwkwk jangan gitu dong saking Pengen nya kamu mengulang kembali Waktu sampai kejedot kan ( nada bercanda)😭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!