NovelToon NovelToon
Cinta Sang CEO Dingin

Cinta Sang CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / CEO / Bullying di Tempat Kerja / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di kota megah Aurelia City, cinta dan kebencian berjalan beriringan di balik kaca gedung tinggi dan cahaya malam yang tak pernah padam.

Lina Anastasya, gadis sederhana yang keras kepala dan penuh tekad, hanya ingin bertahan hidup di dunia kerja yang kejam. Namun, takdir mempertemukannya dengan pria paling ditakuti di dunia bisnis Ethan Arsenio, CEO muda yang dingin, perfeksionis, dan berhati beku.

Pertemuan mereka dimulai dengan kesalahpahaman konyol, berlanjut dengan kontrak kerja yang nyaris seperti hukuman. Tapi di balik tatapan tajam Ethan, tersembunyi luka masa lalu yang dalam… luka yang secara tak terduga berhubungan dengan masa lalu keluarga Lina sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10

Pagi berikutnya, Lina tiba di lantai 50 dengan perasaan campur aduk antara mual dan antisipasi.

Meja penjaranya di sudut telah lenyap. Interkom yang hangus juga hilang.

Sebagai gantinya, di dekat dinding kaca raksasa berlawanan dengan singgasana Ethan tapi masih dalam garis pandang langsungnya berdiri sebuah stasiun kerja baru.

Itu bukan meja biasa. Itu adalah meja L-shaped dari kaca buram dan logam krom yang ramping, dilengkapi dengan kursi ergonomis high-end yang tampak seperti bisa meluncurkan roket. Di atasnya ada dua monitor 30 inci yang masih gelap, sebuah keyboard ramping, dan telepon digital multi-saluran.

Lina meletakkan tasnya, hampir tidak berani menyentuh apa pun.

Pukul 07.55, Ethan Arsenio masuk. Dia melirik Lina yang berdiri kaku di samping meja barunya, lalu berjalan ke mejanya sendiri tanpa sepatah kata pun. Seolah-olah dia mengharapkan Lina sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Lina menarik napas dan duduk di kursi barunya. Kursi itu mendesis pelan saat menerima bebannya, menyesuaikan diri dengan punggungnya. Rasanya... luar biasa nyaman.

Ia menyalakan komputer. Layarnya menyala, menampilkan logo Arsenio Group.

Dia sekarang online.

Sistem memintanya untuk login. Dia tidak punya login.

Lina menatap punggung Ethan, ragu-ragu. Haruskah dia bertanya? Tapi dia tidak punya interkom. Dia tidak berani berteriak.

Tepat saat kepanikan mulai menjalari dirinya, telepon di mejanya berdering pelan—bunyi bip elektronik yang sopan, sangat berbeda dari dering interkom kuno yang melengking.

Lina menekan tombol speaker. "Kantor Presdir Arsenio, Lina Anastasya berbicara."

"YA TUHAN!" Suara ceria Elena meledak dari speaker hingga membuat Lina terlonjak. "DIA BENAR-BENAR MEMBERIMU MEJA! DENGAN DUA MONITOR! APA KAU MENYIHIRNYA, GADIS?"

"Sssst! Elena! Pelankan suaramu!" bisik Lina panik, buru-buru mematikan speaker dan mengangkat gagang telepon. Dia melirik Ethan. Pria itu tidak bergerak, tapi Lina yakin bahunya sedikit menegang.

"Maaf," kata Elena, kini berbisik di telepon. "Aku hanya... syok. Meja itu sudah kosong selama bertahun-tahun. Tidak ada yang pernah bertahan cukup lama untuk... yah, kau tahu. Oh, ngomong-ngomong, password login sementara-mu ada di catatan tempel di bawah keyboard-mu. Aku yang menaruhnya tadi malam. Sama-sama."

Lina mengangkat keyboard-nya. Benar saja, ada catatan kuning di sana. "Elena, kau penyelamat."

"Aku tahu. Sekarang, bersiaplah. Karena kau sudah punya alat, dia akan benar-benar melepaskan neraka padamu. Semoga berhasil!"

Klik.

Lina berhasil login. Desktop-nya langsung dibanjiri dengan kalender, platform email, dan akses ke database perusahaan. Rasanya luar biasa.

Dua menit kemudian, sebuah email masuk.

Dari: Ethan Arsenio Subjek: Laporan Riset Pasar Kuartal Ini

Isi: 80 halaman. Aku mau lima poin utamanya. Kau punya sepuluh menit.

Lina menatap layar dengan ngeri. 80 halaman? Sepuluh menit? Pria itu gila.

Tapi ia tidak punya waktu untuk berdebat. Dia membuka lampiran PDF itu. Jargon bisnis, grafik, proyeksi...

Lina adalah pembaca cepat. Dia memindai executive summary, mencari anomali data, mengabaikan semua bahasa pemasaran yang berbunga-bunga, dan langsung menuju ke angka-angka mentah. Dia mengetik dengan cepat, jari-jarinya terbang di atas keyboard baru yang responsif.

Dia tidak menulis rangkuman. Dia menulis apa yang Ethan butuhkan:

Kepada: Ethan Arsenio Subjek: RE: Laporan Riset Pasar Kuartal Ini

Intisari 5 Poin:

Penjualan Sektor A turun 15% (di luar proyeksi).

Pesaing (Grup Devina) meluncurkan produk tandingan dua minggu lebih cepat.

Biaya akuisisi pelanggan naik 30% (tidak efisien).

Riset menyebutkan kemasan kita "kuno".

Rekomendasi laporan untuk "re-branding" adalah buang-buang waktu; masalahnya ada di logistik, bukan warna logo.

Dia berhenti sejenak sebelum menekan 'Kirim'. Poin nomor lima adalah murni opininya, bukan dari laporan. Itu berisiko.

Ah, persetan.

Dia menekan 'Kirim'. Waktu: sembilan menit.

Dia menahan napas, menatap punggung bosnya di seberang ruangan.

Dia melihat Ethan berhenti mengetik. Pria itu pasti sedang membaca emailnya.

Keheningan berlangsung selama tiga puluh detik.

Lina bisa melihat pantulan samar Ethan di jendela kaca raksasa di sampingnya. Pria itu tidak bergerak. Dia membaca email itu lagi.

Kemudian, telepon di meja Lina berdering. Bip sopan yang sama.

Lina mengangkatnya. "Ya, Tuan?"

"Laporan tadi," suara dingin Ethan terdengar jernih di gagang telepon. "Aku tidak bertanya opini-mu tentang logistik."

Jantung Lina mencelos. Dia sudah keterlaluan. "Saya minta maaf, Tuan. Saya hanya—"

"Aku bertanya lima poin utama," lanjut Ethan. "Poin nomor limamu salah."

Lina menguatkan dirinya. "Tuan?"

"Itu bukan 'opini'. Itu fakta. Ulangi laporan tadi. Dan kali ini, fokus pada poin nomor dua dan tiga. Aku mau analisis satu halaman tentang peluncuran Grup Devina. Setengah jam."

Klik.

Lina menatap gagang telepon. Dia tidak dipecat. Dia... baru saja diberi lebih banyak pekerjaan. Pekerjaan yang lebih sulit.

Dia melirik pantulan Ethan di jendela. Pria itu sudah kembali bekerja.

1
Putra
ljutttttttttttt
Putra
mntppp
Alex Hutagalung
tak bakalan dibolehin Ethan mengundurkan diri, karna Ethan sendiri udah mulai suka Ama Lina 🤭
Alex Hutagalung
semangat thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Dedi
lnjut thor
Dedi
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sheryn
😍😍
Sheryn
seru ni
Sheryn
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Fitriani
lanjutkan
Indah Ratna
yah baru tahu rasa Lina recent🤣
Indah Ratna
😍😍😍
Indah Ratna
🤣🤣😍
Indah Ratna
good thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
gantung lanjutan thor
Ardi
good
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
😍😍😍
Putra
lanjut thor
Putra
mantappp
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Putra
gasdd pol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!