NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:173k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh lima~ Kawasan Klan Ananta

Jaket bomber yang ia pakai menjadi tempat tangan Gala mencengkram erat sekarang.

Jaraknya lebih jauh, sebab Russel mengambil jalan memutar menuju rumah besar.

Tak ada obrolan yang terjadi, Gala lebih memilih hanyut dalam riuh pikiran dan suara hatinya, sementara Russel memilih fokus pada jalanan. Sesekali Gala teralihkan pada potret sudut jalanan ibukota, setidaknya ia harus menghafal beberapanya.

Gala sepertinya harus menyingkirkan bayangannya tadi jauh-jauh. Karena jelas ekspektasinya tentang rumah oma itu berbeda jauh. Ia menelan salivanya sulit sekaligus tertegun saat laju motor mulai membelah jalanan perumahan elite.

Yeah, Gala simpulkan begitu sebab semakin sini, rumah-rumah yang dilaluinya bisa dikatakan rumah-rumah besar bergaya mewah dengan mobil-mobil terparkir di carport atau garasinya.

Ini tidak salah jalan kah?

Speechless, mungkin itu yang terjadi saat Russel menepikan motor di depan rumah dengan gerbang besar dan pos security di depannya. Alih-alih hanya seorang berseragam coklat saja yang keluar, Gala semakin terhenyak mendapati dua orang berseragam loreng juga ada disana saat gerbang dibuka.

"Bang."

Sapa ramah nan akrab mereka dengan Russel, sementara Gala ..hanya bisa terdiam syok saja di belakang boncengan hingga motor melaju lebih dalam masuk ke pelataran dengan beberapa motor dan mobil. Sejuk...teduh dan indah. Begitu matanya memotret setiap sudut rumah besar dengan dua pohon besar menaungi dan memayungi. Belum lagi pot-pot berisi tanaman yang subur dan sehat di sana.

Pohon angsana dan tabebuya yang mengintip manja diantara area samping rumah dimana kolam ikan dan ayunan serta gazebo itu bunganya berguguran, terhampar bahkan beberapanya sampai mengambang di atas kolam. Seolah sedang menyapanya hangat.

Hay Gala,

Disaat yang sama, Gala baru menyadari jika sesuatu yang diobrolkan papa dan mama pagi tadi itu betulan. Perwira muda yang memboncengnya ini...Gala menatapnya mengamati.

Ia masih terdiam sesaat setelah Russel mematikan mesin motornya, "mau turun apa betah di boncengan?" ucapannya itu menyadarkan Gala yang segera turun.

Gadis itu mengontrol perasaan takjubnya yang masih saja mencerna keadaan, "Sel, aku pulang aja deh kayanya." Ia menyerahkan paper bag berisi kotak hadiah yang telah dibeli Russel dan dirinya di mall tadi, pandangannya turun melihat banyak pasang sendal dan sepatu di depan pintu rumah.

"Loh, kenapa?" kekeh Russel menggosok rambutnya yang tertekan helm sejenak. Ia sudah mengajak Gala dengan menarik tangannya untuk masuk. Alih-alih terbawa, Gala justru membeku di tempatnya.

"Di dalem rame kayanya, padahal tadi kamu bilang kalo kamu telat, ulang tahunnya omamu udah kelewat. Tapi aku liat kayanya di dalem lagi rame banget, kamu bohong ya..." cecar Gala.

"Loh, iya ya...aku juga ngga tau, kirain udah pada balik." Kekehnya garing mendaratkan pandangan ke arah yang sama dengan Gala.

"Aku pulang aja deh, naik ojol."Gala segera merogoh ponselnya menyalakan dan men-scrool itu pada aplikasi online.

"Eh, jangan dulu. Udah tanggung, masa udah sampe sini ngga sempet minum sama sekali." Segera Russel menahan tangan Gala.

Gala menggeleng tetap tak mau, "aku pulang."

"Oke...gini. Kamu ikut masuk, cuma sebentar aja, ketemu sama umma. Udah itu aja, nanti aku anter pulang lagi. Ngga harus kenalan sama yang lain. Di dalem paling cuma ada beberapa orang, mereka juga suka sibuk sendiri." Bujuk Russel melihat wajah kesal Gala.

Alis Russel bergerak meminta jawaban Gala yang masih ragu, Gala lantas melemparkan pandangan pada baju yang dipakainya, merasa insecure tiba-tiba, "lain kali jangan ajak-ajak aku lagi. Awalnya cuma minta diajak nyari barang, bener kata om yang tadi, kamu tukang bohong. Aku ngga suka."

"Tapi aku suka." Nyengirnya menggoda, "udah ayo sebentar aja," paksanya menarik genggaman tangan Gala, sehingga mau tak mau Gala mengikuti.

"Kalo ditanya yang macem-macem aku yang tanggung jawab." Gala menghentikan langkahnya dan menatap keruh, "maksudku kalo masuk ranah pribadi, itu nanti aku yang jawab."

Gala menghela dan membuang nafasnya melangkah mengekor ke arah pintu masuk besar itu, sementara satu tangannya memegang paper bag, dan tangan lainnya di genggam Russel.

Tangan pria itu mendorong pintu utama, dan nyali Gala semakin ciut sebab ia merasa seperti masuk kantor bupati di kota karang saja. Belum lagi, potret besar yang menyapa penglihatan di ruang tamu mewah itu membuatnya sempat merasa bisa menelan sendiri nyawanya.

Sebuah potret besar yang menempel di dinding dimana sepasang orangtua dengan tiga orang putra putri sekaligus pakaian yang dipakai mereka itu bukan pakaian biasa, tidak mungkin kostum sewaan. Dua orang berseragam pdh ciri khas tentara negri, dan satu lagi pakaian serba putih, cantik dan tampan.

"Assalamualaikum!!! Russel coming!"serunya saat memasuki ruangan tengah. Gala dibuat tak bisa bernafas ketika menemukan, beberapa orang ---kata Russel itu. Yang lebih dari beberapa orang.

Seorang perempuan usia senja duduk di sofa, cantik dengan jilbab creamnya sudah pasti itu yang disebut umma, sebab...

"Umma, boh hate Ucel, cantiknya umma Ucel!" seru manusia pembohong di sampingnya itu merentangkan sebelah tangannya.

"Jijik banget makhluk satu ini, ya Allah...tobat." Cibir Clemira sarkas justru membuat Russel tertawa, ia mengangguk membawa Gala mendekat pada umma.

Gala refleks meraih punggung tangan umma Salwa mengikuti jejak Russel.

"Jenggala, umma." Wanita itu menyipit tersenyum, "namanya bagus. Orangnya cantik." Puji Salwa pelan menyentuh dagunya.

Ia menatap dengan sorot yang mendadak naif ke arah Russel. Panas dingin menyerang badan Gala saat semua pandangan jelas langsung mengarah padanya.

Satu, dua, tiga, empat....belum yang berseru dari dapur dan turun dari lantai dua.

"Darimana aja nih cucu umma yang paling--paling, so sibuk banget!" cibir seorang perempuan dengan rambut panjang yang ia jepit dengan jepitan bunga, yang tadi mencebik bilang jijik.

"Bun, mana hape aku ih...eh om Ucel!" seorang anak lelaki putih nan tampan turun dan mendekati seorang wanita lain yang ikut duduk di sofa sambil nyemil, lalu sosok yang Gala ingat itu adalah Panji, mengusili bocah lelaki sekitar 9 tahun itu.

"Aaaaa, om Njiii! Sakit ihhh!"

"Yok mabar yok, dekgam!" ajak Panji.

"Eh..."

"Ehh, siapa ini?" Jelas suara bak bidadari, tapi rasanya seperti mampu membuat jantung Gala berhenti berdetak.

"Jenggala," cicitnya bukan menatap ke arah lawan bicaranya terlebih dahulu,

"Wahhhh, njirrr! Beneran dibawa..gilakkk!" seru Panji, "Ngga...Lingga, coba liat si kac rut nih!"

Saga melempar Panji dengan gulungan tissue, sebab ucapannya di depan umma.

Kalingga yang baru saja masuk dari teras samping melihat kedatangan Russel dan Gala, "wah, ada Jenggala."

Praktis wanita yang dipanggil bunda tadi langsung tersenyum, "Ini to...Hay Jenggala, aku Zea...kakak iparnya cowok gila di samping kamu itu. Akhirnya kesampean juga ketemu. Setelah penasaran berhari-hari."

Clemira tertawa, " lebih si alnya aku sepupunya, aku Clemira by the way..."

"Ibuuuu, ini susah." seorang gadis kecil yang mungkin berusia sekitar 8 tahun turut bergabung dari samping bersama lelaki jangkung hitam manis, ke arah Clemira.

"Gilaaa, emang sat set nih si Ucel!" wanita berjepit itu melihatnya lagi dengan tatapan menyipit geli kemudian berganti mengotak atik mainan tas barbie yang tadi diberikan oleh bocah perempuan itu.

"Mi, ini Kahiyang Jenggala." Russel menggusur langkahnya ke arah seorang wanita dengan paras teduh dan cantik tentu saja, isian rumah ini penuh dengan wanita cantik.

Lalu lelaki yang persis dengan Russel baru saja keluar dari kamar mandi, "eh, ada Jenggala. Mau ketemu Panji, ya? Atau Kalingga...hehe, canda." Ryu langsung mencomot makanan di meja panjang, serupa meja makan yang ada di sudut belakang.

Gala syok, dirinya dimana sekarang? Hampir semuanya menyebut nama dan tau dirinya tapi dirinya....

"Gala, ini umiku." Pandangan Gala langsung mengarah pada perempuan yang mendekat.

"Eh, kamu ngga apa-apa, kan? Diapa-apain anak umi ya?"

Tatapannya beralih menahan pada Russel, "kamu ngapain anak orang lagi, Sel?!" ujar Zahra menerima uluran tangan Gala yang langsung menciumnya takzim, "Jenggala, tante." cicitnya.

"Jenggala, sini duduk." ajak Zahra, ibu Russel.

Wait....Gala butuh bernafas sepertinya. Belum lagi bapak-bapak yang baru saja bergabung keluar dari sebuah ruangan, yang salah satunya....

Gala menunduk sopan, "pak."

"Putri Mayor Irianto?"

"Selamat sore, pak."

"Loh, abang kenal?" tanya Zahra yang masih menyentuh tangan dan lengan Gala.

Al Fath mengangguk, "ayahnya komandan di satuan unit anti teror, bawahan Dilar sama bang Regan."

"Ordal." cibir Kalingga, "ngga fair."

"Apa sih, kenapa?" Fara yang baru bergabung terheran-heran mendengar ucapan bungsunya, "eh, Hay...siapa ini? Kaya pernah liat."

"Siap, saya putri Mayor Irianto, bu. Putri bungsu ibu Hanin Irianto satuan unit anti teror."

Fara mengangguk-angguk, "oh, Tante Hanin yang guru itu, ya? Wahhhh dibawa siapa kesini, neng? Panji, Ucel atau..."

Zea sudah menahan tawanya sejak tadi, mulutnya begitu gatal ingin melemparkan kalimat bernada sindiran dan cibiran, "om Ucel!!" jawab Clemira dan Zea kompak.

"Aduh, apes neng..." dan tawa menggema saat Fara kembali bersuara, sementara Russel terima terima saja dibully seperti itu.

Kini Eyi yang menggeleng, "emh...emh...udah di tandain Ucel, jangan melangkahi loh!"

Russel tertawa renyah, "La, itu...kakak tertuaku." tunjuk Russel pada Sadewa sang ayah, Zahra bahkan sudah mendorong kepala putranya itu.

Kemudian ia memperkenalkan yang lainnya satu-satu namun tak ada satupun yang ia ingat saat itu sebab otaknya mendadak kosong. Gala tak bisa lebih terkejut lagi saat umma bicara.

"Pacar kamu, Sel? kapan nikah?!" tiba-tiba saja ummanya bersuara.

Gala melotot benar-benar bersiap untuk pingsan. Ia yang sudah sekian tahun memutuskan untuk menjadi pribadi introvert dibawa pada suasana seramai pasar.

.

.

.

.

1
Maria Kibtiyah
yg salah si rara dh tau punya anak bini malah jd pelakor
MunaRizka
ucel kah yg nelpon
Bunda Idza
baru Nemu lagi kisah othor satu ini, selalu suka karya nya
Bunda Idza
semangat Gala....ikut banjir air mata ini, Yach..... seorang anak akan bingung jika harus memihak salah satu dari orang tua nya... pun mereka yang bilang pisah secara baik dan akan selalu ada untuk sang buah hati, tapi tetap terasa ada ruang hampa dihati sang anak...jadi siapapun yang bergelar orang tua harus banyak melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Semoga setelah badai ini menerjang, akan ada damai datang
MunaRizka
lagu kesukaan keponakanku🤣
MunaRizka
meleleh hati adek bang
MunaRizka
otw jadi calon istri
MunaRizka
ooohhh mau pamitan sama aa ucel
Trituwani
bang uceeeelll ki nona manise lg butuh sandaran e.. knpa pas kau tak dirumah masalah itu meledak.... kasian bang kekasih hate mu itu...semoga saja itu bukan si lazizz yg tlf bisa bisa keracunan itu nona /Slight/
Trituwani
disaat terbongkar pun rasanya kian sesak, knp tidak berpura pura terus saja biar terlupakan dgn seiring wktu...klo gala saja Bisa mnekan selama bertahun tahun knpa harus sekarang bom wktu itu meledak disaat gala terlihat baik baik saja... apa tdk bisa saling mmaafkan krn orang ketiga pun sudah tiada,demi ank yg dulu bertumbuh dgn guncangan mental dr sosok cinta pertama... tlg dibicarakan lg pa ma...ankmu sdg tidak baik baik saja skrang /Whimper/
𝐙⃝🦜尺o
apakah itu suara Russel?
Nia nurhayati
rahasia apa yang di sembunyikn papa irianto yaa
sitimusthoharoh
duh om nya berubah jadi bang ucel.duh mana lagi tugas eh si adx sayang malah nanggis kira2 bakalan nyari bala bantuan siapa nih bang ucel?
lanjut
Nia nurhayati
abang usell kamu harus berjuang Kara's tuk ngedapetin hati gallaa💪💪💪💪
sitimusthoharoh
gk mungkin ma2mu gk tau la.😭😭😭😭😭kan jadi bingung mo komen ap
lanjut
Elmaz
ayang ucel.... saat nya tepat bgt.
ikutan nangis dong di bab ini ikut merasakan yg gala rasakan....klo gala ice rasa getir ...yg aq rasa mie kuah rasa asin alias ingus meleleh krn baca sambil makan mie rebus 😭😭
Yuni
om ucel sayang masih tugas 😭😭😭😭😭kasian lala y ikutan mewek 😭😭😭
Iccha Risa
si duta air mineral bukan yg nelpon, tolongin dong bang andai bisa tinggal tring dihadapan Lala ..
Iccha Risa
Lala duh pengen peluk tubuh ringkihmu... keegoisan kalian nambah luka perceraian bukan menyelesaikan masalah. Lala dengan kesendirian tuh udh melekat udh plis jgn nambah list yg buat hancur hati Lala, ga bisa apa buat Lala tetep waras bisa bicara dgn kepala dingin mama papa seharusnya bisa mengerti sebab akibat dari tindakan atw keputusan mereka ambil..
Vie ardila
aku juga berurai air mata kak mimin... 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!