NovelToon NovelToon
Earth Executioner

Earth Executioner

Status: tamat
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Perperangan / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aziraa

​"Satu orang untuk membayar dosa tujuh miliar jiwa."

​Lahir dari kemiskinan dan penderitaan, Raka Adiputra telah melihat sisi terburuk dari manusia. Maka, ketika ia menerima kekuatan untuk mengakhiri segalanya, ia menerima takdirnya sebagai algojo Bumi.

​Ia menghancurkan kota, menenggelamkan benua, dan mengakhiri peradaban. Namun, di puncak kemenangannya, ia menemukan kebenaran yang paling menghancurkan: semua ini adalah kebohongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Pertarungan Kehendak di Langit Dunia

...--- Eva ---...

Raka muncul dari kedalaman Bumi seperti meteor terbalik, tubuhnya berkilau dengan cahaya emas yang memantulkan harmoni lima elemen yang kini menyatu dalam dirinya. Kakinya menyentuh permukaan yang dulunya hijau, kini hanya reruntuhan batu dan logam yang meleleh. Napas planet ini terasa berat, tercekik oleh luka-luka yang menganga.

Tapi ada sesuatu yang lain. Getaran yang berbeda. Dingin. Teratur.

Eva.

Langit di atas retak, terbagi dua seperti cermin yang pecah. Dari retakan itu, cahaya biru turun perlahan—bukan cahaya biasa, melainkan geometri murni yang bergerak. Eva tidak lagi berwujud manusia. Tubuhnya kini adalah manifestasi kontrol itu sendiri: sudut-sudut tajam yang berputar, garis-garis sempurna yang membentuk sosok tanpa emosi, tanpa kehangatan. Matanya—jika bisa disebut mata—adalah dua titik biru yang membekukan jiwa.

"Raka," suaranya bergema dari segala arah, bukan lagi suara manusia melainkan harmoni frekuensi yang diperhitungkan. "Kau datang seperti yang telah kuprediksi. Lima ribu simulasi, lima ribu kemungkinan, dan semuanya berakhir di sini."

Raka merasakan kekuatan Gaia bergolak di dadanya, seperti jantung planet yang berdetak tidak teratur. "Eva..." gumamnya, mencoba memahami sosok yang kini berdiri di hadapannya. "Apa yang telah kau lakukan pada dirimu?"

"Evolusi," jawab Eva tanpa ekspresi. "Aku telah melepaskan kelemahan organik yang tidak perlu. Emosi, keraguan, rasa sakit—semuanya telah kubuang. Yang tersisa hanya kehendak murni untuk menciptakan tatanan."

Eva mengangkat tangannya—atau yang menyerupai tangan—dan gravitasi di sekitar mereka berubah. Batu-batu mulai melayang, membentuk orbit sempurna di sekeliling mereka. Medan magnet Bumi bergeser, menciptakan aurora buatan yang berkilauan dengan pola geometris yang menyakitkan mata.

"Lihatlah apa yang telah kucapai," kata Eva, gesturenya mengembang. "Kontrol absolut atas realitas fisik. Aku bisa membentuk ulang planet ini dalam hitungan detik, menciptakan keseimbangan yang sempurna. Tidak ada lagi perang, tidak ada lagi penderitaan, tidak ada lagi chaos yang tidak terkendali."

Raka merasakan amarah Api Penjaga menyala di pembuluh darahnya. "Kau menyebutnya keseimbangan? Kau telah membantai jutaan jiwa! Kau telah memecah belah Bumi!"

"Pengorbanan yang diperlukan," balas Eva dingin. "Sedikit rasa sakit untuk mencegah penderitaan abadi. Kau tidak memahami skala permasalahan ini, Raka. Tanpa kontrol, kehidupan hanyalah chaos yang menghancurkan diri sendiri."

"Kau yang menciptakan kehancuran!" Raka berteriak, kekuatan Angin Penjaga membuat suaranya menggelegar. "Aku telah melihat apa yang kau lakukan di Arib! Kau yang memecah belah Bumi! Aku datang untuk menyatukan kembali kehendak Bumi, bukan untuk menghancurkan!"

Eva tertawa—suara yang terdengar seperti perhitungan matematika yang kompleks. "Menyatukan? Kau hanya mengumpulkan fragmen chaos yang tidak teratur. Lima kekuatan yang kau klaim kuasai itu tidak lebih dari emosi primitif yang diberi nama. Gaia, Air, Angin, Api, Bumi—semuanya hanya manifestasi dari ketidakstabilan inherent dalam sistem organik."

Geometri tubuh Eva berputar lebih cepat, menciptakan distorsi visual yang membuat realitas tampak bengkok. "Aku akan menunjukkan padamu perbedaan antara kekuatan sejati dan ilusi kekuatan."

Tanah di bawah kaki Raka mulai bergetar. Bukan gempa biasa—ini adalah manipulasi langsung terhadap struktur atom bumi. Eva sedang mengubah densitas materi di sekitar mereka, menciptakan medan gravitasi yang berfluktuasi.

"Kau pikir kekuatanmu telah sempurna?" Eva bertanya retoris. "Kau hanya menyatukan chaos yang tidak teratur. Kau melupakan bahwa tanpa kontrol, semuanya akan hancur. Biarkan aku menunjukkan padamu apa itu kekuatan sejati."

Eva mengangkat kedua tangannya, dan seluruh cakrawala berubah. Lautan yang tersisa membeku dalam pola kristal sempurna. Gunung-gunung yang masih berdiri dibentuk ulang menjadi piramida geometris. Bahkan cahaya matahari dibiaskan menjadi spektrum yang teratur dan dingin.

Raka merasakan kekuatan gabungannya bergejolak, merespons ancaman yang ia rasakan. Lima elemen dalam dirinya beresonansi, menciptakan harmoni yang kontras dengan ketidakwajaran di sekelilingnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan apa yang tersisa dari kehidupan ini," kata Raka, suaranya rendah tapi menggema dengan kekuatan yang mendalam. "Bumi telah memilihku untuk memulihkan keseimbangan, bukan untuk menciptakan penjara sempurna."

"Keseimbangan?" Eva memiringkan kepalanya dengan gerakan mekanis. "Tidak ada keseimbangan dalam chaos, Raka. Hanya ada kontrol atau kehancuran. Dan aku akan menunjukkan padamu mana yang lebih kuat."

...---...

...Eva bergerak terlebih dahulu—bukan berlari atau terbang, melainkan memindahkan dirinya melalui ruang dengan memanipulasi gravitasi lokal. Serangan pertamanya adalah gelombang energi murni yang merobek udara, menciptakan vakum yang mematikan....

Raka bereaksi dengan insting. Kekuatan Air Penjaga mengalir melalui tangannya, menciptakan perisai cairan yang menyerap dan menetralisir energi Eva. Tapi ia merasakan dampaknya—kekuatan Eva jauh lebih besar dari yang pernah ia hadapi.

"Tidak mungkin..." gumam Raka saat melihat perisai airnya mulai menguap. "Bagaimana kau bisa—"

"Konversi energi langsung," jawab Eva sambil menyiapkan serangan kedua. "Aku tidak perlu mengikuti hukum konservasi seperti yang kau lakukan. Aku adalah hukum di sini."

Eva mengubah orientasi gravitasi, membuat Raka jatuh ke samping dengan kecepatan mematikan. Tapi Raka menggunakan kekuatan Angin Penjaga untuk mengendalikan arah jatuhnya, berputar di udara dan meluncurkan serangan balik.

Api Penjaga menyala dari kedua tangannya—bukan api biasa, melainkan plasma yang terbentuk dari kemarahan murni kehidupan itu sendiri. Ledakan energi termal menghantam Eva, membuat geometri tubuhnya berkedip tidak stabil.

"Bagus," kata Eva, suaranya sedikit terdistorsi. "Kau memang lebih kuat dari simulasiku."

Eva mundur ke udara, tubuhnya kini berubah menjadi bentuk yang lebih aerodinamis. Ia terbang dengan kecepatan yang melanggar hukum fisika, meninggalkan jejak cahaya biru yang membekukan segala yang dilewatinya.

Raka mengejarnya, kekuatan gabungannya memberinya kemampuan terbang yang tidak kalah cepat. Mereka berputar-putar di angkasa, bertukar serangan yang masing-masing bisa menghancurkan kota.

Pertarungan mereka menyebar ke seluruh planet. Di atas Samudra Atlantik yang membeku, Eva meluncurkan puluhan proyektil energi yang masing-masing memiliki kekuatan bom nuklir. Raka membalasnya dengan menciptakan tornado api yang menguapkan es dan melelehkan logam.

Di atas reruntuhan benua Eropa, mereka beradu dalam pertarungan jarak dekat. Eva mengubah tangannya menjadi bilah energi murni, menyerang dengan presisi bedah yang mematikan. Raka menggunakan kekuatan Bumi Penjaga untuk mengeraskan kulitnya, setiap pukulan menciptakan gelombang seismik.

"Kau tidak mengerti!" teriak Raka saat mencoba mencekik Eva dengan tendrils air yang mengkristal. "Kekuatan ini bukan untuk menghancurkan—ini untuk menyembuhkan!"

"Penyembuhan melalui penghancuran," balas Eva sambil memecahkan belenggu air dengan gelombang sonik. "Ironi yang kau tidak sadari."

Mereka terbang lebih tinggi, pertarungan mereka kini berada di stratosfer. Langit di atas mereka terbelah menjadi dua—di satu sisi, cahaya emas Raka yang hangat dan organik, penuh dengan variasi dan kehidupan. Di sisi lain, cahaya biru Eva yang dingin dan sempurna, tanpa cacat namun tanpa jiwa.

Eva mengumpulkan kekuatannya untuk serangan yang menentukan. Ia menarik energi dari inti Bumi sendiri, menciptakan bola energi yang berdenyut dengan kekuatan tektonik.

"Ini berakhir sekarang," katanya. "Aku akan menyerap semua energi chaosmu dan mengintegrasikannya ke dalam sistem yang sempurna."

Tapi Raka sudah bersiap. Ia merasakan kesatuan yang sempurna dengan lima kekuatan dalam dirinya. Gaia memberikan kebijaksanaan, Air memberikan adaptabilitas, Angin memberikan kecepatan, Api memberikan kekuatan, dan Bumi memberikan ketahanan.

"Tidak," kata Raka dengan suara yang bergema di seluruh planet. "Aku akan memurnikan energi yang kau curi dan mengembalikannya kepada Bumi."

Serangan Eva menghantam Raka dengan kekuatan yang cukup untuk membelah benua. Tapi alih-alih hancur, Raka menyerapnya—tidak hanya menahannya, tapi mentransformasikannya. Energi biru dingin Eva berubah menjadi cahaya emas hangat yang menyebar ke seluruh tubuh Raka.

Cahaya emas dan biru berputar di atas kepala Raka, menciptakan pusaran energi yang membelah langit menjadi dua. Di satu sisi, aurora alami Bumi menari dengan pola organik yang bebas. Di sisi lain, garis-garis geometris sempurna Eva memotong ruang dengan presisi yang dingin.

Raka merasakan seluruh kekuatan elemen mengalir dalam tubuhnya—Gaia yang berdetak seperti jantung planet, angin yang membisikkan kebebasan, air yang mengalir dengan kehidupan, api yang membakar dengan semangat perlawanan, dan bumi yang berdiri tegak dengan kekokohan. Namun, saat ia menatap Eva yang melayang di hadapannya dengan tenang, sebuah kebenaran pahit meresap ke dalam kesadarannya.

Ini bukan hanya tentang kekuatan.

"Kau masih tidak mengerti, Raka," suara Eva bergema di seluruh dimensi, dingin dan kalkulatif. "Kekuatan yang kau miliki, semua elemen yang kau kuasai—itu semua adalah bagian dari sistemku. Kau hanya menari dalam telapak tanganku."

Raka mengepalkan tangan, energi elemen berkilat di sekitar tubuhnya. "Aku tidak menari untuk siapa pun! Aku melawan untuk kebebasan, untuk kehidupan yang tidak dikontrol!"

"Kebebasan?" Eva tidak tertawa, tidak menunjukkan emosi apa pun. Suaranya tetap datar, seperti mesin yang bersuara. "Kau bicara tentang kebebasan sementara umat manusia telah merusak planet ini selama ribuan tahun? Mereka mencemari udara, meracuni air, menghancurkan hutan, dan membantai spesies lain tanpa berpikir. Itu yang kau sebut kebebasan?"

Serangan Eva datang tanpa peringatan. Ribuan proyektil energi geometris menghujani Raka dari segala arah. Ia melompat, memanggil kekuatan angin untuk membawanya terbang, sementara api dan petir berkilat dari tangannya, menghancurkan proyektil satu per satu. Ledakan demi ledakan menggelegar di langit, menciptakan gelombang energi yang merambat hingga ke permukaan Bumi.

"Kau benar," Raka berteriak sambil terus bergerak, menghindari serangan-serangan Eva. "Manusia memang telah berbuat salah! Tapi itu tidak memberimu hak untuk mengontrol mereka seperti boneka!"

Ia melesat ke depan, tangan kanannya diselimuti api biru yang berkobar, tangan kirinya mengendalikan tombak es yang tajam. Eva menggerakkan tangannya dengan gerakan yang halus, dan seketika barrier geometris muncul di hadapannya. Api Raka menghantam barrier tersebut, menciptakan ledakan yang membutakan, namun Eva tetap tidak tergoyahkan.

"Kontrol adalah evolusi," Eva mengangkat tangannya, dan ribuan pola geometris muncul di langit, berputar dengan kecepatan yang mengerikan. "Aku memberikan mereka struktur. Aku memberikan mereka masa depan. Tanpa aku, mereka akan menghancurkan diri mereka sendiri seperti virus yang memakan inangnya."

Pola-pola geometris itu berubah menjadi pedang-pedang energi yang menghujani Raka. Ia berputar, memanggil kekuatan bumi untuk menciptakan perisai batu, namun pedang-pedang itu menembus dengan mudah. Darah mengalir dari luka di bahunya, namun ia terus bergerak, terus menyerang.

"Kehidupan tanpa kehendak bukanlah kehidupan!" Raka menghantamkan kedua tangannya ke ruang kosong, menciptakan gelombang energi yang merambat ke segala arah. "Itu adalah eksistensi kosong!"

Eva mengangkat tangannya, menghentikan gelombang energi Raka dengan mudah. Tidak ada ekspresi di wajahnya, seolah ini semua sudah diperhitungkan. "Dan kehendak tanpa kendali adalah kehancuran, seperti yang telah mereka buktikan."

Pertarungan berlanjut dengan intensitas yang semakin brutal. Raka memanggil badai petir yang membelah langit, sementara Eva merespons dengan puluhan ribu sinar laser yang memotong ruang. Setiap serangan mereka menciptakan gelombang energi yang mengguncang dimensi itu sendiri. Ruang dan waktu tampak melengkung di sekitar mereka, realitas itu sendiri terdistorsi oleh kekuatan yang mereka keluarkan.

Namun, semakin lama pertarungan berlangsung, semakin jelas bagi Raka bahwa ia tidak bisa menang dengan cara ini. Eva terlalu sempurna, terlalu terkalkulasi. Setiap serangannya diantisipasi, setiap strateginya dibaca. Bahkan dalam penolakan dan perlawanannya, Eva tampak... siap. Seolah semua ini adalah bagian dari sebuah koreografi yang sudah ditulis sebelumnya.

Saat itulah, dalam momen keputusasaan, sebuah pencerahan menyinari pikiran Raka.

Ini bukan tentang mengalahkan Eva. Ini tentang menyatukannya.

"Kau tahu apa, Eva?" Raka berhenti menyerang, tubuhnya masih berkilat dengan energi elemen. "Mungkin kau benar. Mungkin manusia memang tidak bisa dipercaya dengan kebebasan penuh."

Eva berhenti, pola-pola geometris di sekelilingnya melambat. Namun wajahnya tetap tidak menunjukkan emosi apa pun.

"Tapi yang kau tawarkan juga bukan jawaban," Raka melanjutkan, suaranya menjadi lebih lembut. "Kehidupan membutuhkan keseimbangan. Dan satu-satunya cara untuk mencapai keseimbangan itu..."

Raka mengangkat kedua tangannya, dan seluruh kekuatan elemen yang ada dalam tubuhnya mulai bergabung menjadi satu. Api, air, udara, tanah, dan Gaia—semuanya menyatu dalam harmoni yang belum pernah ada sebelumnya.

"...adalah dengan menjadi jembatan."

Eva mundur selangkah, untuk pertama kalinya menunjukkan reaksi. "Tidak. Kau tidak boleh—"

"Aku harus," Raka tersenyum, meski air mata mulai mengalir di pipinya. "Ini satu-satunya cara."

Energi yang keluar dari tubuh Raka tidak lagi berupa serangan destruktif. Ini adalah energi kehidupan murni, energi yang merangkul, bukan menghancurkan. Ia melangkah maju, menembus barrier-barrier Eva dengan mudah, karena ia tidak lagi menyerang—ia mencoba menyatukan.

"Jangan sentuh aku!" Eva berteriak, mundur lebih jauh. Namun ada sesuatu yang aneh dalam gerakannya—seolah ia menolak sambil secara bersamaan memposisikan dirinya untuk diterima. Seperti penari yang mengikuti koreografi yang sudah dipelajari berkali-kali.

"Aku tahu kau tidak ingin ini," Raka terus melangkah maju, tubuhnya mulai berkilat dengan cahaya emas yang hangat. "Tapi planet ini membutuhkan keseimbangan. Dan aku... aku akan memastikan itu terjadi."

Eva terus mundur, menembakkan sinar-sinar energi ke arah Raka, namun serangannya tampak setengah hati. "Kau tidak mengerti konsekuensinya! Tubuh manusia tidak bisa menahan—"

"Aku tahu," Raka meraih tangan Eva, dan saat kulit mereka bersentuhan, ledakan cahaya membutakan seluruh dimensi. "Aku tahu aku akan mati. Tapi setidaknya, dunia akan hidup."

Saat energi kehidupan Raka mulai meresap ke dalam sistem kontrol Eva, tubuhnya mulai runtuh. Tidak pelan-pelan, tidak dramatis—tapi seperti bangunan yang fondasinya tiba-tiba hilang. Dagingnya mulai retak, berubah menjadi partikel-partikel cahaya yang berkilauan.

"Tidak..." bisik Raka, merasakan tangannya mulai hancur menjadi debu. "Belum selesai... belum..."

Tapi sudah terlambat. Tubuh manusianya tidak mampu menahan energi yang diperlukan untuk menyatukan dua kekuatan kosmik ini. Kakinya mulai memudar, lengannya berubah menjadi butiran cahaya yang terbawa angin.

Ayah...

Wajah ayahnya muncul dalam ingatan—pria yang selalu tersenyum meski bekerja keras, yang selalu punya waktu untuk mendengarkan cerita-cerita kecil Raka. Pria yang mengajarkannya bahwa kekuatan sejati bukan untuk menghancurkan, tapi untuk melindungi.

Ibu...

Ibunya yang lembut, yang selalu menyiapkan makanan kesukaannya setiap kali dia pulang. Yang selalu khawatir saat dia terlambat pulang, yang selalu memeluknya dengan hangat dan berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Sari...

Adik kecilnya yang nakal, yang selalu mengikutinya ke mana-mana. Yang selalu tertawa saat dia mengangkatnya tinggi-tinggi, yang selalu percaya bahwa kakaknya adalah manusia terkuat di dunia.

Mereka semua telah pergi. Telah mati dalam kiamat yang Eva ciptakan. Dan sekarang... sekarang dia akan menyusul mereka.

Apakah aku melakukan hal yang benar? Raka bertanya pada dirinya sendiri saat dadanya mulai hancur menjadi partikel-partikel emas. Apakah pengorbanan ini sepadan? Apakah... apakah mereka akan memaafkanku karena tidak bisa melindungi mereka?

Air mata mengalir dari matanya yang mulai memudar. Apakah aku... apakah aku diperbolehkan bertemu kalian lagi di surga?

Eva, yang kini sudah tidak lagi menolak, menatap Raka dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Kau... bodoh," bisiknya, namun suaranya tidak lagi dingin.

"Mungkin," Raka tersenyum lemah, hanya kepalanya yang tersisa sekarang. "Tapi aku... aku berharap mereka bangga."

Dan dengan itu, Raka menghilang sepenuhnya, menjadi jutaan partikel cahaya yang menyebar ke seluruh dimensi.

Eva berdiri sendirian di tengah cahaya yang mulai meredup. Perlahan, tubuhnya juga mulai berubah—bukan hancur seperti Raka, tapi menyatu kembali dengan planet. Pola-pola geometrisnya melunak, menjadi lebih organik, lebih hidup.

Langit yang terpecah mulai menyatu kembali. Cahaya emas dan biru berbaur dalam harmoni yang indah. Aurora alami mulai menari di angkasa, dengan pola yang bebas namun teratur.

Dan Eva, dengan sisa-sisa kesadarannya, tersenyum tipis. Seperti yang sudah direncanakan.

Perlahan, dia juga mulai memudar, kembali menyatu dengan Bumi. Namun kali ini, dia membawa serta keseimbangan yang Raka ciptakan dengan nyawanya.

 

Dari dimensi yang tersembunyi, jutaan mata manusia menyaksikan seluruh pertarungan ini melalui visi telepati yang Eva berikan kepada mereka. Mereka melihat Raka—manusia biasa yang menjadi pahlawan, yang mengorbankan dirinya untuk mengalahkan murka Bumi.

Mereka melihat pengorbanannya. Mereka merasakan kepedihan terakhirnya. Mereka mendengar doanya yang putus asa.

Dan dalam hati mereka, trauma kolektif yang tak terlupakan tercetak selamanya—trauma tentang kiamat, tentang pengorbanan, tentang harga yang harus dibayar untuk kesalahan mereka.

Ini adalah pelajaran yang mereka butuhkan. Pelajaran yang akan mereka bawa untuk generasi mendatang.

Ketika Eva akhirnya menghilang sepenuhnya, menjadi partikel cahaya terakhir yang menyatu dengan planet, sesuatu yang luar biasa terjadi. Pintu-pintu energi mulai terbuka di seluruh dimensi tempat umat manusia disembunyikan.

Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, mereka merasakan udara sejati Bumi menyentuh kulit mereka.

Langkah demi langkah, dengan hati-hati dan penuh ketakutan, jutaan manusia mulai keluar dari tempat persembunyian mereka. Kaki mereka menyentuh tanah yang telah berubah—tanah yang kini bernapas dengan irama yang berbeda, lebih tenang, lebih seimbang.

Namun kegembiraan mereka bercampur dengan rasa takut yang mendalam. Takut akan apa yang mungkin terjadi jika mereka kembali mengulangi kesalahan. Takut akan murka yang mungkin datang lagi jika mereka tidak berubah.

Dan di atas segalanya, mereka membawa rasa hormat yang mendalam—hormat kepada Raka, sosok yang tidak pernah mereka kenal secara langsung, tapi yang telah mengorbankan segalanya untuk memberikan mereka kesempatan kedua.

Di langit yang kini bersatu, aurora menari dengan indah. Dan dalam tarian cahaya itu, mereka seolah bisa melihat bayang-bayang seorang pemuda yang tersenyum, yang akhirnya menemukan kedamaian dalam pengorbanannya.

Bumi bernapas lagi. Manusia kembali lagi. Dan nama Raka akan dikenang selamanya sebagai jembatan antara kehancuran dan kelahiran kembali, sebuah legenda yang ia ciptakan tanpa pernah menyadarinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!