NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:542
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Badai dalam kegelapan

24

              Salma kembali mendengar suara Rendra yang menyapa telinganya. Suara yang benar-benar ia rindukan meskipun Rendra telah menyakitinya berkali-kali. Tapi, hati Salma menyangkal hal itu.

              Hati Salma berkata jika alasan dibalik Rendra yang menyakitinya berkali-kali adalah karena kesalahan dirinya sendiri. Rendra bukan orang yang jahat tapi lelaki itu berubah jahat ketika Salma memutuskan Rendra begitu saja dan menikah dengan Rafa.

“Sal, aku tahu kamu ada di sana dengerin aku,” kata Rendra.

              Air mata Salma berhasil jatuh. Entah mengapa awan kesedihan itu selalu saja bergumung di atas kepalanya ketika ia ingat dengan realitas dirinya sebelum menikah dengan Rafa. Ketika ia ingat jika pada saat itu, Salma sedang bahagia dengan Rendra.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu menikah begitu saja dengan Rafa? Dia itu sahabat kamu, Sal. Kenapa kamu menikahi sahabat kamu bukan menikahi lelaki yang sudah menemani kamu selama tiga tahun ini? aku ini pacar kamu, Sal. Kenapa kamu gak bilang aja kalau kamu tuh pengen nikah. Kenapa jalannya harus kayak gini?”

              Narasi yang dibangun lagi-lagi seperti Rendra menyalahkan Salma. Seperti Rendra yang marah pada Salma. Hal ini sebenarnya wajar. Karena pertanyaan-pertanyaan Rendra mengenai pernikahan Salma dan Rafa belum pernah terjawab.

              Rendra tidak tahu cerita sebenarnya. Rendra tidak tahu apa yang tejadi pada Salma. Hingga akhirnya lelaki itu hidup dengan asumsinya sendiri tentang Salma, kekasih hatinya.

“Sal,” kata Rendra kembali memanggil Salma.

“Sorry,” jawabnya lirih. Pecah sudah tangisan Salma saat ini.

              Telinga Rendra mendengar kesedihan mendalam dari suara tangisan Salma. Di posisi ini, Rendra sebenarnya bingung. Apa yang disedihkan oleh Salma. Rendra masih berpikir jika keputusan pernikahan ini adalah keputusan mereka berdua.

“Jangan tangisi aku,” kata Rendra. “Itu sudah jadi pilihan kamu. Pilihan terbaik. Tapi aku mohon, izinkan aku tetap mengejar kamu. Tetap mencoba meyakinkan kamu agar bisa lepas darinya. Baik buruknya aku. kurang atau lebihnya aku, kamu sudah mengetahuinya.” Kata Rendra semakin menambah kesedihan Salma.

              Disisi lain, Rendra sudah benar-benar jatuh cinta pada Salma. Dimatanya Salma adalah perempuan yang paling tepat untuknya. Meskipun Rendra selalu menghindar jika diajak serius tapi hal itu bukan berati Rendra tidak mencintai Salma dengan hatinya.

              Dan apa yang dilakukan Rendra selama ini, adalah respon dari rasa sakit serta cintanya pada Salma. Rendra sendiri menyesal telah menyeret Salma dan mendorongnya. Rendra menyesal tapi itu adalah bentuk kecewanya Rendra.

              Redup sudah sinar di hati Rendra tatkala mendengar jika Salma pindah ke Canada. Rendra berpikir mungkin sebab Salma pindah ke Canda adalah karena perbuatannya yang mendorong dan memperlakukan Salma dengan buruk.

“Bukan salah elo, kok,” kata Kalani.

“Apa yang membuat Salma nikah sama Rafa? Apa yang sebenarnya terjadi? Kemarin aku telepon dia dan dia hanya mengatakan maaf dan menangis. Aku tahu itu tangisan kesedihan Salma.”

Kalani menatap Rendra ingin rasanya Kalani mengatakan kebenaran dibalik pernikahan itu. “Dia lagi homesick aja kali,” jawab Kalani sekenanya.

“Gue nyesel udah kasar sama Salma. Gue nyesel gak pernah dengerin Salma tentang tunangan dulu aja.”

“Ya, namanya juga penyesalan,” kata Kalani.

“Andai gue waktu itu pas dari Malaysia bilang kalau gue mau beli cincin pertunangan mungkin Salma masih jadi milik gue, kan, Kal.”

“Nasi udah jadi bubur gak bisa dibalikin jadi nasi lagi,” jawab Kalani.

              Rendra tenggelam dalam penyesalannya. Semantara Rafa tenggelam bersama dengan perasaannya yang kian dalam. Rafa sayang Salma tapi ia bingung apa yang harus ia lakukan pada Salma.

              Perempuan itu sudah dimiliki orang lain. Bukan raganya tapi hatinya yang telah dimiliki oleh Rendra. Boleh saja Rafa memenangkan raga Salma tapi tidak dengan hatinya.

              Rafa terdiam menatap sunset setelah badai alam mereda. Sunset yang nampak menenangkan namun pada kenyataanya badai dalam hatinya tidak mampu di tenangkan oleh semburat jingga itu.

              Perlahan Rafa seruput lagi kopi miliknya. Bayangan kalimat Salma mengatakan ingin segera cerai terus menghantuinya. Rafa tidak ingin bercerai dari Salma meskipun ia akui pernikahannya dengan Salma tidak pernah ia rencanakan.

              Rafa menyukai Salma tapi tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya akan menikahi Salma dengan waktu yang begitu singkat. Kurang dari 5 hari segala persiapan tiba-tiba saja rampung.

              Namun, Rafa tiba-tiba saja tertawa. Rencananya yang hanya berpura-pura membuat Salma menjadi pacarnya itu adalah sebuah ide spontan yang malah menyeretnya dalam hubungan yang tidak jelas ini.

              Dikatakan nikah kontrak tapi keduanya tidak pernah benar-benar membicarakan tentang kontrak pernikahan yang habisnya kapan. Mereka bahkan tidak sempat membuat perjanjian pra-nikah saking pernikahan mereka yang diburu-buru.

              Rafa lalu masuk membasuh dirinya dan perlahan duduk kembali di sebuah kursi dengan di depannya jendela yang menghadap lautan lepas. Hari sudah gelap namun kantuk tak kunjung juga datang.

              Ia memikirkan Salma. Ia tengah mengkhawatirkan perempuan yang menjadi istrinya. Rafa takut jika Salma nekat keluar seperti kemarin. Meskipun sekarang Rafa telah memberikan kartu miliknya serta uang tunai unuk jaga-jaga.

              Ponselnya hening gelap, segelap lautan yang di pandangnya saat ini. Tidak ada notifikasi apapun dari ponselnya. Tidak ada kabar apapun dari rumah. Tidak ada kabar apapun dari Salma

              Jujur saja Rafa berharap setidaknya Salma memberikan kabar apapun itu. Meskipun kabar bernada ketus Rafa sangat harapkan tapi pada kenyataanya sampai Rafa tebangun pagi hari kabar dari Salma tidak pernah ada.

              Salma saat ini sedang sibuk menangis. Menangisi dirinya, menangisi nasibnya dan menangisi Rendra yang tiba-tiba saja datang dengan sejuta kesedihan dan harapannya.

“Iya, kemarin dia bilang, dia sebenenrya penasaran dengan pernikahan kalian berdua.”

“Terus ngomong apalagi?” tanya Salma ketika melakukan panggilan dengan Kalani.

“Banyak deh. Intinya dia itu menyesal kenapa nggak langsung mengiyakan apa yang kamu inginkan pas balik dari Malaysia.”

“Tapi kan elo tahu, bukan karena itu gue nikah sama Rafa.”

“Yap. Gue tahu betul. Gue juga sebenernya gatel pengen ngomong tapi ya itu hak elo buat ngomong sama Rendra.”

              Salma berkata jika hidupnya saat ini benar-benar berantakan dan makin berantakan ketika Rendra datang meneleponnya. Salma berharap ini adalah sebuah mimpi dan suatu saat ketika ia bangun pernikahannya dengan Rafa adalah sebuah mimpi buruk saja.

              Namun, pada kenyataanya Salma harus menelan kepahitan ini sendiri. Ia harus menerika kenyataan jika semua ini kisah nyata yang harus ia jalani.

“Entah apa bisa gue bertahan atau tidak, Kal.”

“Harus bertahan kalau elo mau sama Rendra lagi. Gue lihat Rendra kayaknya bakalan mau sama elo deh kalau elo nanti cerai dari Rafa.”

“Nah itu dia,”kata Salma. “Gue gak tau kapan gue cerai dari Rafa. Kek gue bener-bener bingung banget masalah ini, Kal. Dulu sebelum nikah gue bener-bener gak sempat bikin perjanjian pranikah atau kontrak gitu sama Rafa.”

“Tapi Sal,” kata Kalnai menjeda dahulu ucapannya. “Kalau hidup elo di jamin sama Rafa. Apalagi yang elo harus khawatirkan? Lo menghawatirkan rasa cinta dan sayang elo ke Rendra atau justru elo bener-bener takut jatuh cinta sama Rafa perkara elo tahu baik dan buruknya sifat Rafa?”

Bersambung

Guys kaian tim Rafa atau tim Rendra.

Jangan lupa tap love di bawah yah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!