Lisa mencoba mempertahankan pernikahannya,yang sudah tidak sehat demi anak nya karena anaknya begitu dekat dengan ayahnya.Tapi seiring berjalannya waktu suami dan mertuanya semakin tidak menghargainya,dan bahkan mertuanya dengan terangan-terangan mendukung suaminya untuk selingkuh.
Apakah lisa mampu mempertahankan rumah tangganya yang sudah tidak sehat apakah dia berani bercerai dengan suaminya yang selalu mengancam anak ikut dengannya sementara dia begitu mencintai papanya.
Ikuti kisah ini jangan lupa dukuangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis remahan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 ~ Hanya bermain-main ~
Sepanjang perjalanan Antoni terus memikirkan masalahnya,untuk saat ini tidak ada rencana dalam hidupnya untuk bercerai dengan Lisa.Dia menyadari Mona tidak sepolos istrinya yang sekarang hanya Lisa.
Keringat dingin semakin membanjiri dahinya dia mengusapnya tapi tetap saja keluar mungkin karena pengaruh kecemasan dalam dirinya.
"Tidak mungkin dia bisa hamil sementara selama ini aku selalu membuangnya diluar."Ucapnya dalam hati sedikit tidak percaya kalau janin yang ada di perut Mona adalah miliknya.
Sesampainya di rumah Antoni melempar tasnya ke atas sofa lalu dia berbaring di atas sofa sembari menatap langit-langit rumahnya.Tidak bisa dia bayangkan serumit apa hidupnya kedepan seandainya Lisa tau kalau dia selingkuh bahkan sampai menghamili selingkuhannya.Padahal untuk saat ini dia masih sangat membutuhkan Lisa untuk mendampinginya karena masih banyak beban hidup yang harus dia tanggung dia menyadari mungkin tidak akan ada wanita sebaik istrinya yang sekarang.
"Kamu sudah pulang tumben cepat sekali sampai rumah?" Tanya Ibunya yang baru saja datang entah dari mana.
" Iya bu,kepala ku pusing sekali aku tidak kenapa." Jawabnya singkat.
"Ya sudah kamu istrahat dulu."
"Bu..Lisa mana apa dia masih marah padaku?" Tanya Antoni yang sudah bangun dari tidurnya.
"Aku tidak tau mungkin dibelakang atau dikamarnya.Untuk apa kamu takut padanya,dia itu wanita bodoh marahnya tidak akan lama kalau pun dia marah." Jawab ibunya.
" Bu...!! Jangan bicara seperti itu,kalau dia sampai dengar dia itu baik bukan bodoh."
"Teruslah bela dia,entah apa hebatnya dia dimata mu." Ucap Ratih dengan wajah kesal lalu dia meninggalkan Antoni di ruang tamu.
" Karena mungkin hanya dia wanita yang mau berkorban begitu banyak untukku bu,Mona saja belum tentu sebaik dia." Ucapnya dalam hati semakin galau.
"Kenapa sih dia harus hamil,padahal aku tidak ada niat sedikit pun untuk menikah dengannya,apalagi untuk saat ini aku hanya ingin bermain-main dengannya,dia menambah beban pikiran saja." Antoni beberapa kali mendesah pikirannya begitu kacau untuk hari ini.
" Ibu mau kemana?" Tanya Antoni saat melihat ibunya berpakaian rapi dan menenteng tas kesayangannya.
" Ibu mau bertemu dengan teman ibu,entah kenapa kamu terlihat berantakan begitu,cepat mandi sana." Ucap ibunya lalu pergi meninggalkan Antoni yang masih rebahan di sofa.
Ratih keluar dari rumah menaiki ojek langganannya,dia ingin pergi menemui Mona yang tiba-tiba menghubunginya tadi dan mengajaknya bertemu.
"Stop..!! Aku disini saja." Ratih menghentikan tukang ojek dipinggir jalan umum dekat cafe langganannya,dia melihat mobil Mona ada disana.
Setelah membayar ongkosnya,Ratih bergegas menghampiri Mona yang kebetulan juga baru sampai bahkan orangnya juga belum keluar dari mobilnya.
" Tante...Cepat sekali sampai disini?" Ucap Mona saat Ratih mengetuk kaca mobilnya.Ratih masuk ke dalam mobil setelah Mona membuka pintu mobilnya.
"Iyalah harus cepat aku tidak sabar ingin bertemu sama kamu.Katakan kenapa kamu mengajakku tiba-tiba bertemu?" Tanya Ratih penasaran.Mona membawa mobilnya meninggalkan tempat itu.
"Sebenarnya nga ada yang penting sih Tante,kebetulan saja hari ini aku mau ke salon tapi agak malas kalau sendirian jadi aku ajak aja Tante.Nga papa ya Tante?" Tanya Mona sembari sekilas menatap wajah Ratih.
"Oohh tentu saja tidak malah Tante senang banget,cuma Tante nga bawa uang karena tadi Tante buru-buru."
" Aku akan membayari Tante nanti." Ucap Mona.Mona membawa Ratih ke salon ternama di kota itu Salon yang selalu dia kunjungi setiap akhir pekan.
Ratih terlihat sangat senang saat mendengar ucapan Mona,wanita seperti ini yang dia inginkan menjadi pendamping putranya,wanita yang royal,punya karir,dan punya banyak uang,wanita seperti itu akan menjadi menantu idamannya.
Sejak berkunjung ke rumah Antoni pertama kalinya,Mona sudah membaca sikap Ratih wanita yang sangat mudah di sogok dengan uang.Mona sengaja membawa Ratih ke salon ingin memanjakan wanita itu dengan kemewahan agar dia punya pendukung jika suatu saat Antoni tidak menerima kehamilannya.
" Ahh...Berkorban dikit nga papa lah,dari pada anakku lahir tanpa ayah,mau taro dimana wajahku nanti belum lagi orang tua ku yang bakal marah nanti." Ucapnya dalam hati.
Mona membawa Ratih ke salon,mereka berdua melakukan perawatan sampai menghabiskan uang jutaan rupiah,setelah itu Mona juga mengajak Ratih ke mall membeli beberapa pakaian dan juga tas yang diinginkan Ratih.
Setelah puas belanja keduanya yang sudah kelaparan langsung singgah di sebuah restoran Mona memesan beberapa menu makanan.
" Bagaimana perasaan Tante hari ini,apa ibu bahagia?" Tanya Mona saat mereka sedang menunggu pesanan.
"Tentu saja sangat bahagia,siapa sih yang tidak bahagia saat seorang wanita baik mentraktir kita,Tante sangat terharu.Mona kenapa kamu tidak pacaran saja sama Antoni?" Ratih menggenggam tangan Mona seketika.
" Antoni tidak menyukai aku Tante,katanya dia sudah menikah jadi aku mau bilang apa lagi Tante."
"Apa....Benar dia bilang begitu,dasar anak bodoh..!! Apa yang mau diharapkan sama wanita itu,tenang saja aku akan memaksanya untuk mencintaimu oke..." Ucap Ratih semakin erat menggenggam tangan Mona.
Mona hanya tertawa kecil dalam hati,kekuatan uang memang sangat dahsyat bagi mertua matre seperti wanita yang ada di depannya itu.
Keduanya menikmati makanan yang sudah di antar pelayan,Ratih makan dengan sangat lahap seperti biasa dia emang lumayan rakus kalau lauk sedikit enak sampai dia tidak sadar Mona menatapnya dengan tatapan jijik.
Setelah selesai makan Mona membayar semua pesanan mereka lalu mengantar Ratih pulang ke rumahnya tapi hanya sampai depan gang Mona menolak mengantarnya sampai ke rumah karena dia menunggu Antoni datang sendiri kepadanya setelah tadi siang dia mengatakan perihal kehamilannya.
Ratih menenteng semua barang belanjaannya dengan penuh rasa bangga,dia bersikap sedikit sombong di hadapan para tetangganya yang melihatnya dengan tatapan iri apalagi ibu-ibu komplek.
" Lagi banyak duit ya Bu Ratih,masih tanggal tua tapi sudah bisa belanja dan sepertinya baru perawatan dari salon juga." Ucap salah satu tetangganya.
"Biasa...!! Ada teman perempuan anak saya Antoni,dia wanita karir dan kaya raya hari ini dia mengajakku jalan-jalan dan shoping." Jawab Ratih mulai pamer di depan para tetangganya.
"Hati-hati bu Ratih,anak bu Ratih kan sudah menikah kenapa malah punya teman perempuan lagi,nga takut ya kena karma." Sindir wanita lain dengan wajah tidak suka membuat Ratih kesal.
" Sirik aja kamu,bilang aja kamu iri karena tidak ada yang mengajak mu belanja dan ke salon,makanya aku malas berteman sama kalian terlalu suka ikut campur." Sungut Ratih lalu pergi meninggalkan segerombolan ibu-ibu gang mereka.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹 🌹 🌹