Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Wulan hampir tersedak " bunda " protesnya sambil menyembunyikan senyum.
"Ya udah, bunda nggak tanya lagi de " ibunya tertawa lalu beranjak pergi sambil mengeleng-geleng.
Setelah selesai sarapan Wulan kembali ke kamar, ia memikirkan tentang ia dengan Kristian semalam di taman kota, ia tau bahwa ini tidak bisa dia dengan Kristian berbeda. Ia ingin membalas pesan dari Kristian, tapi sebelum ia membalas tiba-tiba ponselnya berdering ini bukan lagi pesan masuk, melainkan panggilan telepon dari Kristian.
Wulan menatap layar sebentar lalu, menjawab " Halo? "
" pagi, gue kira lo belum bangun? " Tanya suara di seberang sana.
" Udah dong" Jawab Wulan
" Mau jalan lagi hari ini? " Tanya Kristian ragu-ragu seolah takut di tolak.
Wulan tertawa pelan " boleh, emang mau ke mana lagi? " Tanya Wulan.
" Ke markas, lo nggak keberatan kan? " Tanya Kristian.
" Nggak kok " jawab Wulan
Sambungan terputus. Wulan menatap layar yang kembali gelap , tapi senyuman nya belum hilang.
\*\*\*\*\*
Pagi itu matahari tak terlalu terik . Awan menggantung tipis di langit , membuat suasana terasa teduh . Wulan menunggu di depan rumah , mengenakan blouse putih, dan celana jeans berwarna biru muda , dan di padukan warna jilbab senada dengan celananya. Ia saja menerima pesan singkat dari Kristian bahwa ia sudah di jalan.
Tak lama kemudian , suara motor menderu pelan di depan gerbang , Kristian datang mengenakan jaket kebanggannya Dengan logo ***SP***.
" Siap ? " Tanyanya sambil menyerahkan helem cadangan.
Wulan mengangguk " Emang lo, mau bikin apa di sana " Tanya Wulan.
" Setiap hari minggu, kadang kami sering ngumpul bareng di sana " Jawab Kristian.
Perjalanan mereka tak lebih dari satu jam . Motor Kristian akhirnya berbelok ke sebuah jalan kecil yang di apit deretan bangunan tua, di ujung jalan ada sebuah bangunan seperti ruko besar .
Kristian mematikan mesin " Ini markas kami "Katanya sambil menoleh ke arah Wulan.
Wulan turun dengan ragu " ini kaya ruko "
" Lebih dari ruko " Ujar Kristian sambil berjalan masuk " Ini tempat gue dan geng motor gue nongkrong klo ada yang mau di bahas kami berkumpul di sini " Lanjut Kristian.
Tiba-tiba ada seorang anggota geng motor yang menghampiri mereka " Wah Wah Wah, kok beda bos? " Tanya nya bercanda
Dan langsung di tatap tajam oleh Kristian,
" Sori bercanda "Balas doni yang bertanya tadi. " Hay Wulan, lo pasti masi ingat gue kan " Tanyanya
" Iya masi... " Lanjut Wulan sambil tertawakan canggung.
Wulan sedang asik mengamati dinding markas yang penuh foto dan coretan sketsa motor. Sementara itu Kristian duduk di sudut sofa besar bersama ke dua sahabatnya, reihan dan wili .
Kristian menyeruput teh kotak dari kulkas yang berada di ruangan itu , wili menatapnya dan menyenggol bahunya.
" Emang lo betulan tertarik sama dia? " Tanya wili sambil melihat ke arah Wulan.
Kristian hanya mengangguk dan meletakan botol teh kotaknya ke atas meja, " Iya gue serius, emang kenapa? " Tanya Kristian sambil mengangkat sebelah alisnya.
" Nggak, kenapa -kenapa, tapi kalian berbeda bro " Jawab reihan yang sedari tadi diam.
" Tembok kalian terlalu tinggi " Jawab doni yang diam dari tadi.
"Iya gue tau " Balas Kristian sambil melihat ke arah Wulan yang sibuk menatap foto di dinding.
" Gue sudah memperkenalkan nya sama kalian dan gue juga sudah bawa dia ke sini, tidak kemungkinan besar bahwa musuh kita, melihat dia bersama gue, makanya gue akan jaga dia dengan baik " Jawab Kristian.
Reihan langsung paham maksudnya, ia menoleh ke arah wili dan Kristian " Yang lo maksud andre? " Tanyanya