NovelToon NovelToon
Guru Para Dewa Menjadi Menantu Yang Di Benci!

Guru Para Dewa Menjadi Menantu Yang Di Benci!

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Soccer@

Ye Xuan, Guru Para Dewa yang terlahir kembali, mendapati dirinya menjadi menantu yang tidak diinginkan dalam keluarga dan di hina semua orang. Namun, segalanya berubah ketika dia perlahan berubah. Tawaran pernikahan kedua datang, seorang wanita cantik dari keluarga kaya. Awalnya menolak, Ye Xuan kemudian jatuh cinta dan memutuskan untuk menikahinya. Sejak itu, dia memulai perjalanan untuk menjadi pria yang kuat dan kaya, tidak hanya untuk memanjakan istrinya, tetapi juga untuk mencapai kemahakuasaan. Dengan kemampuan alkimia, seni bela diri, dan kemahiran dalam musik, lukisan, dan kaligrafi, Ye Xuan bertekad untuk membangun kehidupan yang luar biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 : Menjadi murid Luar Sekte Pedang Surgawi!

"Teman kecil, karena dia telah tiada, lihatlah wajah tirus orang tua itu. Tak perlu pedulikan Sekte Pedang Surgawi."

Ucap Gu Dong dengan nada rendah hati yang justru membuat banyak orang merasa bingung.

Ye Xuan—bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan penghormatan sebesar itu dari Gu Dong?

Padahal, dengan kedudukan Gu Dong, bahkan Ketua Sekte dari Sekte Pedang Surgawi pun harus menunjukkan sedikit rasa hormat padanya.

Namun, Ye Xuan tetap berdiri diam, tidak menunjukkan sedikit pun ketertarikan.

Sungguh keterlaluan!

Tepat pada saat itu, beberapa anggota dari Sekte Pedang Surgawi mulai angkat bicara, mencoba membujuknya dengan berbagai cara.

"Benar! Dia memang layak!"

"Sekte Pedang Surgawi kami tidak pernah memperlakukan seorang jenius dengan semena-mena."

"Selama kau mampu mengendalikan Formasi Tujuh Pedang Pembunuh, tak ada tempat yang lebih tepat bagimu untuk berkultivasi selain di Sekte Pedang Surgawi."

Pernyataan-pernyataan itu segera menarik perhatian banyak orang yang hadir di tempat itu.

Mereka yang sebelumnya berharap bisa diterima di Sekte Pedang Surgawi—sekte bergengsi yang menjadi impian banyak kultivator muda—hanya bisa menatap iri. Mereka telah berusaha keras, namun tetap ditolak. Sedangkan Ye Xuan, tanpa meminta, justru ditawarkan secara langsung. Perlakuan istimewa ini sungguh mencolok, dan bagi sebagian orang, terasa menjengkelkan.

Meski demikian, Ye Xuan tetap tidak menunjukkan tanda-tanda menerima tawaran itu. Ia hanya menoleh, memandang dua orang di sisinya: pria gemuk berwajah santai dan pria tampan yang tampak dingin.

"Apa kalian masih bagian dari Sekte Pedang Surgawi?" tanya Ye Xuan datar.

Pria tampan itu mengangguk pelan, lalu menjawab dengan nada dingin, "Sekte Pedang Surgawi mampu bertahan selama ribuan tahun di wilayah Kerajaan Yuan. Tak mungkin karena anjing tua seperti itu. Jika iya, sekte ini sudah lama runtuh."

Sementara itu, pria gemuk hanya mengangkat bahu, tampak tak peduli. "Kalau kau pergi, aku juga pergi. Jangan harap aku bertahan."

Melihat bagaimana Ye Xuan diperlakukan oleh Sekte Pedang Surgawi, pria gemuk itu pun kehilangan rasa hormat yang mungkin dulu pernah ia miliki terhadap sekte tersebut.

Alih-alih tunduk pada nama besar Sekte Pedang Surgawi, ia kini lebih memilih berdiri di sisi Ye Xuan—seseorang yang ia nilai lebih layak untuk dijadikan teman sejati.

Banyak anggota Sekte Pedang Surgawi terkejut bukan main. Mereka memandang pria gemuk itu dengan ekspresi tak percaya.

Apakah dia benar-benar bagian dari Sekte Pedang Surgawi?

Sikapnya—santai, acuh tak acuh, bahkan terkesan meremehkan—tidak mencerminkan sedikit pun kehormatan yang biasanya dibawa oleh anggota sekte prestisius tersebut.

Ye Xuan pun tampak terkejut. Dia tidak menyangka pria gemuk yang selama ini tampak santai dan hangat itu, ternyata memiliki hubungan dengan Sekte Pedang Surgawi.

Dan lebih mengejutkan lagi, pria itu bersedia menanggalkan identitasnya demi dirinya.

Sosok dengan temperamen sebaik itu... sulit ditemukan.

Kini, seluruh perhatian tertuju pada Ye Xuan. Mereka semua menanti—dalam diam—keputusan yang akan ia ambil. Apakah dia akan menerima tawaran masuk ke Sekte Pedang Surgawi atau tetap menolak?

Namun, tak seorang pun berani mendesaknya.

Gu Dong masih berdiri tak jauh, wajahnya tenang, sorot matanya sabar. Selama Gu Dong belum angkat bicara, siapa pun tak berani mendorong Ye Xuan.

Setelah berpikir beberapa saat, Ye Xuan akhirnya menghela napas pelan dan mengangguk.

"Aku setuju untuk bergabung dengan Sekte Pedang Surgawi."

Keputusan itu tentu mengejutkan sebagian orang. Karena sepanjang hari ini, perlakuan yang diterima Ye Xuan dari para anggota sekte tersebut tidaklah menyenangkan.

Pengalaman yang ia alami membuat hatinya dingin terhadap Sekte Pedang Surgawi—jauh dari kata simpati, apalagi rasa hormat.

Namun, ada satu alasan yang tak bisa ia abaikan.

An Yixue.

Gadis itu berada di dalam Sekte Pedang Surgawi. Jauh dari jangkauannya.

Dan meskipun hatinya enggan, Ye Xuan tahu—ia tak bisa berdiam diri dan membiarkan segala sesuatu terjadi tanpa dirinya.

Dia harus berada di dekatnya. Untuk berjaga. Untuk memastikan keselamatannya.

...

..

Sebagai murid luar dari Sekte Pedang Surgawi, Ye Xuan secara otomatis mendapatkan tempat tinggal yang telah ditentukan: Qianlongyuan.

Nama itu bukan tanpa makna. Qianlong berarti "naga tersembunyi," dan yuan adalah "lembah"—sebuah simbol bahwa para murid luar, meski belum menampakkan taring, menyimpan potensi besar di kedalaman.

Qianlongyuan sendiri adalah sebuah area yang terletak di kaki pegunungan, tempat lembah-lembah kecil mengular bagaikan urat kehidupan. Di sana berdiri halaman-halaman mungil yang tersebar seperti desa-desa kecil, bersinggungan satu sama lain di tengah kabut pagi yang lembut.

Saat itu, Gu Dong sebenarnya telah menyiapkan tempat tinggal yang jauh lebih mewah untuk Ye Xuan—satu yang layak untuk seseorang yang baru saja menunjukkan penguasaan atas Formasi Tujuh Pedang Pembunuh.

Namun Ye Xuan menolak tawaran itu tanpa ragu.

"Aku ke sini untuk berkultivasi, bukan beristirahat dengan nyaman," ucapnya tegas.

Baginya, kemewahan hanya akan menjadi beban. Apalagi, dengan tingkat kultivasinya saat ini, ia memang baru memenuhi syarat sebagai murid luar. Tinggal di tempat yang melampaui kedudukannya hanya akan menimbulkan gunjingan dan rasa iri di kalangan murid lain.

Di dunia sekte, reputasi bisa hancur bukan karena kesalahan besar, tapi karena anggapan bahwa seseorang tidak tahu tempatnya.

Dan Ye Xuan tahu betul: dalam dunia kultivasi, lidah bisa lebih tajam dari pedang.

Ia tidak ingin menjadi sasaran kecemburuan atau kritik sebelum waktunya.

....

Di bawah arahan beberapa anggota dari Sekte Pedang Surgawi, Ye Xuan bersama dua rekannya akhirnya menemukan tiga halaman kecil yang saling terhubung di area Qianlongyuan. Ketiganya memutuskan untuk menetap di sana—cukup terpencil untuk tenang, namun tidak terlalu jauh dari pusat aktivitas.

Setelah sedikit membiasakan diri dengan lingkungan barunya, Ye Xuan tidak membuang waktu. Begitu selesai menata barang-barang seadanya, ia segera duduk bersila di tengah halaman, memulai latihan kultivasi.

Apa yang terjadi hari itu—semua pandangan, tekanan, dan dinamika kekuatan—membekas dalam-dalam di benaknya.

Ia merasa tidak cukup kuat.

Bahkan, terlalu lemah.

Satu kata dari seorang penatua saja, dan hidup matinya bisa ditentukan seketika.

Itulah kenyataan dunia kultivasi: hierarki kekuatan yang begitu tegas dan tidak mengenal belas kasihan.

Meskipun sebelumnya ia berhasil mengendalikan Formasi Tujuh Pedang Pembunuh dan membuat banyak orang tercengang, Ye Xuan tahu bahwa itu bukan kekuatannya sendiri. Itu hanyalah kekuatan eksternal yang kebetulan bisa ia pinjamkan untuk sesaat.

Namun kekuatan sejati—yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri—belum cukup untuk menghadapi dunia ini.

Dia tidak bisa terus-menerus bergantung pada formasi itu.

Jika ingin bertahan... jika ingin melindungi orang-orang yang penting baginya...

Maka tidak ada jalan lain: dia harus menjadi kuat dengan kekuatannya sendiri.

1
Nanik S
Gaaaas Pooool 🙏Tor
Nanik S
Menantu rendahan.... Lalu mereka apa tdk lebih rendah yang beraninya main Kroyok... 🤣🤣🤣
Nanik S
Mantap Tor 🙏🙏
Nanik S
Kerja yang bagus....
Ananrac
yang bnyak thor
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏🙏
Nanik S
Makin seru ... cemburu.. marah jadi satu
Nanik S
Apakah Wanita ditengah Hutan itu sosok Dewi
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Hancurkan Sekalian mereka mumpung ada diluar sekte
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Rinaldi Sigar
lanjut
kak so
tetap semangat buat Boss otor. semoga ide2 keren nya semakin gacor...😎
kak so
ciiihhhh...cukup kepala kau...😏. ga da cerita Dul... pecahkan kepala anak anjing nih...😏. gw kasih kopi Ampe lu muntah..bunuh plus spiritual Vote..😎
Rinaldi Sigar
lnjut
Rohmat setiawan
hukum persis di negara Konoha saja
Nanik S
Gas Poooool 🙏🙏
Nanik S
Cerita yang bagus Tor
Nanik S
Lenyapkan saja Penegak Hukum
kak so
ciihhhh....kalian para penegak hukum sekte nih beeneran sampah...😏. jadi inget ma penegak hukum negeri konoha nun jauh dikampuang...🤦‍♂️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!