Maycha adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang masih duduk dikelas XII SMA, ia anak dari seorang pelukis kampung yang bernama Anggara Daniola dan Putri Daniola.
suatu ketika ia terpaksa harus menerima dengan ikhlas perjodohannya dengan seorang tuan muda yang depresi. ya, seorang pemilik perusahaan DX Company. ialah Danuarta Xello.
Bagaimana bisa ia menjadi tuan psikopat yang depresi? akankah Maycha dapat menjalani hari-harinya dengan baik sebagai istri dari Tuan muda yang depresi?
jangan lewatkan setiap chapter kisahnya. hanya di OBAT DEPRESI TUAN PSYCHO karya Vhi Shaka, Riau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VhiShaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi??
dua bulan setelah tragedi kecelakaan itu, bapak munzir membantu Caca dan kedua bocil itu pulang kerumahnya. bapak sengaja mengantarkannya karena keadaan mereka belum sembuh benar.
dua bulan itu pula Danu kembali depresi karena tidak menemukan keberadaan istri dan anaknya. Daniel setiap hari hanya bisa menangis menatap sang ayah yang sering tertawa sendiri, menangis, bahkan melukai dirinya sendiri.
"opa, apakah Daddy gila?"
"sttt, tidak. Daddy hanya lelah mencari kakak dan mommymu". jawab ayah Caca menenangkan Daniel.
"yah, bagaimana ini? dokter bilang Danu keadaanya sangat mengkhawatirkan. apalagi dulu dia pernah depresi". ucap bunda Caca cemas
"belum ada kabar apapun dari pihak kepolisian dan juga anggota Danu Bun. mereka sudah mencari kesemua tempat sekitar lokasi kejadian".
..
"assalamualaikum",
"siapa tu Bun? bukalah dulu. mungkin ada informasi penting tentang anak dan cucu kita", ucap ayah
betapa terkejutnya bunda Caca. ia membuka pintu dan ternyata anak dan cucunya ada dihadapan dirinya. ia terjatuh lemas seolah lututnya tak mampu menopang berat badannya sendiri
"bunda. hiks", Caca memeluknya erat
"sia..... cacaaaaa, valeeee", ayah datang menghampiri dengan Isak tangis haru. bersyukur anak dan cucunya masih selamat.
"siapa opa, ommm... mommy? kakakkk. kalian kemana aja. hiks hiks. lihatlah Daddy. dia gila karena kalian. bodoh sekali. kenapa malah pergi menjauh. kenapa tidak mencari tempat aman yang dekat. atau lapor polisi. atau meminta bantuan. hiks". panjang lebar Daniel mengomel.
"maafkan saya, pak, buk. saya lancang membawa anak dan cucu kalian. saya Munzir".
"Munzir? terimakasih pak. terimakasih banyak atas pertolongan bapak." ucap ayah Caca memeluk pak Munzir.
tanpa sengaja ayah menyenggol topi pak Munzir hingga terlepas.
"kau? munzir Abimanyu? benarkah itu kau sahabatku?". ayah Caca semakin terkejut melihat kondisi sahabat lamanya saat sekolah menjadi seperti ini.
...
setelah selesai bersih-bersih, Caca baru sempat melihat keadaan suaminya di dalam kamar. semua barang hancur berantakan. Amira kini juga tinggal bersama mereka karena setelah ditelusuri orangtuanya meninggal saat tragedi itu. yatim piatulah ia sekarang. Caca memutuskan mengangkat Amira menjadi anaknya.
"mas, ka-kamu kenapa jadi begini?", Caca perlahan mendekati Danu yang asyik ngomong sendiri
"istriku cantik. cepat pulang. aku rindu. anakku. kalian kemana...."
"mas, ini aku. Caca. istri kecilmu yang imut"
sejenak Danu menatap tajam Caca lalu berteriak sekuatnya, "PERGI!! KAU BUKAN ISTRIKU".
Caca yang memanas mendengarnya menampar berkali-kali pipi Danu.
"eh bangsat. kau gak liat aku yang seksi ini? ini sentuh, kau ingatkan bagaimana bentuk dadaku yang kau sukai ini. ini, wajahku. kau gak lupa kan akulah yang kau nikahi saat usiaku masih terlalu dini. kenapa kau Depresi lagi. bodoh! kau itu tuan muda. kau psikopat. mudah sekali kau gila. hahah gila lagi? lama-lama aku juga ikutan gila. hiks. maass sadarlah, ini aku. hiks hiks"
Danu memeluk erat Caca dan mencium lembut pucuk kepala Caca. "sayang. beneran ini kamu? Valeria mana? anak genit itu kemana?"
Caca mendongak memperhatikan Danu yang ia rasa sudah lebih tenang. "valeria ada dikamar. ia aman. aku juga baik. sahabat lama ayah yang menyelamatkan kami".
...
sejak saat itu Danu tidak mengizinkan istri maupun anaknya bepergian tanpa dirinya. ia merasa kecolongan sekali dan tak ingin terulan lagi.
Amira juga merasa bersyukur sebab kini ia memiliki keluarga baru, begitu juga dengan pak Munzir yang dihadiahi ayah sebuah rumah mewah tepat disebelah rumah mereka. awalnya pak Munzir menolak, namun akhirnya ia menerima karena ia pikir mungkin hidupnya akan jauh lebih baik lagi.