Memiliki saudara kembar nyatanya membuat Kinara tetap mendapat perlakuan berbeda. Kedua orang tuanya hanya memprioritaskan Kinanti, sang kakak saja. Menuruti semua keinginan Kinanti. Berbeda dengan dirinya yang harus menuruti keinginan kedua orang tuanya. Termasuk menikah dengan seorang pria kaya raya.
Kinara sangat membenci semua yang terjadi. Namun, rasa bakti terhadap kedua orang tuanya membuat Kinara tidak mampu membenci mereka.
Setelah pernikahan paksa itu terjadi. Hidup Kinara berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Ya, Rico masih mengingat dengan jelas saat ia memohon kepada orang tuanya untuk menikahkan dirinya dengan Kinara. Kebetulan saat itu, Papa Soni tengah meminta bantuan kepada Pak Abas soal dana. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan mereka untuk meminang Kinara.
"Untuk sementara memang kamu harus membawa Ara pergi. Papa tahu apa yang sedang dilakukan orang tua Ara. Papa sungguh tidak menyangka kalau mereka sejahat itu kepada putri mereka sendiri." Pak Abas menghela napas berat. Cerita dari Mbok Nah membuatnya naik pitam kepada besannya itu, tetapi ia berusaha untuk menahan emosi karena tidak ingin menambah masalah.
"Iya, Pa. Itu salah satu alasan aku mau mengajak Ara berbulan madu."
"Ya sudah, hati-hati kalau mau berangkat. Besok pagi mama akan ke rumahmu sebelum kalian berangkat." Ibu Ratmi tersenyum simpul. Rico mengangguk cepat lalu mengobrol beberapa hal, setelahnya ia pamit pulang.
Di saat sedang dalam perjalanan pulang, ponsel Rico berdering. Ada nama Veronica tertera di layar. Lelaki itu hanya diam tanpa berniat menerima panggilan tersebut. Setelah dering itu terhenti, Rico segera menghubungi asisten pribadinya.
"Selama sebulan nomorku tidak aktif. Kalau ada apa-apa kamu bilang saja pada papa," perintahnya. Setelah itu, ia mematikan ponselnya. Tidak ingin ada seorang pun yang mengganggu waktunya bersama dengan Kinara nanti. Ia ingin menikmati waktu bersama istrinya saja.
Setibanya di rumah, lelaki itu bergegas ke kamar. Namun, Kinara tidak ada. Hanya suara gemericik air yang terdengar. Ah, istrinya pasti sedang mandi. Rico pun melepas jas dan dasi yang dikenakan. Ia pun hendak mandi setelah istrinya selesai.
Ketika baru melepas kemeja yang dikenakan. Pintu kamar mandi terbuka. Kinara terkejut melihat suaminya sudah berada di kamar.
"A-Anda sudah pulang?" tanya Kinara gugup. Tidak tahu jika suaminya akan pulang secepat itu. Ia pun mendadak canggung apalagi saat ini dirinya hanya memakai handuk mandi. Paha mulusnya terpampang nyata juga leher jenjangnya. Hal itu membuat Rico yang melihatnya pun memanas.
"Ya." Rico berjalan mendekat. Melihat dada bidang suaminya yang berotot seperti itu, seketika Kinara menelan ludah. Pikirannya mulai kotor. Namun, bayangan yang menyakitkan kembali terbayang hingga membuat Kinara meremas handuk yang dikenakan.
Rico menangkup wajah Kinara. Mengusap pipi wanita itu dengan lembut hingga membuat tubuhnya meremang. Kinara hanya bisa terpaku. Merasakan aliran tubuhnya yang terasa berdesir hebat. Apalagi usapan lembut itu, membuatnya luluh seketika.
Tanpa sadar, Rico memajukan wajahnya. Mencium pipi istrinya terlebih dahulu sebelum akhirnya melum*t benda kenyal yang terasa manis. Dengan perlakuan lembut sang suami, Kinara pun hanya bisa diam. Tubuhnya seolah tidak memiliki tenaga untuk melawan. Justru menikmati setiap sentuhan lembut itu.
Ketika Rico hendak menurunkan ciuman ke arah leher jenjang Kinara, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dan Mbok Nah memanggil. Keduanya pun seketika gugup. Seperti orang pacaran yang ketahuan. Dengan segera Rico berjalan menuju pintu, sedangkan Kinara mengambil baju ganti.
"Ada apa, Mbok?"
"Makan malam sudah siap, Tuan." Mbok Nah berbicara sopan. Rico hanya mengangguk lalu membiarkan Mbok Nah pergi. Setelahnya, ia bergegas mandi.
***
"Kita mau ke mana?" tanya Kinara bingung saat mereka sudah berada di bandara.
"Berbulan madu."
Kinara melongo. Menatap suaminya tidak percaya. Bibir Rico tertarik melihat wajah lugu istrinya. Lalu menyentil kening wanita itu dengan perlahan. Seketika, Kinara tersadar.
"Wajahmu sungguh sangat menggemaskan jika seperti ini."
Kinara pun berpaling. Pipinya sudah merona merah. Lalu mereka segera masuk ke pesawat. Selama dalam perjalanan, Kinara lebih banyak tidur.
"I-ini kamarnya?" tanya Kinara. Kembali terbengong saat melihat sebuah kamar hotel yang sangat mewah. Ah, bukan hanya itu saja, kamar itu sudah dihiasi kembang yang sangat cantik dan romantis. Dengan lilin aroma terapi di sepanjang jalan menuju ke kasur.
"Ya, apa kamu suka?" tanya Rico tak mampu menahan senyumnya.
"Luar biasa." Kinara melangkah cepat menuju ke kasur. Lalu merebahkan diri di sana. Wangi bunga-bunga itu membuatnya merasa tenang. Kegelisahan dan kesedihan yang dialami seolah lenyap begitu saja.
Matanya terpejam, merasakan semua hal yang menenangkan itu. Namun, ia terkejut ketika merasakan seseorang duduk di sebelahnya. Ah, ia lupa kalau ada suaminya di sana. Kinara hendak bangkit, tetapi Rico menahan.
"Mau ke mana?" tanya Rico sambil tersenyum simpul.
"Sa-saya mau mandi." Kinara menjawab gugup. Bukannya melepaskan, Rico justru beralih menindih wanita itu. "Tu-tuan ...."
"Jangan mandi dulu. Lebih baik kita berolah raga baru mandi." Rico tersenyum nakal.
Dengan susah payah Kinara menelan ludah. Tahu bahwa dirinya tidak akan bisa lepas dari pria tampan diatasnya kini. Namun, tiba-tiba bayangan menyakitkan itu kembali hadir. Membuat tubuh Kinara bergetar. Sadar akan hal itu, Rico pun segera mencium kening wanita itu dengan sangat lama.
"Tenang saja. Kali ini dan seterusnya, aku akan melakukan semuanya dengan lembut." Rico berbisik lembut di telinga Kinara hingga membuat tubuh wanita itu meremang seketika.
Awalnya Kinara ragu, tetapi melihat tatapan dalam suaminya seketika hatinya luluh. Dalam cahaya yang temaram, kedua insan itu saling beradu leguh dan peluh. Rico membuktikan ucapannya. Melakukan semuanya dengan penuh kelembutan hingga membuat Kinara terbuai.
"Aku mencintaimu, Ara," kata Rico saat ia berhasil membenamkan benihnya di rahim istrinya. Tidak ada harapan yang lebih indah selain berharap bahwa benihnya akan segera tumbuh menjadi janin.
"Tu-tuan ...."
"Tidurlah. Kamu harus mengisi tenaga karena setelah ini akan ada ronde kedua dan seterusnya."
"A-apa?!"
jangan² nanti minta anak kakaknya diurus oleh ara kalau iya otw bakar rumahnya
kinara masih bisa sabar dan berbaik hati jangan kalian ngelunjak dan memanfaatkan kebaikan kinara jika gk bertaubat takut nya bom waktu kinara meledak dan itu akan hancurkan kalian berkeping" 😏😂