Seorang santri yang memiliki suara indah dan wajah tampan berjuang demi tegaknya agama islam.Dengan sahabat-sahabatnya Azmi berjuang untuk menjadi bintang dan membuat orang tuanya bangga. Kesulitan dalam membuat musik islam dengan tabuhan rebana agar bisa menandingi musik Band sebelah yang selalu berusaha ingin menghancurkan grup Syubband ia rasakan bersama anggota Syubband lainnya. Buly timbul saat ia sukses dan viral di media sosial.
Apakah seorang Azmi bisa tetap untuk menyanyi sambil berdakwah dengan cacian orang yang iri padanya?
Penasaran yaa....
Ikuti kisah Gus Azmi disini..
Selamat membaca, semoga banyak yg suka.
Fb :N-chen.
Ig: @nikenaulia_13
Bantu follow ya guys, DM aja gak papa biar aku folback 😉.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu niken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24. Jagoan Silat.
Para anggota Syubband terdiam mendengar perkataan Zakir mereka saling pandang dan seketika tertawa terpingkal-pingkal. Melihat itu Zakir heran dan bingung.
"Kok malah ketawa sih. "ucap Zakir memasang wajah heran.
"Zakir, Zakir, kamu ada-ada aja masa Azmi sama Aban kamu bilang pembawa sial."Ali menahan tawanya.
"Wes toh Kir, kamu gak usah kayak gitu sama Azmi karo Aban gak onok wong pembawa sial ."Udin.
"Iya tuh ,lagian Azmi sama Aban itu udah hampir 1 tahun latihan di Syubband cuman jarang-jarang karena mereka masih malu-malu kucing."Firman.
"Benar Kir,aku juga baru-baru ini tahu nama mereka, waktu mereka nunjukkin suara merdu mereka ,ya kan Azmi,Aban."Akmal.
Azmi dan Aban mengangguk dan tersenyum kepada Akmal. Melihat ditertawakan Zakir semakin kesal.
"Tapi Mas ,mereka ini memang pembawa sial aku yakin kalau mereka keluar dari Syubband pasti gak bakal ada kekacauan kayak gitu."Zakir.
Para anggota Syubband terdiam dan memandang Zakir.
"Cukup Kir,kalau kamu gak suka sama mereka jangan ngajak kita juga dong buat gak suka sama Azmi dan Aban mereka itu polos banget lo."Ahkam.
"Tapi mas...."Zakir.
"Udah lah Kir, mereka itu lebih bela Azmi mending kita pergi."Helmi memotong pembicaraan Zakir. Zakir terdiam dan menoleh ke arah kedua temannya.
"Iya Kir,kita pergi yuk."Sihin.
Zakir tidak menjawab dan pergi dengan wajah kesal. Helmi dan Sihin mengejar Zakir yang sudah menjauh.
"Yah ngambek ,Kir jangan ngambek."teriak Azmi sembari tersenyum manis setelahnya.
"Yang sabar Azmi, Aban, kalian gak boleh sampai berantem sama Zakir."Ali.
"Iya mas, udah biasa kok digituin sama Zakir. "Azmi.
"Eh iya ,Aban gimana tuh udah gak sakit Ban?."tanya salah satu anggota.
"Oh iya, Aban gimana Ban gak papa?."Akmal menambahkan.
"Enggak papa kok mas. "ucap Aban.
"Alhamdulillah, tau gak aku kepikiran tau sama anak manis ini ,kasihan kena batu gede kayak gitu."Firman.
"Ce ileh manis kayak gula ya Fir."jawab salah satu anggota.
Mereka semua tertawa begitu juga dengan Azmi dan Aban yang saling pandang sembari tersenyum. Mereka berbincang-bincang hingga tidak kenal waktu.
"Udah malam nih, kalian gak pulang."Ahkam.
"Eh iya ,sampai gak sadar kalau udah malam kita pulang ya, jangan lupa besok latihan habis duhur."Akmal.
"Emamg wes onok anu ne opo ,rebanane Mal."Udin.
"Gak tau sih tapi Kyai bilang gitu pokoknya kita siap-siap aja ingat bulan depan kita dapat undangan."Akmal.
"Ya udah ,kita besok siap-siap. "Muhklis.
"Oke siip yuk guys, pamit ya Azmi, Aban."Akmal.
"Iya mas."jawab Azmi dan Aban bersamaan.
"Pamitnya sama yang ganteng aja, sama juga kita dong."Ahkam.
"Pamit dulu mas Ahkam,mas Muhklis assalamualaikum. "ucap Akmal dan semua anggota yang mengucap salam.Merekapun melangkah pergi meninggalkan Azmi, Aban, Ahkam, dan Muhklis.
"Ayo masuk kamar, tidur udah malam nih."Ahkam.
"Aku juga udah ngantuk banget mas ,saatnya tidur."ucap Azmi sembari melangkah menuju kamarnya diikuti oleh Aban, Ahkam dan Muhklis.
***Mataharipun terbit...........
Pagi ini masih sangat dingin-dinginnya para santri baru saja turun dari Masjid seperti di korea rasanya ,setiap mereka berbicara keluar embun pagi dari mulut mereka.
Azmi yang sudah memakai seragam silatnya duduk santai menikmati suasana pagi dan menghirup udara pagi. Azmi juga mencoba mengeluarkan embun dari mulutnya beberapa kali. Aban yang melihat Azmi segera menghampirinya.
"Azmi, dari tadi main embun mulu."Aban.
Azmi membalikkan badannya ke arah Aban dan mengeluarkan embun dari mulutnya menunjukkan itu kepada Aban.
"Gimana Ban, aku udah kayak orang korea belum. "Azmi.
"Ya elah Azmi,Azmi ,baru gitu aja kamu udah senang nih aku juga bisa."Ahkam yang baru saja keluar dari kamar dan mengeluarkan embun dari mulutnya.
"Mantap ,kayak di film korea tuh ,coba deh Ban. "Azmi.
Aban hanya tertawa melihat Azmi yang berkali-kali mengeluarkan embun dari mulutnya dan menyuruhnya untuk mengikutinya.
Terdengar suara Akmal yang memerintahkan semuanya untuk berbaris mengikuti silat yang memang wajib dilakukan para santri setiap hari minggu. Semua santri segera berbaris begitu juga dengan Azmi, Aban, Ahkam, dan Muhklis.
Para santri mengikuti gerakan silat yang ditunjukan oleh ustadz Fathur dan juga Akmal yang sudah beberapa kali memenangkan pertandingan.1 jam sudah latihan disaat semua santri sudah berkeringat dan duduk santai Akmal, Ali, dan Udin masih berlatih dengan ustadz Fathur.
Azmi tercengang melihat aksi yang ditunjukkan Akmal didepan matanya.
"Hebat banget mas Akmal ,ternyata dia juga jago silat, jadi pengen kayak dia."ucap Azmi yang terus memandang Akmal.
"Iya ,hebat mas Akmal ."Aban menambahkan.
Zakir yang duduk disamping Azmi mendengarkan pembicaraan Azmi sembari memandang Akmal.Zakir terlihat memikirkan sesuatu sembari fokus menatap Akmal yang menunjukkan gerakan silatnya kepada ustadz Fathur.
***Sekolah....
Di hari minggu para santri masih bersekolah digantikan dengan hari jum'at yang merupakan hari libur.
Azmi ,Aban, dan Rifki sangat asyik berbincang setelah menyantap makanan mereka.
Di tengah perbincangan.....
"Benar tuh. Mas Akmal, mas Ali, sama mas Firman emang mau ikut lomba lagi minggu depan di pesantren lain."Rifki.
"Emang pesantren apa Ki?."tanya Aban.
"Kurang tau aku"Rifki.
"Hebat mereka multi talenta, semoga aku juga pintar silat nanti nih kita juga bisa ikut lomba kayak mereka, ya gak."Azmi.
"Aamiin."ucap Aban dan Rifki bersamaan.
Zakir yang mendengar segera menghampiri Azmi bersama kedua temannya yang selalu mengikutinya.
"Jangan mimpi deh Azmi Askandar, kamu itu lemah lebih jago aku kaliik."Zakir dengan sombongnya.
"Benar itu ,lebih jago Zakir."Helmi.
"Eh Kir,jangan sombong dulu kita lihat aja nanti."Azmi.
"Oke awas ya ,kamu sama teman-teman kamu ini bakal ngakuin kehebatan aku."Zakir ,ia pergi begitu saja mengajak kedua temannya.
"Sombong amat tuh si Zakir."Rifki kesal.
"Udah biarin ,kita lihat aja nanti. "Azmi.
"Iya, kita harus bukti'in ke Zakir biar dia gak sombong."Aban.
Azmi dan Rifki mengangguk pelan.
Di sisi lain Zakir yang berjalan melihat Akmal yang sedang bicara sembunyi-sembunyi lewat gerbang antara santriwan dan santriwati. Seketika Zakir menghentikan langkahnya.
"Kir, kenapa sih berhenti tiba-tiba?."Helmi kaget menabrak Zakir yang berhenti tiba-tiba.
"Hushhh !Bisa diam gak itu mas Akmal ngomong sama siapa dia?."Zakir.
Helmi dan Sihin melihat Akmal yang berbisik-bisik dengan seorang santriwati yang tidak jelas wajahnya tertutup pintu gerbang yang sangat besar dan hanya ada sedikit lubang.
"Iya ,kita deketin yuk tapi jangan sampai ketahuan."Sihin.
"Tumben pintar, yuk."Zakir.
Mereka semakin mendekati Akmal dengan sangat hati-hati menguping dari balik pohon yang agak dekat dengan Akmal.
Bersambung......
syukron Uk kisahnya yaa kk
Aku suka ceritanya. soalnya lumayan mirip sma kisah nyata nya.
Smoga sukses kk
d tggu karya selanjutnya ya..
tapi masih buat karyanya, ditunggu karya2 selanjutnya semangat thor
Entar lanjut lagi
Ditunggu feedback nya ❤️