MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 24
Mendapat panggilan dari ayah, membuat Anggitha termenung. Memikirkan apa yang harus ia ambil. Di satu sisi ia belum mengetahui pasti tentang perasaannya, namun ia di lema.
Felix begitu baik padannya, sedangkan Elvin sangat cuek dan bahkan tidak menganggapnya sama sekali, tapi kedua orang tuanya begitu baik padannya. Ia sungguh bingung.
Saat ini Anggitha sudah berada di rumah dan tengah duduk bersama ayah dan juga kedua orang tua Elvin . Ia menunduk, tidak berani untuk menatap wajah mereka.
"Bagaimana Gita ? Kamu bersedia ?" tanya mommy sekali lagi, karena sejak tadi Gita belum menjawab pertanyaannya.
"Gita sungguh minta maaf Tante. Gita gak bermaksud mengecewakan kalian, tapi ini berat bagi ku. Kalian begitu baik padaku, tapi pernikahan ini juga gak bisa berjalan dengan baik jika di antara kami masih ada masa lalu yang belum selesai. Gita gak mau pernikahan ini di jalani dengan keadaan terpaksa___
"Elvin dan Jun tidak menginginkan orang baru di hidup mereka. Jika keduanya gak bisa menerima ku, aku akan menjadi orang tak kasat mata di hadapan mereka nantinya, terutama Elvin " Anggitha mengatakannya tanpa membuat-buat.
"Apa kamu ada menyukai seseorang ?" tanya mommy. Ia cukup ingin tahu itu.
"Maaf tante" ucap Anggitha dengan menunduk.
Mendengar jawaban Anggitha sudah cukup memuaskan hati mommy. Jika seperti ini, ia tidak bisa memaksa. Anggitha dan Elvin sama-sama menolak perjodohan yang ia rencanakan.
"Baiklah, Tante gak akan memaksa mu. Namun Tante harap kamu berubah pikiran. Kalau kamu berubah pikiran suatu saat, jangan sungkan untuk menghubungi tante"
"Iya, Tante. Terima kasih" Anggitha bersukur, Tante Vika bisa menerima alasannya.
"Kalau begitu, kami pamit pulang. Oh ya, ini semua untuk kalian" ucap mommy sembari tersenyum. Ia menunjuk parsel yang terbungkus.
"Aku rasa gak perlu. Kami menolak lamaran kalian" sahur ayah. Ia merasa tak enak hati harus menerima seserahan dari sahabatnya, padahal ia sudah menolak lamaran mereka.
"Gak pa-pa, ini memang untuk Gita . Kamu gak mungkin membawanya pulang" ucap Daddy.
"Terima kasih" ucap ayah.
Daddy mengangguk. Ia merangkul bahu sang istri dan membawanya pulang. Setelah mobil mereka meninggalkan rumah, Anggitha berbalik menatap ayah dan langsung memeluknya.
Ayah tahu perasaan gundah sang putri. Ia membalas memeluknya seraya mengusap rambutnya. "Sudah selesai semua kan? kamu gak perlu khawatir lagi" ucap ayah.
"Tapi, Gita merasa bersalah pada Felix, Yah" Anggitha mendongak menatap ayah.
"Minta Felix untuk bertemu dan selesaikan yang menjadi masalah kalian"
"Apa Felix mau bertemu denganku lagi setelah aku membuatnya kecewa ?"
"Felix anak yang baik, dia pasti mau bertemu dengan mu. Minta maaf padanya kalau kamu sudah berbuat salah "
"Iya ayah" Anggitha mengangguk.
"Yasudah, kamu istirahatlah !" ucap ayah.
Anggitha melepas pelukannya dan pergi ke kamarnya. Ia sudah cukup merasa lega karena sudah mengatakan yang sejujurnya pada kedua orang tua Elvin .
...----------------...
Di lain sisi, Elvin terlihat sangat malas mengerjakan pekerjaan kantor. Setumpuk kertas yang menggunung membuat moodnya semakin jelek.
Membuka kaca mata bacanya, lalu beranjak dari kursi kerjanya. Memilih berbaring di sore sekedar melepas penat. Menjadikan bantal sofa sebagai bantal kepala. Ia menatap langit-langit ruangan, sesekali menghela nafas.
Ia memejamkan matanya dan tak terasa ia tertidur. Terdengar suara pintu terbuka dengan perlahan.
"El"
"El"
"Elvin"
Panggilan yang begitu lembut memanggil namanya. Elvin mengerutkan keningnya mencari seseorang yang memanggilnya. Menatap sekelilingnya sembari berputar mencari asal suara tersebut.
Sampai ia terpaku kala melihat seorang wanita berdiri membelakanginya. "Hai" sapa Elvin .
"Bagaimana kabarmu ? kamu terlihat semakin tampan El" wanita itu berbalik menatap Elvin dengan senyuman yang sangat manis.
Elvin sampai membeku di tempatnya. Menatap wanita yang sangat cantik di depannya. Wanita yang selalu ia rindukan setiap saat. Wanita yang sangat ingin ia temui dan saat ini tengah berdiri di hadapannya dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan wajahnya terlihat berseri-seri.
"Cl.... Cla " Elvin termagu melihat sang istri berdiri di hadapannya.
"In...ini beneran kamu, Cla?" mata Elvin berkaca-kaca saking tak percayanya.
"Kamu melupakan istri mu? Sampai-sampai kamu malah bertanya seperti itu. Aku merindukan mu, El……sangat" Clara juga tampak berkaca-kaca menatap suaminya. Ia juga sungguh merindukan pri tampan di depannya ini.
"Enggak " Elvin menggeleng cepat. "Mana mungkin aku melupakan mu, aku juga bahkan sangat merindukanmu. Kamu ke mana saja? kenapa kamu baru kembali?10 tahun Cla, 10 tahun kamu pergi meninggalkan ku dan Jun . Jun selalu mencarimu. Kamu menyiksaku dengan kepergian mu yang sangat dadakan ini. Dunia ku hancur Cla. Dunia ku runtuh sejak kamu pergi dari kehidupan ku. Kamu sudah berjanji padaku, akan selamanya berada di sisi ku hingga kita menua bersama" Elvin mengeluarkan semua yang tertahan selama ini. Air matanya mengalir dan tak mampu terbendung lagi.
"Aku juga ingin seperti itu. Aku juga menginginkannya, El. Aku juga menunggu mu. Aku selalu menunggu mu, tapi kamu yang gak pernah datang. Sampai saat ini, aku masih menunggu mu. Aku selalu bertemu dengan Jun dan meminta dia untuk memberi tahu mu……untuk menjemput ku, namun kamu belum datang juga"
"Apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi, El? Apa ada wanita lain yang kamu temui dan membuat mi berpaling dari ku? Apa kak Gita akan menjadi pengganti ku?"
Setiap pertanyaan yang Clara lontarkan, Elvin hanya menggeleng. Ia tidak bisa menyela setiap pertanyaan istrinya itu.
"Hanya kamu yang satu-satunya istriku, Cla. Hanya kamu satu-satunya bundanya Jun . Aku gak pernah menyukai wanita manapun selain dirimu. Hati ini sudah terkunci dengan nama mu"
Mendengar jawaban Elvin membuat Clara tersenyum senang. "Aku senang mendengarnya " Setelah mengatakan itu, Clara berbalik dan ingin pergi.
"Kamu mau ke mana, Cla ?" Elvin mulai panik melihat Clara akan pergi.
Clara tidak menjawab. Ia hanya menolehkan kepalanya sembari tersenyum. Ia pun melangkah pergi. Elvin mengejarnya, namun entah kenapa langkah Clara begitu lebar sehingga ia tidak mampu untuk mengejarnya.
"CLA!!"
"CLARA!!"
"CLARA!!!"
Elvin berteriak sekencang mungkin memanggil nama sang istri. Ia terus berlari mengejarnya, namun semakin ia kejar semakin menjauh pula tubuhnya.
.
.
NEXT