Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Ungkapan Cinta Kapten Reynold
Reynold segera mematikan kompornya lalu mengambil ikan itu untuk dia potong dan bersihkan. Cinta hanya memperhatikan Reynold memasak dan rasa kagum mulai Cinta perlihatkan. Di maya Cinta, Reynold begitu sangat keren karena sudah tampan, gagah, Tentara, pintar masak pula.
"Padahal Kapten sangat sempurna, tapi kok Patricia bisa-bisanya mencampakkannya," batin Cinta.
Reynold melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Cinta. Seketika Cinta tersentak kaget. "Ada apa, Kapten?" tanya Reynold.
"Kamu kenapa malah melamun?" tanya Reynold bingung.
"Ah, enggak," sahut Cinta gugup.
"Sini, aku ajari kamu masak biar nanti pas aku nikahi kamu, aku bisa nyoba masakan kamu," goda Reynold.
Cinta melotot, akhir-akhir ini Reynold memang suka sekali menggoda Cinta. "Apaan sih, Kapten," sahut Cinta malu-malu.
Reynold tersenyum, dia memang sengaja sering menggoda Cinta supaya dia nantinya tidak terlalu gugup. "Kamu ulek bumbu ini," suruh Reynold.
Cinta menurut tapi dia terlihat kesusahan, bahkan dia menumbuk bumbunya sehingga bumbunya loncat-loncat ke mana-mana. "Astaga, Cinta bukan kaya gitu," ucap Reynold.
"Bagaimana, aku gak bisa," keluh Cinta.
Reynold menghampiri Cinta lalu berdiri di belakang Cinta. Setelah itu Reynold memegang tangan Cinta dan lagi-lagi jantung Cinta tidak aman. Reynold mencontohkan bagaimana caranya mengulek bumbu, dikarenakan di sana tidak ada blender jadi mau tidak mau harus pakai ulekan.
Dean sudah selesai mandi dan berganti baju, dia berniat ingin menyusul Reynold. Pada saat Dean masuk, bersamaan dengan Lucy yang ingin keluar menjemur handuk basahnya. Lucy hampir saja terjatuh karena pas buka pintu ditarik oleh Dean, tapi Dean dengan cekatan menahan tubuh Lucy.
Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain. "Cantik juga Dr.Lucy," batin Dean.
"Ya, ampun jantung mulai tidak aman," batin Lucy.
Hugo keluar dari kamarnya dan kaget melihat Dean dan Lucy. "Astaga, lagi ngapain kalian? lagi india-indiaan," celetuk Hugo.
Dean terkejut, reflek dia melepaskan pegangannya dan Lucy terjatuh ke bawah. "Aw, sakit," keluh Lucy.
"Allahuakbar, maaf-maaf aku gak sengaja," ucap Dean panik sembari membantu Lucy bangun.
"Ih, jahat banget kamu Pak, kalau sampai tulang ekorku patah bagaimana? bisa bahaya itu," kesal Lucy.
"Iya, maaf aku gak sengaja," sahut Dean merasa bersalah.
"Bau-baunya ada benih-benih cinta di sini," goda Hugo.
"Jangan aneh-aneh." Lucy melempar handuk basahnya ke wajah Hugo membuat Hugo kesal.
"Lucy, kebiasaan kamu!" teriak Hugo.
Lucy tidak memperdulikan teriakan Hugo, dia pun berjalan menuju dapur hendak menghampiri Cinta tapi dia harus menghentikan langkahnya secara mendadak melihat pemandangan di dapur. Dean yang ingin menyusul Reynold juga, dihentikan oleh Lucy.
"Tunggu, jangan ke dalam," larang Lucy.
"Kenapa?" tanya Dean.
"Tuh, lihat saja," tunjuk Lucy.
Reynold masih anteng mengajari Cinta mengulek, sembari sesekali keduanya saling pandang satu sama lain.
"Yaelah, malah pacaran," ucap Dean.
Hugo ikut mengintip. "Ada apa?" bisik Hugo.
"Ssssttttt...." Lucy dan Dean bersamaan menyimpan jari telunjuk mereka di bibir.
"Apaan sih." Hugo yang penasaran, mengintip ke dapur dan seketika dia menutup kedua matanya.
"Ya, ampun mataku yang suci dan bersih ini sudah ternoda," ucap Hugo.
"Alah, lebay," ledek Lucy.
Ketiganya berdesakan ingin mengintip Cinta dan Reynold. Mereka ingin sekali melihat Cinta dan Reynold, sehingga karena mereka berdesak-desakan akhirnya mereka bertiga pun terjatuh dan membuat Cinta dan Reynold kaget. Reynold segera melepaskan tangan Cinta dan kembali membersihkan ikan, begitu pun dengan Cinta yang mulai gugup dan malu.
"Pantesan masaknya gak selesai-selesai karena ternyata kalian bukannya masak malah pacaran," ledek Dean.
"Enggak, tadi aku ajari Cinta menghaluskan bumbu," sahut Reynold gugup.
"Mengajari menghaluskan bumbu tidak harus semesra itu, Kapten," ucap Lucy dengan berkacak pinggang.
Cinta menyikut lengan Lucy supaya berhenti bicara karena dia benar-benar malu. "Sudah, mending kalian duduk saja, biar kita yang masak," ucap Dean.
Cinta dan Lucy pun menurut, keduanya duduk sembari melihat kedua pria itu masak. Cinta dan Lucy keduanya menopang wajahnya saking sukanya mereka melihat pria-pria tampan sedang menunjukan skill memasak mereka. Tanpa sadar keduanya menyunggingkan senyumannya.
"Astaga, sepertinya mereka sedang jatuh cinta," gumam Hugo.
Tidak membutuhkan waktu lama, Reynold dan Dean pun selesai memasak. "Ayo kita makan," ucap Reynold.
"Yeayyyyy!" Cinta dan Lucy tampak kegirangan.
"Harumnya enak sekali," timpal Hugo.
Mereka pun berlima makan sama-sama, tidak terasa kelimanya semakin akrab bahkan mereka tertawa bersama. Reynold sampai terdiam melihat Cinta tertawa lepas karena membuat Cinta semakin cantik begitupun dengan Dean yang mulai jatuh cinta kepada Lucy.
***
Malam pun tiba...
Reynold sedang menyiapkan sesuatu untuk kejutan ulang tahun Cinta tengah malam nanti karena besok adalah ulang tahunnya Cinta dan Reynold ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun kepada Cinta. Reynold dibantu oleh Dean dan anggota yang lainnya. Bukan kejutan mewah, hanya kejutan alakadarnya saja bahkan tidak ada kue sama sekali.
"Yakin kamu mau nembak Cinta?" tanya Dean.
"Insya Allah," sahut Reynold.
Tanpa ada yang tahu jika saat ini jantung Reynold sangat tidak aman. Jika dalam penyakit, jantung Reynold sedang dalam fase kritis. Tapi Reynold tidak mau menunjukan kegugupannya, dia malu jika nanti anggotanya meledek karena dia tidak gentle.
"Itu ubinya jangan sampai gosong," ucap Reynold.
"Siap, Kapten!"
Di sana yang ada hanya Ubi maka dari itu Reynold memanfaatkan Ubi itu untuk mengganti kue yang tidak ada. Jonas dan Yacob ikut membantu membuat api unggun karena udara di sana saat ini sedang sangat dingin. Sedangkan Cinta sudah sejak tadi terlelap tidur.
Detik-detik menjelang tengah malam, semuanya sudah siap. Jantung Reynold semakin tidak bisa dikendalikan. Tiba-tiba, pintu rumah terbuka, Lucy dan Hugo pun keluar dengan perlahan.
"Bagaimana, Cinta bangun tidak?" tanya Dean.
"Cinta tidak bangun," sahut Lucy.
Tepat pukul 00.00 malam, Lucy, Hugo, dan para anggota Tentara bernyanyi selamat ulang tahun untuk Cinta dari depan rumah. Tahulah bagaimana kerasnya suara Tentara jika bernyanyi. Cinta langsung tersentak kaget, dan bangun dari tidur.
"Suara apaan tuh?" gumam Cinta.
Cinta menoleh ke samping dan ternyata Lucy sudah tidak ada. "Lah, Lucy ke mana?" gumamnya lagi.
Cinta pun keluar dari dalam kamar dan segera membuka pintu rumah. Betapa terkejutnya Cinta, melihat semua orang sudah berkumpul dan menyanyikan selamat ulang tahun untuk dirinya. Setelah selesai menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Reynold pun maju ke depan sendirian dengan membawa Ubi bakar di atas piring.
"Maaf, di sini adanya Ubi jadi kuenya diganti sama ubi," ucap Reynold.
Cinta tampak menahan senyumannya, seumur-umur baru kali ini dia merayakan ulang tahun yang sangat sederhana.
"Ah, lupa mau tiup lilin ya," ucap Reynold.
Reynold pun mengeluarkan korek gas dari dalam kantong celananya. Dia pun menyalakan korek gas itu dan menyuruh Cinta untuk segera meniupnya. Cinta hanya bisa terkekeh dan geleng-geleng kepala, tapi dia segera meniupnya.
"Terima kasih, semuanya. Walaupun kuenya diganti sama ubi bakar," ucap Cinta terkekeh.
Reynold memberikan sebuah kertas yang digulung dan diikat deng pita. "Ini hadiah untukmu, maaf aku tidak bisa memberikan hadiah yang mahal," ucap Reynold.
Cinta tersenyum lalu membukanya, ternyata itu adalah lukisan wajah Cinta yang Reynold lukis sendiri. "Wah, cantik sekali," ucap Cinta dengan senyumannya.
"Kamu suka?" tanya Reynold.
"Suka banget, terima kasih Kapten."
Reynold terdiam sejenak, dia masih menetralkan perasaannya membuat Cinta mengerutkan keningnya.
"Apa ada yang mau Kapten ucapkan lagi?" tanya Cinta.
"Cinta, maaf aku sudah lancang. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan aku saja yang selama ini aku pendam, kalau kamu tidak mau nerima tidak apa-apa yang penting aku sudah mengungkapkannya dan tidak mengganjal dalam hati lagi. (Reynold terdiam sebentar) Aku menyukaimu Dr.Cinta, mungkin ini terdengar lucu untukmu tapi memang itulah isi dalam hatiku saat ini. Dulu aku pernah gagal menikah, aku pikir aku tidak akan pernah mencintai wanita lagi tapi nyatanya kamu mampu menyembuhkan luka hatiku. Hanya itu yang mau aku katakan kepadamu, sekali lagi maaf jika aku sudah lancang," ucap Reynold.
Cinta terkejut dengan ungkapan cinta Reynold, bahkan tubuhnya membeku dan bibirnya terkunci saking syoknya. Tapi berbeda dengan Reynold yang menganggap Cinta terdiam sebagai jawaban jika Cinta menolaknya. Reynold kecewa tapi dia sadar diri, dia pun langsung balik kanan dan melangkahkan kaki untuk pergi.
kalo tentara bukannya tegas dan keras