Misteri Kehidupan Kedua Lisa

...****************...

Tak terasa waktu berjalan cukup cepat, walaupun Laura hanya berdiam diri di kamar seharian.

Ia hanya keluar kamar saat sarapan pagi saja, setelah itu Laura kembali mengurung diri di kamar.

sepanjang hari Laura sibuk dengan laptopnya ia sedang mencoba kembali meretas beberapa situs yang berhubungan dengan acara lelang.

Beberapa kali Laura mendapatkan sedikit celah untuk menyusup ke dalam sistem keamanan organisasi rahasia itu.

Dan Laura sudah cukup memiliki bukti keterlibatan Organisasi Black Ocean dibalik acara lelang.

Tak lupa Laura mencoba untuk mendapatkan undangan lelang dengan membuat identitas palsu.

dirinya juga berhasil mendapatkan undangan untuk menghadiri acara tersebut.

Hingga waktu berjalan cukup cepat sampai akhirnya malam pun tiba.

Laura segera bersiap-siap karena akan makan malam bersama Maxwell .

"Sempurna." ujarnya yang sedang berdiri di depan kaca.

Malam ini Laura terlihat sangat cantik, tubuh ramping nya dibalut dengan gaun hitam selutut.

Gaun indah karya desainer ternama itu dibuat tanpa lengan hingga membuat pundak mulus Laura terpampang nyata.

Setelah merasa cukup puas dengan tampilnya, Laura segera turun ke lantai bawah.

Karena Maxwell sudah mengirimkan pesan jika sudah sampai di depan mansion.

Sedangkan di ruang tamu terlihat Maxwell yang berpenampilan sangat rapi dengan jas hitam kesukaan nya.

ia dengan sabar menunggu Laura turun dari kamar nya.

"Ting..!" suara pintu lift yang terbuka.

seketika itu Maxwell langsung melihat ke arah pintu lift yang baru saja terbuka.

Laura dengan anggunnya berjalan keluar dari dalam lift.

saat melihat kehadiran Maxwell Laura segera menghampiri nya.

sedangkan Maxwell terlihat terpanah dengan penampilan Laura yang sangat cantik dimatanya.

"Cantik.." gumam Maxwell pelan disertai senyuman tipis.

"Sudah menunggu lama..?" tanya Laura pada Maxwell .

"Tidak, aku baru saja sampai" jawab Maxwell sejujurnya.

"Mari.." Maxwell mengajak Laura berangkat.

Laura pun berjalan disampingnya menuju mobil Maxwell .

tak lupa Maxwell akan membukakan pintu untuk Laura .

dan dengan senyuman manis Laura menyambut perlakuan romantis Maxwell .

"Terimakasih, aku merepotkan mu "

"No problem ." sahut Maxwell .

akhirnya mobil sport tersebut bergerak meninggalkan mansion menuju restoran yang dituju.

...****************...

Sedangkan di tempat lain disebuah rumah yang cukup besar walaupun tidak sebanding dengan mansion Hill.

Seorang gadis seumuran dengan Laura sedang mengamuk menghancurkan barang-barang di rumahnya.

"Arghhkkk...!! , gagal lagi..!!" jerit wanita tersebut yang terlihat seperti orang gila.

"Kenapa hidupnya penuh dengan keberuntungan."

"Seharusnya aku yang berada di posisi nya." wanita itu meraih vas bunga dan melemparnya ke arah dinding.

"Piyarrr...!!"

"Arghhhh...!!"

Terlihat juga di sisi pojok ruangan yang kacau itu tergeletak sesosok tubuh wanita berpakaian pelayan yang kondisinya sangat memperihatinkan.

Tubuhnya dipenuhi luka lebam akibat menjadi bahan pelampiasan amarah dari wanita muda yang mengamuk itu.

" Laura ...!!!, aku pasti akan merebut semuanya dari mu." ujarnya dengan sorotan mata berapi-api.

Ditengah kekacauan itu seorang wanita paruh baya baru saja masuk ke ruangan yang sangat kacau.

"Julia..!, apa yang kamu lakukan." suara penuh keterkejutan dari wanita paruh baya itu yang ternyata adalah nyonya rumah itu.

"Ck..!" Julia hanya berdecak kecil dan melirik malas kearah ibunya.

"Aku gagal lagi mah." ucap Julia dengan suara menahan kesal.

"Ck..!, bukankah sudah mama bilang jangan terburu buru untuk membunuh gadis itu." ucap Mama Julia yang geram dengan kebodohan putrinya.

"Kau tau kan dibelakang gadis itu ada orang orang yang sangat berbahaya." ucap Nyonya Lolita ibu Julia.

Nyonya Lolita memanggil seorang pelayan lain untuk membereskan kekacauan yang dibuat putrinya.

Julia sendiri hanya bisa diam penuh kekesalan karena mengingat jika Laura memiliki banyak pendukung di belakangnya.

" Kau pikir Tuan Arsh tidak akan menempatkan banyak penjaga untuk putrinya." Nyonya Lolita kembali bersuara untuk mengingatkan putrinya jika musuhnya bukan orang yang gampang diusik.

"Dan itu belum lagi jika keluarga Black ikut campur untuk menjaga calon menantunya itu, kamu yang malah akan berada dalam bahaya." tegurnya lagi.

Julia malah merasa kembali emosi jika mengingat kalau Laura adalah tunangan Maxwell , pria yang begitu ia cintai.

"Ck..! itu tak mungkin mah, Maxwell tidak menyukai Laura , jadi dia pasti tidak perduli dengan nyawa Laura ." jawab Julia penuh keyakinan jika Maxwell tidak perduli dengan tunangan nya.

Mendengar penuturan putrinya yang sangat keras kepala itu , membuat nyonya Lolita ikut terbawa emosi.

"Kau pikir karena Maxwell tidak menyukai gadis itu dia tidak akan menjaga nya..?" sahut nyonya Lolita dengan geram.

" Semua orang juga tahu jika mereka sudah bertunangan Julia, mau tidak mau Maxwell pasti akan menjaganya karena hubungan perjodohan kalangan atas seperti itu terjadi bukan karena cinta tapi harga diri dan kekayaan." sahut lagi nyonya Lolita.

" jadi bersabarlah jika ingin merebut Maxwell dari putri Tuan Arsh ." timpalnya lagi.

mendengar penuturan mamanya yang memang masuk akal, tapi Julia masih ngeyel dengan keinginannya untuk segera menyingkirkan Laura untuk selamanya.

" Tapi Mah..."

"Cukup..!, ikuti saran mama, ini semua mama lakukan untuk mu." Mama Lolita segera membantah pembelaan putrinya.

"Rebut Maxwell dengan perlahan Julia, rayu pria itu buat dia tergila gila dengan mu." ucap Nyonya Lolita memberi masukan sesat untuk Julia.

Julia sedetik itu saja terdiam meresapi penuturan mamanya.

"Kalau perlu gunakan tubuh mu untuk mengikatnya dengan cinta mu." ucap Nyonya Lolita.

"Tapi apakah itu bisa berhasil." tanya Julia yang sedikit terpengaruh oleh mamanya.

nyonya Lolita menghampiri putrinya dan merapikan rambut Julia yang berantakan.

Ia mendekap wajah Julia dan memandang lurus ke kedua matanya dengan kesungguhan

ia kembali berbicara. " Setiap laki laki pasti memiliki nafsu kepada wanita cantik."

"Kamu pikir Mama berhasil merebut papa mu dari istri sahnya dengan cara apa..' ucapnya lagi disertai testimoni dari pengalaman hidupnya yang pernah menjadi pelakor.

"Tentunya dengan memberikan kepuasan yang tidak bisa diberikan oleh istrinya." bisik nyonya Lolita ditelinga Julia putrinya.

Sedetik kemudian Julia mengembangkan senyumnya lebar, karena telah menemukan cara untuk mendapatkan Maxwell .

"Mama benar.."

...****************...