NovelToon NovelToon
Langit Jingga Setelah Hujan

Langit Jingga Setelah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Keluarga / Romansa Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Chicklit / Fantasi Wanita
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: R²_Chair

Jingga seorang gadis cantik yang hidupnya berubah drastis ketika keluarga yang seharusnya menjadi tempat pulang justru menjadi orang pertama yang melemparkannya keluar dari hidup mereoka. Dibuang oleh ayah kandungnya sendiri karena fitnah ibu tiri dan adik tirinya, Jingga harus belajar bertahan di dunia yang tiba-tiba terasa begitu dingin.

Awalnya, hidup Jingga penuh warna. Ia tumbuh di rumah yang hangat bersama ibu dan ayah yang penuh kasih. Namun setelah sang ibu meninggal, Ayah menikahi Ratna, wanita yang perlahan menghapus keberadaan Jingga dari kehidupan keluarga. Davin, adik tirinya, turut memperkeruh keadaan dengan sikap kasar dan iri.

Bagaimanakan kehidupan Jingga kedepannya?
Akankan badai dan hujannya reda ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di antara malam,rahasia itu mulai terbuka

Angin malam berhembus lembut melalui jendela ruang tamu rumah Kakek Arga. Lampu gantung kuning temaram menciptakan suasana hangat, seolah ruangan itu sedang memeluk siapa pun yang duduk di dalamnya.

Arjuna muncul di ambang pintu setelah mengetuk pelan, membawa dua gelas susu jahe hangat yang ia beli dari warung depan.

“Kakek sudah tidur?” tanya Arjuna saat Jingga membukakan pintu.

“Sudah. Tadi capek habis dari kebun. Masuk… eh, kalau kamu nggak keberatan.”

Arjuna tersenyum kecil dan masuk. Mereka duduk di karpet bulu yang lembut, di tengah-tengah ruangan yang sederhana tapi terasa seperti rumah yang sesungguhnya.

Malam itu sunyi. Hanya suara jangkrik dan jam dinding yang menghitung detik.Dan tanpa sadar, keheningan itu membuka ruang yang selama ini tidak pernah mereka bagi pada siapa pun.

Setelah pamit pulang tadi,tak lama Arjuna kembali karena kamera dan tas milik Jingga tertinggal di mobilnya.

Kake Arga yang melihat hari telah larut,meminta Arjuna untuk tinggal di rumahnya dulu.Arjuna awalnya menolah namun karena paksaan Kake Arga akhirnya ia menerima tawaran dari kake Arga .

Jingga meremas ujung lengan bajunya. Matanya menatap lantai, seolah sedang mengumpulkan keberanian dari dalam dirinya.

“Aku… mau cerita sesuatu,” katanya pelan.

Arjuna meletakkan gelasnya. “Aku dengar. Jangan terburu-buru.”

Jingga menarik napas panjang. “Aku takut kamu menilai aku setelah dengar semuanya.”

“Aku tidak akan menilai. Ceritalah kalau memang ingin cerita.”

Tatapan itu jujur dan juga tidak terlihat mengasihani. Tapi menghadirkan rasa aman yang membuat Jingga akhirnya bisa membuka pintu yang selama ini ia tutup rapat.

“Dulu…” suara Jingga bergetar sedikit, “…aku tinggal dengan Ayah, Ibu Ratna, dan adik tiriku.”

Arjuna tak menyela.

“Awalnya aku berusaha jadi anak yang baik,Ka juna. Aku bantu pekerjaan rumah, aku jaga adikku. Tapi… semakin aku berusaha dekat, semakin mereka menjauh.”

Arjuna mendengar dengan kedua tangan merapat di depan dada, tanpa memotong, tanpa mengalihkan pandangan.

“Ibu Ratna… tidak pernah marah secara langsung. Tapi cara dia memandangku seolah aku bukan bagian dari rumah itu.”

Jingga menahan napas saat kenangan itu kembali.

“Hingga suatu hari, dia memfitnahku mencuri perhiasan miliknya. Dan ayahku… ayahku percaya.”

Arjuna menegang, rahangnya mengeras. Ia tidak menyela, tetapi tatapannya berubah penuh amarah sekaligus geram.

“Padahal aku tidak pernah menyentuh barang itu. Tapi ayah lebih percaya pada istri barunya.” Jingga tertawa pahit. “Lucu, ya? Orang yang melahirkanku justru yang paling tidak mengenal aku.”

Arjuna memiringkan kepala. “Jingga…”

“Sejak hari itu, aku bukan lagi anak di rumah itu. Ibu Ratna mulai membatasi apa pun yang aku lakukan. Aku makan terpisah, tidur di gudang kecil. Bahkan…ayah mulai menghindar dari aku.”

Suara Jingga melemah. “Kemudian masalah paling besar datang,ibu Ratna memfitnahku mengambil uang perusahaan dan sayangnya Ayah lagi-lagi percaya dan mengusirku.Saat aku pergi malam itu.. aku tidak membawa apa-apa. Hanya membawa diri.” Ucapnya dengan senyum penuh kegetiran.

Keheningan jatuh di antara mereka.

Jingga mengusap pipi yang memanas. “Aku takut saat itu, tapi aku juga… lega. Karena akhirnya aku bisa bernapas.”

Dia menatap Arjuna sekilas. “Lalu aku bertemu Kakek Arga. Dan dunia berubah.”

Arjuna mengangguk pelan, menyerap semua kata itu seolah menyimpannya di tempat paling aman dalam pikirannya.

“Terima kasih sudah cerita,” katanya lembut. “Kamu tidak salah. Kamu tidak layak diperlakukan begitu.”

Jingga menelan ludah. “Kamu tidak… takut sama masa laluku?”

“Jingga,” Arjuna menatapnya tanpa berkedip, “yang membuat seseorang buruk bukan masa lalunya. Tapi pilihannya. Dan kamu memilih bangkit.”

Jingga memejam mata sebentar,merasa ada beban besar yang lepas dari dadanya.

 Arjuna menyandarkan punggung pada dinding dan menatap langit-langit sebentar, seolah mengumpulkan kenangan.

“Kalau kamu tidak keberatan,” katanya pelan, “aku juga mau cerita sesuatu.”

Jingga mengangguk. “Aku mau dengar.”

Arjuna tersenyum miring. “Banyak orang kira hidupku itu sudah sempurna. Ayahku pengusaha, keluarga kaya, pendidikan bagus. Tapi… di balik itu semua, ada hal-hal yang tidak pernah orang lihat.”

Jingga mendengarkan dengan seksama.

“Aku punya Ibu Nadira… ibu tiri yang sebenarnya lebih seperti ibu kandungku sendiri.” Suara Arjuna melembut ketika menyebut namanya. “Dia datang ke keluarga kami saat aku delapan tahun. Waktu itu aku pikir dia akan jadi sosok yang galak atau ingin menguasai rumah.”

“Tapi ternyata?”

“Ternyata dia justru orang yang memelukku pertama kali ketika aku kehilangan.” Arjuna tersenyum tipis mengenang masa itu. “Ayahku, meskipun baik, adalah orang yang sibuk. Dan Ibu Nadira mengajariku hal-hal kecil memasak, merawat tanaman, mengatur waktu belajar.”

“Hidupmu terlihat hangat,” gumam Jingga.

“Ya, tapi tidak sepenuhnya.” Arjuna menghela napas. “Saat aku kuliah, hubungan ayah dan ibu mulai renggang. Banyak sekali masalah perusahaan yang membuat ayah menjadi lebih keras dan jauh.”

“Dan ibumu?”

“Ibu Nadira berusaha mempertahankan keluarga. Tapi ayahku meninggal sebelum semuanya benar-benar membaik.”

Ada getaran tipis di suara Arjuna yang jarang Jingga dengar.

“Sejak ayah meninggal, Ibu Nadira meminta aku kembali mengurus perusahaan. Aku… sedang mencoba, tapi itu bukan dunia yang kupilih.”

“Kamu memilih jadi dosen,” kata Jingga.

Arjuna mengangguk. “Aku suka dunia pendidikan.Suka melihat mahasiswa belajar hal baru. Tapi perusahaan… itu dunia lain. Dunia yang penuh persaingan, rapat berjam-jam, tekanan yang tak berhenti.”

“Kenapa kamu tidak menolak?” tanya Jingga hati-hati.

“Karena aku tidak ingin mengecewakan Ibu Nadira,” jawab Arjuna jujur. “Dia sudah membesarkan aku dengan sepenuh hati. Rasanya aku ingin membalasnya. Tapi… aku juga takut terjebak di dunia yang bukan jalanku.”

Jingga meremas kain bajunya. “Pasti berat.”

Arjuna mengangguk. “Dan di tengah semua tekanan itu… aku datang ke desa ini. Awalnya hanya untuk mengambil foto dan juga mengingat kenangan kecil saat dulu bersama almarhum Mama. Tapi entah kenapa… aku merasa lebih hidup di sini.”

Ia menatap Jingga.

“Atau mungkin karena aku bertemu seseorang yang membuatku melihat dunia berbeda.”

Jingga menunduk cepat.

"Ka juna…”

Arjuna tersenyum. “Aku tidak minta kamu jawab apa pun. Hanya ingin kamu tahu bahwa kehadiranmu… berarti.”

Malam semakin larut,Jingga dan Arjuna duduk dalam jarak yang cukup dekat, dua orang yang sedang saling membuka hati dengan cara paling sederhana.

Jingga menggenggam gelas susu jahenya. “Aku tidak pernah cerita sepanjang ini sebelumnya.”

“Aku juga,” jawab Arjuna.

“Kok bisa?”

“Aku… merasa nyaman sama kamu.”

Jingga terdiam, hatinya berdetak lebih cepat.

Kenyamanan.

Satu kata yang selama ini tidak pernah ia miliki. Dan kini seseorang mengatakannya padanya.

“Ka juna…” Jingga memandangnya. “Terima kasih.”

“Untuk apa?”

“Untuk percaya sama aku. Untuk cerita masa lalumu juga.”

Arjuna menatapnya lama. “Jingga, luka masa lalu kita mungkin beda. Tapi… aku merasa kita sama-sama berusaha sembuh.”

Jingga mengangguk perlahan. Mata mereka saling bertemu,seolah saling memahami.

Tiba-tiba terdengar suara kecil dari arah pintu kamar Kakek Arga.Jingga menoleh cepat.Pintu itu terbuka sedikit… dan Kakek Arga terlihat mengintip diam-diam.

“Kakek?” Jingga mengerutkan kening.

Kakek Arga langsung membuka pintu penuh seolah tidak terjadi apa-apa. “Oh! Kalian masih ngobrol? Bagus, bagus. Anak muda memang harus banyak cerita.”

Arjuna menahan tawa, Jingga menutup muka karena malu.

“Kakek tidak tidur?” tanya Arjuna.

“Nah itu dia! Kakek bangun karena haus. Eh, kebetulan kalian masih di sini.” Kakek Arga berjalan ke dapur sambil bersenandung.

Setelah Kakek masuk dapur, Arjuna berbisik, “Sepertinya Kakek mendukung kita?”

Jingga makin menunduk. “Kaka…” tanpa sadar Jingga berucap manja pada Arjuna.

Arjuna terkekeh...”Apa sayang...'" Goda nya membuat Jingga semakin gugup.

Setelah Kakek Arga kembali tidur, Arjuna bangkit berdiri.Ia memutuskan untuk pulang karena takut tidak bisa menahan diri.

“Aku pulang dulu ya. Besok kamu ada kegiatan memotret lagi?”

Jingga mengangguk. “Mau ke ladang di sebelah bukit.”

“Aku boleh ikut?”

“Boleh,” jawab Jingga cepat… terlalu cepat hingga ia menutup mulut spontan.

Arjuna tersenyum hangat. “Sampai besok, Jingga.”

“Sampai besok.”

Arjuna baru melangkah keluar ketika Jingga berkata pelan, “Ka Juna…”

Ia menoleh.

“Terima kasih… sudah mendengarkan.”

Arjuna mengangguk, matanya penuh lembut. “Kamu tidak sendirian.”

Kemudian ia pergi.

Dan malam itu, Jingga duduk lama di ruang tamu, memegang gelas kosong sambil menatap pintu yang baru saja ditutup Arjuna.

Rasanya… hatinya menemukan tempat pulang baru.Bukan rumah ayah yang menolaknya.Bukan rumah Ibu Ratna yang memfitnahnya.

Tapi rumah… pada seseorang yang akhirnya mau mendengar suaranya.

Seseorang bernama Arjuna.

...🍀🍀🍀...

...🍃Langit Jingga Setelah Hujan🍃...

1
Danny Muliawati
hingga gmn dg kuliah nya yah
Puji Hastuti
Aq suka ceritanya kk 💪💪💪
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjut thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
punya bapak kok bego bgt, gak percaya ma anak sendiri, suatu saat dia akan menyesal...
𝐈𝐬𝐭𝐲
baru baca bab awal udah bikin nyesek ma emosi thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!