Luna Evelyn, gadis malang yang tidak diinginkan ayah kandungnya sendiri karena sang ayah memiliki anak dari wanita lain selain ibunya, membuat Luna menjadi gadis broken home.
Sejak memutuskan pergi dari rumah keluarga Sucipto, Luna harus mencari uang sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga suatu malam ia bertemu dengan Arkana Wijaya, seorang pengusaha muda terkaya, pemilik perusahaan Arkanata Dinasty Corp.
Bukannya membaik, Arkana justru membuat Luna semakin terjatuh dalam jurang kegelapan. Tidak hanya menginjak harga dirinya, pria itu bahkan menjerat Luna dalam ikatan rumit yang ia ciptakan, sehingga membuat hidup Luna semakin kelam dan menyedihkan.
"Dua puluh milyar! Jumlah itu adalah hargamu yang terakhir kalinya, Luna."
-Arkana Wijaya-
Bagaimana Luna melewati kehidupan kelamnya? Dan apakah ia akan berhasil membalas dendam kepada keluarga Sucipto atau semakin tenggelam dalam kegelapan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Apa?
Sebulan telah berlalu...
Luna menjalani aktivitasnya seperti biasa. Ia bahkan sudah tidak mengingat sosok Arkana lagi di hidupnya karena kesibukannya pada mata kuliah di kampus yang belakangan ini menguras energinya.
"Luna, sepertinya kamu kurang sehat?" tanya Radika, teman kuliah Luna.
"Aku baik-baik saja Dik."
"Aku antar kamu pulang ya?"
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Aku bawa mobil—"
"Tidak apa-apa, aku yang akan bawa mobilmu."
"Tapi mobilmu bagaimana?" tanya Luna.
"Tidak usah dipikirkan, aku akan meminta supir di rumahku untuk membawanya pulang. Nanti aku bisa naik taksi setelah mengantarmu."
Luna terdiam dan terlihat berpikir sejenak. Ia memang merasa sedikit pusing karena kurang tidur dalam beberapa malam ini untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Tetapi ia merasa tidak enak jika harus merepotkan Radika.
"Sudah jangan banyak pikiran, ayo aku antar," ucap Radika seraya menarik tangan Luna pergi dari kelasnya untuk menuju mobil.
Radika membuka pintu mobil bagian penumpang kepada Luna agar gadis itu mudah masuk, kemudian ia berjalan dan masuk ke dalam pintu kemudi.
"Aku dengar kau sedang mencari perusahaan untuk magang ya?" tanya Radika.
Luna mengangguk.
"Bagaimana jika di perusahaan milik om ku? Aku juga akan magang di sana."
"Memang bisa untuk dua orang?" tanya Luna.
"Bisa jika itu kamu, Luna."
Luna mengernyit. "Maksud kamu?"
Radika pun tersenyum lalu menoleh sejenak ke arah Luna.
"Aku hanya tinggal bicara saja pada om ku, dan dia pasti menyetujuinya. Jika untuk kamu, aku bisa melakukannya, Lun."
Luna tertegun. Ia memperhatikan Radika yang kini telah menghadap ke depan kembali karena menyetir.
Sejak kepergian Arkana, tidak pernah ada yang memperlakukan aku seperti ini. Tidak ada yang mau melakukan sesuatu untukku.
Luna pun tersenyum lalu kembali menatap ke depan.
Aku beruntung bertemu Radika. Dia pria yang baik. Semoga kelak dia mendapat wanita yang juga baik untuknya.
Tiba-tiba saja ponsel Luna berbunyi. Wanita itu pun merogoh tas untuk mengambilnya. Sejenak Luna terhenyak kala menatap tulisan pada layar ponsel miliknya.
Tante Ana.
Ana adalah istri yang dinikahi oleh ayahnya saat ibunya masih hidup. Luna tidak tahu apakah mereka berselingkuh sehingga memutuskan menikah atau memang mereka menikah karena ibu Luna sakit keras.
Tetapi tidak lama dari pernikahan itu, Ana hamil dan melahirkan seorang anak perempuan yang menjadi adik tirinya bernama Maya. Sejak kehadiran Maya, hidup Luna pun berubah.
Ayahnya tak lagi peduli kepadanya. Ia bahkan sering mengerjakan pekerjaan rumah demi untuk mendapatkan makan. Padahal rumah itu dulu adalah miliknya.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi karena tidak ingin terus diperlakukan seperti sampah di rumah itu. Dan memilih jalan singkat dengan bekerja di bar lalu menyerahkan diri pada seorang pria kaya raya bernama Arkana.
Awalnya hanya untuk satu malam, tetapi tak disangka pria itu malah menjadikannya wanita simpanan selama setahun untuk memuaskan hasratnya hingga membuat Luna kini memiliki kehidupan yang lebih baik.
Luna menghela nafasnya. Dengan malas ia pun mengangkat telepon itu.
"Ada apa?" tanya nya tanpa basa-basi.
"Kamu dimana? Sudah lebih dari setahun tidak pernah pulang?" tanya Tante Ana.
"Aku sudah punya rumah sendiri dan kehidupanku yang baru, aku tidak akan kembali ke rumah itu. Kecuali jika kau pergi dari sana bersama anakmu!"
"Apa?? Dasar anak tidak tahu sopan santun!"
"Apa kau menghubungi ku hanya untuk mengatai aku seperti ini?"
Terdengar helaan nafas di seberang telepon.
"Malam ini ayahmu ulang tahun. Apa kau lupa?"
"Oh maaf aku tidak ingat," sahut Luna.
"Kau ini benar-benar ya Luna. Ayahmu menunggumu untuk datang sore ini."
"Apakah aku harus datang?"
"Ya, karena akan ada acara tambahan, dan ayahmu akan mengumumkan sesuatu. Karena itu kau diminta hadir."
Luna pun tersenyum tipis.
"Acara apa? Apakah semacam perayaan untukmu karena telah menjadi nyonya rumah seutuhnya?"
"Lancang kau!" sahut Ana tidak terima.
Tanpa menjawab lagi, Luna pun langsung menutup teleponnya. Ia menekan dadanya yang tiba-tiba saja terasa sesak, mengingat kembali bagaimana ibunya meninggal dengan penuh kesedihan.
Suami yang seharusnya menemani saat terakhir, malah bersenang-senang bersama istri barunya yang licik itu.
Aku akan rebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku. Rumah itu adalah peninggalan ibuku, tapi mereka terlalu bersenang-senang di dalamnya tanpa memikirkan bagaimana kehidupanku.
"Ada apa Luna?" tanya Radika yang heran karena melihat Luna menjadi muram.
"Tidak apa-apa, Dik. Aku tadi diminta ke rumah ayahku."
"Sekarang?"
"Ya, karena mereka akan mengadakan acara dari sore."
"Baiklah, sebutkan alamatnya, aku akan mengantarkan mu."
"Eh tidak usah, aku bisa sendiri," sahut Luna tidak enak.
"Sudahlah, kau kan sedang kurang sehat. Aku antar saja dan akan menunggu di luar sampai kau selesai."
"Apa? Tidak perlu Dik—"
"Luna, aku tidak akan menghentikan mobil ini jika kau menolaknya."
"Baiklah, aku juga tidak akan lama berada di sana," sahut Luna pada akhirnya.
Radika pun tertegun dan menoleh ke arah Luna beberapa detik.
Apa dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya?
Luna hanya terdiam, pandangannya di arahkan ke luar jendela seraya memikirkan ucapan Ana.
Akan ada acara tambahan?
Acara apa? Dan apa yang akan dia umumkan di acara itu?
tekan kan juga sama arka kalau dia tidak boleh menikahkan maya selama kamu di sisi nya atau sampai kamu lulus kuliah...
dan buat Arkana mengejarmu sampe tergila2.