NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Naifa, gadis berusia 18 tahun terjebak di sebuah pernikahan yang seharusnya diatur untuk sang kakak. Namun, ternyata sang suami adalah orang yang pernah menolongnya. Apakah Naifa bisa melewati kehidupan pernikahan di usia mudanya dan menjadi istri yang baik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakak Ipar

Irama sendok garpu menggema di ruang makan keluarga Pak Sidiq, sebagai menantu ini pertama kalinya Naifa makan malam disana. Beberapa menu yang dia makan jarang sekali ditemukan di rumah orang tuanya.

"Naifa sayang, menginap saja disini. Ini pertama kalinya kamu kesini sebagai menantu keluarga ini. Betul kan, mommy?" Keramahan Pak Sidiq membuat Naifa nyaman, ketulusannya begitu sampai ke dalam hatinya.

"Naifa besok sekolah, jadi sepertinya malam ini gak bisa menginap."

Ucapan Naifa membuat kecewa Pak Sidiq, namun tidak dengan Zayyan. Mendengar kakak iparnya, dia sangat gelisah apalagi saat dia bilang sekolah.

"Betul pa, kalau dia bekal seragam baru bisa menginap disini. Benar kan istri?"

Mendengar ucapan kakaknya, Zayyan semakin risih. Entah angin dingin darimana, tapi bulu kuduknya merinding. Bian menahan tawanya melihat wajah sang adik yang menunjukkan rasa gelisahnya.

Sementara Naifa merasa aneh melihat adik iparnya, tatapannya seolah menunjukkan rasa tak suka. Naifa semakin tak nyaman dengan keadaannya sekarang.

Selesai makan, Zayyan buru-buru pamit ke kamarnya. Dia begitu overthinking, apalagi mendengar kata seragam dan sekolah membuatnya selalu ingin memaki kakaknya sendiri.

"Kak Bian, kayaknya adik Kak Bian gak suka deh sama aku." Ucap Naifa saat mereka sampai di rumah Bian, Bian hanya tersenyum karena dia tahu adiknya lebih benci padanya dibanding Naifa.

"Kok si bocil ini suka suudzon sama orang, dia emang kaya gitu sifatnya. Lebih suka menyendiri, terus gak gampang buat dekat sama orang baru. Kamu langsung tidur sana, besok kan sekolah."

Naifa menganggukan kepalanya, menuruti perkataan sang suami. Dia yang selalu gampang tertidur langsung memejamkan mata di atas kasur empuknya.

"Istri, bangun. Sudah siang," Bian yang pulang dari masjid membangunkan Naifa yang masih lelap tertidur.

"Sebentar umi, Nai masih ngantuk."

Bian tersenyum mendengar Naifa yang memanggil uminya, mungkin gadis itu berfikir jika umi yang sedang membangunkannya.

"Hari ini kan sekolah, kalau kesiangan nanti di hukum guru lho."

"Biarin, nanti aku tinggal bilang ke Pak Wisnu aja pasti langsung di ijinin masuk."

"Wisnu, siapa lagi itu?" Gumam Bian dalam hati. Bian yang penasaran terus memancing istrinya, siapa Pak Wisnu yang di maksud Naifa.

"Pak Wisnu siapa? Kok bisa dia baik sama kamu?"

"Guru Matematika, dia emang baik. Soalnya pernah nembak Naifa waktu kelas XI."

"Ya ampun, pria lain lagi. Apalagi ini di sekolah, yang tiap hari ketemu. Masa gue harus ngikutin dia sampe kelas juga."

Bian semakin gelisah, ternyata istri bocilnya populer di sekolah. Dia sendiri tak bisa menampik jika istrinya sangat cantik, sama seperti yang dia lihat 12 tahun lalu.

"Istri bangun istri, nanti ga keburu shalat subuh," Bian terus mengguncangkan badan Naifa membuat Naifa akhirnya membuka matanya.

"Ini dimana?" Naifa yang masih mengumpulkan nyawa merasa bingung, dia masih mengira jika dirinya tidur di rumah orang tuanya.

"Rumah kita."

Mendengar suara Bian, Naifa kembali pada realita. Seingatnya dia bermimpi di bangunkan oleh sang ibu dan menceritakan hal yang terjadi di sekolah.

"Aduh, Jangan-jangan Kak Bian juga dengar cerita Pak Wisnu," ucap Naifa dalam hati.

"Maaf Kak Bian, aku tadi mimpi."

"Oh, pantesan ngigau, cepat mandi, shalat dan siapin buat sekolah. Saya mau masak sarapan dulu." Ucap Bian sambil mengusap kepala istrinya, dan meninggalkannya menuju dapur.

"Aku ngigau, Jangan-jangan ngigau soal Pak Wisnu lagi. Tapi kalau dia masih usap kepala aku sih kayanya ngigaunya cuma u-i-a u-i-a."

Naifa pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari overthinking.

***

"Fokus pada pelajaran, apalagi kalau pelajaran matematika. Saya berangkat dulu yah, Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam."

Naifa menggaruk kepalanya, merasa bingung kenapa tiba-tiba suaminya membicarakan pelajaran matematika. Padahal hari ini tak ada pelajaran itu.

Sampai di kantor, seperti biasa Bian mendapat salam hangat dari karyawannya. Entah itu laki-laki ataupun perempuan. Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan, sudah pasti banyak sekali yang ingin dekat dengannya.

Apalagi jajaran staff, banyak wanita yang tebar pesona karena tahu jika Bian masih sendiri. Ada yang menggoda lewat kata-kata, bahkan yang sering memberi makan siang. Tak terkecuali seorang sales marketing, Sofia Anindya Wahid. Kakak sulung dari Naifa, yang tak melewatkan kesempatan untuk menyapa atasannya dan memberikan makan siang pada Pak Fabian.

"Sof, gue lihat-lihat Pak Fabian makin kece aja anjir. Lo mau kan bersaing secara sehat sama gue."

"Apa sih Nin, yang jelas dia selalu nerima makan siang yang gue bawa. Tapi sebulan terakhir ini dia jarang mau nerima lagi," ucap Sofia dengan wajah kecewanya.

"Nah berarti ini kesempatan buat gue deketin Pak Fabian, bye Sofia." Nina segera pergi meninggalkan Sofia ke ruangan Fabian, tak lupa dengan wajahnya yang meledek pada temannya itu.

"Yang jelas gue harus bisa dapetin Fabian, buat nunjukkin ke umi sama abi kalau pilihan sendiri juga pasti lebih baik."

Sofia begitu bersemangat mendekati atasannya itu, apalagi Fabian yang selalu ramah padanya. Sudah pasti dengan wajahnya yang cantik dan masakannya yang enak, Fabian akan luluh padanya.

Sementara, Bian yang sedang memikirkan Naifa di sekolah apalagi mendengar tentang guru matematikanya. Baru seminggu menikah sudah banyak hal yang membuatnya emosi. Walaupun pernikahannya hanya perjodohan, dia tetaplah seorang suami.

"Melamun lagi gue lihat-lihat, kaya Sabtu kemarin juga gitu. Ada masalah apa sih, cerita lah abangku," tanya Dani yang agak khawatir melihat temannya. Bian belum cerita jika dia sudah menikah, karena tak ingin temannya kepo dan terkejut jika istrinya masih anak sekolah. Apalagi melihat respon adiknya kemarin, bisa jadi respon Dani lebih mengejutkan lagi.

"Nanti istirahat main PES yuk, kayanya gue butuh hiburan," ajak Bian pada temannya.

"Bener tuh, tapi gue tebak-tebak lu kayanya ga butuh PES. Lu butuhnya pasangan hidup, kasihan temen gue mblo."

Bian hanya tersenyum, rasanya ingin bicara tapi punya kawan macam ember bocor. Tak akan aman jika temannya tahu sekarang, Bian harus menahannya setelah Naifa lulus sekolah.

"Pagi Pak Fabian, Pak Dani."

Nina, staff berbadan gitar Spanyol itu masuk memberikan berkas yang akan di periksa Bian. Dani yang tak henti melihatnya membuat Nina merasa risih. Sementara yang dia targetkan tak meliriknya sedikitpun.

"Terima kasih yah Nin, kamu boleh keluar sekarang!"

Merasa terusir, Nina yang terus berusaha menarik perhatian Bian mencoba untuk mengajak makan siang bersama.

"Saya punya janji dengan teman, jadi mohon maaf."

Penolakan yang sopan, membuat Nina tak bisa marah. Dia pun tak memaksakan diri untuk terus menggoda Fabian.

"Lah, rejeki nomplok tuh. Kenapa gak di terima aja sih." Dani kesal pada temannya, yang telah melewatkan wanita seseksi Nina.

"Gue ga bisa sebatas nerima ajakan dia, yang ujungnya dia ngerasa di kasih harapan. Kalau dari awal ga suka, gue gak mau buat memulai, " ucap Bian dengan bijak, Dani merasa bangga mendengar ucapan temannya itu.

"Wiihhh kelas nih temen gue, ya udah kalau gitu nanti siang main PES tapi loe traktir yah. Gue gak ada duit, akhir bulan nihh. Hehehe."

1
tse
3 buaya sedang mereberutkan 1 kelinci manis....
Bina gelisa karna 2 buaya ganguin Naifa
sedangkan Naifa gelisah karna sofia belum tau kalo Naif sudah memikah sama Bian...
piye iki... makin seru
tse
wow...ternyata sofia itu karyawannya Bian...tapi masa dia ga ngenalin mukanya ya...apa bener2 jauh perbedaannya dulu dan sekarang ya sampai sofia ataupun Bina ga saling kenal...
kira2 apa yang akn di lakukan sofia ya kalo tau Naifa yang menggnatikan posisi dia jadi istrinya Bian....
masa pelakornya kaka kandung sediri
Fitri Widia: soalnya dulu Sofia ga merhatiin wajah Bian remaja, katanya jelek cuma karena Bian gendut.
wait and see ya. terimakasih supportnya 🥰
total 1 replies
tse
oh berarti sofia ga tau ya kalo ifa yang gantiin dia menikah sama Bian...
gimana jadinya yah...
tse
wah Bian keluar tanduknya tuh fia masa kamu ga liat sih....
maklum sih masih bocil....
kalea rizuky
makanya suami di jaga jangan kek bocah lu kudu lah ngerti suami dewasa ya sikapnya dewasa dikit neng qm. bukan anak smp
kalea rizuky
terlalu kekanakan
kalea rizuky
panas/Angry//Drool/
Fitri Widia
Mohon dukung karya pertama saya, beri saran dan koreksi agar saya lebih baik lagi dalam menulis karya ini. Terima kasih 😘💕
Miu Nih.: siap mah kalo dukung. yg penting jangan patah semangat yaa... buat aja novel sesuai karakter/ ciri kita masing2... nanti sambil jalan bakal berkembang lebih maju...

cemungudt author baru ❤🌹
Fitri Widia: Terima kasih sarannya, jujur saya masih amatir. Mohon dukung yah supaya saya bisa menyajikan cerita yang lebih baik lagi. Kalau konflik pasti ada sih, tapi rahasia 🤫
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!