Kisah perjuangan hidup gadis bernama Cahaya yang terpaksa menjalani segala kepahitan hidup seorang diri, setelah ayah dan kakak tercintanya meninggal. Dia juga ditinggalkan begitu saja oleh wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
Dia berjuang sendirian melawan rasa sakit, trauma, depresi dan luka yang diberikan oleh orang orang yang di anggapnya bisa menjaganya dan menyayanginya. Namun, apalah daya nasibnya begitu malang. Dia disiksa, dihina dan dibuang begitu saja seperti sampah tak berguna.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Akankah Cahaya menemukan kebahagiaan pada akhirnya, ataukah dia akan terus menjalani kehidupannya yang penuh dengan kepahitan dan kesakitan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 Cerita bohong
Dua hari sudah berlalu. Hari ini Kai pulang ke rumah karena kangen sama bundanya.
"Bunda dengar katanya kamu sudah punya pacar?!" tanya Azizah saat putra sulungnya itu pulang.
"Pasti ayah yang bilang."
"Iya."
Kai tersenyum, lalu memeluk bundanya, bermanja sebentar.
"Bunda gak marah kan kalau aku punya pacar."
Azizah tidak langsung menjawab. Dia hanya membelai rambut Kai untuk memberitahu putranya itu betapa dia sangat menyayanginya.
"Bun, kali ini aku gak akan main main. Aku benar benar mencintainya. Aku akan segera menikahinya setelah dia lulus kuliah."
"Dia mahasiswa?"
"Iya bunda."
"Kalau begitu kapan kamu akan mengenalkan dia sama bunda?"
"Hmm, nanti ya bunda."
"Kenapa? Apa dia tidak jauh lebih baik dari Aisyah?"
Kai terdiam sejenak. Jika dibandingkan dengan Aisyah dari penampilan luar, mungkin Aya kalah. Tapi, Kai yakin Aya memiliki hati yang jauh lebih baik.
"Sebenarnya, dia masih belum menerima aku, bunda."
"Begitukah?"
"Iya. Dia masih belum yakin sama aku."
"Akhirnya, ada juga wanita yang tidak termakan gombalan putra sulungku." Ujar bunda tampak lega.
"Dia sangat berbeda bunda. Dia istimewa. Aku sangat mencintainya."
"Bunda jadi penasaran. Seistimewa apa gadis yang bisa menaklukkan hati seorang Kai Abian Anggara ini." Kata bunda sambil mencubit pelan hidung Kai.
Kai tersenyum senang saat melihat senyuman di wajah bunda. Kai tahu, bundanya keberatan dengan pilihannya, tapi setidaknya bunda mencoba menerima pilihannya.
"Maafkan aku ya bun."
"Untuk apa?"
"Karena tidak bisa menerima Aisyah."
Azizah menyentuh kedua pipi Kai, mengusapnya pelan, lalu dia tersenyum.
"Bunda juga minta maaf karena memaksakan kehendak bunda tanpa memikirkan perasaan kamu, nak. Tapi, bunda punya satu permintaan."
"Permintaan apa, bunda?"
"Bunda mohon dengan sangat sama kamu nak. Jangan mempermainkan wanita manapun lagi. Stop tidur dengan wanita yang belum sah untukmu. Bunda merasa gagal menjadi ibu karena tidak bisa mencegah kamu selama ini. Jadi, sekarang bunda memohon sekali lagi, berhenti bermain main Kai. Berhentilah nak. Setidaknya demi bunda." tutur Azizah dengan mata berkaca kaca.
Hati Kai hancur saat mendengar permohonan bundanya itu. Kai terkejut karena ternyata bundanya tahu apa yang dia lakukan tiga tahun terakhir.
"Maafkan aku bunda." Kai memeluk erat bundanya dan dia pun menangis.
"Minta ampun sama Allah nak. Berjanjilah untuk tidak mengulangi hal itu lagi."
Kai mengangguk, "Aku minta maaf karena telah melukai hati bunda. Aku belum bisa berjanji untuk tidak akan melakukan hal seperti itu lagi, tapi aku akan berusaha berubah demi bunda. Doakan aku, bunda."
Anak dan ibu itu menangis bersama, ini kali pertama Azizah memberanikan diri bicara dari hati ke hati dengan putranya itu. Dia tidak ingin Kai melangkah semakin jauh dan semakin terjerumus dalam jurang dosa.
Sementara itu, tanpa mereka sadari Ken sejak tadi mendengar pembicaraan kakak dan bundanya. Ken pun hanya bisa mengepal erat kedua tangannya sambil menatap photo photo Aya saat masih bekerja di bar dan photo Aya saat bersama Kai di malam ulang tahun Mentari, juga photo Aya saat keluar dari apartemen Kai tengah malam waktu itu.
Ken mendapatkan semua photo itu dari seorang kenalannya yang ahli di bidang selidik menyelidik latar belakang seseorang.
"Mas Kai berhak mendapatkan cewek manapun yang jauh lebih baik dari Cahaya yang hanya seorang cewek murahan." gumamnya.
"Cewek seperti Cahaya tidak pantas masuk dalam kehidupan kita, mas. Dia hanya penipu yang menginginkan uang mas Kai saja." lanjutnya bergumam sendiri mengungkapkan ketidak sukaannya terhadap Cahaya.
~
~
~
Hari ini Aya datang ke studio mbak Wi untuk pemotretan koleksi terbaru. Dan ternyata Aisyah juga datang.
"Hai Cahaya!" Sapa Aisyah saat Aya sedang di makeup dan Aya pun menanggapi dengan senyuman saja.
"Eh iya, ini tadi aku beli donat. Kamu mau gak?" tawar Aisyah yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Aya.
"Oh pasti susah ya makannya kalau sudah di makeup. Tapi kamu bisa makan donatnya nanti setelah pemotretan."
"Terimakasih, kak. Tapi aku tidak suka makanan manis." tolak Aya sopan.
"Wah, sayang sekali ya. Padahal donatnya enak banget loh. Nggak terlalu manis juga." Aisyah masih belum menyerah.
Melihat raut wajah Aisyah yang agak sedih, Aya pun akhirnya mengambil satu donat dari tangan Aisyah dan itu membuat Aisyah tersenyum senang.
"Terimakasih donatnya, kak Aisyah. Aku permisi mau pemotretan dulu."
"Iya. Semangat ya Cahaya!" Teriaknya senang.
Aisyah tampak berkaca kaca menatap punggung Aya. Hal itu membuat mbak Wi bingung dan segera menghampiri sepupunya itu.
"Dek, kamu mengenal Cahaya kan?" tanya Windi yang membuat Aisyah terkejut.
"Mbak Wi,ngagetin aja."
"Habisnya kamu mencurigakan."
Aisyah tersenyum, kemudian air matanya menetes begitu saja.
"Dek, kamu kok malah nangis?!"
"Aku senang mbak." ucapnya sambil menghapus air mata yang terus tumpah.
"Senang kenapa?"
"Mbak, Cahaya itu anak kandung ibu."
"Apa? Masak sih, bukannya anak tante Warti sudah meninggal."
"Belum mbak. Ibu hanya tidak bisa mengatakan kebenarannya karena ibu tidak tahu Cahaya ada dimana."
"Kamu tahu dari siapa Cahaya itu anak kandung ibumu. Apa dia yang bilang langsung?"
"Gak mbak, ibu gak cerita. Aku yang nanya."
Aisyah pun mulai bercerita tentang hari pertama pertemuannya dengan Cahaya waktu itu. Aisyah merasa Cahaya sangat mirip dengan ibunya, jadi begitu tiba di rumah, dia pun menanyakan tentang putri ibu tirinya itu dan Warti pun menceritakan semuanya.
" Maafkan ibu nak, ibu tidak bermaksud menyembunyikan apapun dari kamu." Tutur Warti saat Aisyah mulai bertanya.
"Sebenarnya ibu punya dua orang putri. Namanya Cinta dan Cahaya. Cinta anak pertama ibu, tiga tahun lebih tua dari kamu. Cinta sudah meninggal setahun setelah suami ibu meninggal."
"Lalu, dimana Cahaya, Buk? Apa dia benaran sudah meninggal?" tanya Aisyah penasaran.
"Dia masih hidup. Tapi ibu tidak tahu keberadaannya sejak dia merebut mantan suami kedua ibuk sebelum bertemu Abi mu."
"Merebut suami ibu, maksudnya..." Aisyah bingung dengan kalimat itu.
Warti pun kembali bercerita dengan cerita yang dia karang sendiri.
"Setahun setelah Cinta meninggal, ibu menikah lagi. Suami ibu sangat baik dan sangat menyayangi Cahaya juga. Tapi, setelah kami berumah tangga selama dua tahun, pria itu menjadi gila. Dia berselingkuh dengan Cahaya."
"Apa?"
"Iya, nak. Cahaya tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan tubuh yang indah. Dia merayu ayah tirinya dengan tubuhnya. Lalu dia juga meminta tua bangka itu mengusir ibu dan membuat skenario seakan ibu yang meninggalkan dia karena ibu seorang pemabuk. Dan hari itu saat ibu mabuk berat, hampir ditangkap polisi, ibu bertemu dengan Abi mu."
Warti menangis, dia bercerita seakan semua yang dia ceritakan itu adalah kebenaran. Padahal dia berbohong.
"Jika Abi mu tidak menemukan ibu malam itu, mungkin sampai saat ini ibu masih terkurung di penjara, atau mungkin ibu sudah berada di rumah sakit jiwa." tutur Warti sangat mendalami perannya yang membuat Aisyah percaya dan merasa iba pada ibunya itu.
Tidak jauh berbeda dengan Aisyah saat mendengar cerita itu, Windi juga sangat terkejut dan tidak menyangka saat mengetahui masa lalu Cahaya yang dia kenal sebagai gadis pendiam dan penuh luka batin yang mendalam itu ternyata sangat kelam.
Tapi, hari ini setelah mendengar cerita Aisyah tentang Cahaya, dia pun merasa jijik dan tidak suka pada model yang selalu dia sanjung sanjung itu.
"Dek, mbak akan memecat Cahaya." ucap Windi setelah mendengar cerita dari Aisyah.
"Mbak, aku mohon jangan. Biarkan Cahaya tetap bekerja disini. Aku ingin membujuk Cahaya supaya dia bisa bertemu ibu dan meminta maaf sama ibu."
"Tapi dek, dia yang mengusir tante Warti. Dia bahkan berselingkuh dengan ayah tirinya. Itu sesuatu yang sangat menjijikkan bagi mbak. Mbak gak mau bekerja dengan orang yang seperti itu."
"Mbak, aku mohon! Aku mohon, tolong aku mbak. Biarkan Cahaya tetap bekerja disini. Beri aku waktu untuk mengetahui seperti apa kehidupannya sekarang. Setelah aku tahu, aku akan memutuskan untuk mempertemukan dia dengan ibu atau tidak. Beri aku waktu sampai hari itu tiba, mbak."
Aisyah memohon untuk diberi waktu mengenal Cahaya lebih dekat lagi. Windi yang sudah tidak suka pada Cahaya pun terpaksa mengangguk menyetujui permohonan adik sepupu kesayangannya itu.
Semangat kakak Author, ditunggu kelanjutannya 💪
Author berhasil membuatku menangis 👍
Semangat kakak Author 💪