NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:58.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian

Arnold duduk di sudut bar dengan pencahayaan remang-remang, pandangannya tajam menyapu ruangan. Dia menyesap wiski dari gelasnya, pikirannya penuh dengan rencana balas dendam. Beberapa anak buahnya berdiri di sekitar, menunggu perintah lebih lanjut. Di depannya, seorang informan gemetar, wajahnya pucat karena ketakutan.

"Saya sudah mencari ke mana-mana, Tuan Arnold. Tapi tidak ada informasi penting yang bisa saya dapatkan tentang dia," kata informan itu dengan suara gemetar.

Arnold mengeram, cengkeramannya pada gelas wiski semakin kuat. "Tidak ada informasi penting?" tanyanya dengan nada dingin.

Informan itu mengangguk cepat. "Ya, Tuan. Yang saya dapatkan hanya berita tentang pria itu yang baru kehilangan salah satu matanya, dan adik kembarnya yang baru kembali dari luar negeri. Selain itu, tidak ada yang lain."

Arnold menatap informan itu dengan tajam, mata dinginnya seperti pisau, tajam. "Jadi, kau tidak menemukan apa-apa tentang bisnisnya, rencana-rencananya, atau kelemahannya?" suaranya rendah namun penuh ancaman.

Informan itu menggeleng dengan putus asa. "Tidak, Tuan. Semua sangat tertutup. Tidak ada informasi yang bocor."

Arnold menghempaskan gelas wiski ke meja dengan keras, membuat informan itu tersentak mundur. "Sialan! Jadi Nathan bersembunyi dengan sangat baik," gumamnya dengan putus asa.

Dia berdiri, menatap informan yang masih gemetar di hadapannya. "Kau tidak berguna. Pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran," ujarnya dengan nada dingin.

Informan itu langsung berlari keluar dari bar, meninggalkan Arnold yang masih menggeram marah. Arnold menatap anak buahnya yang lain, yang berdiri dengan cemas. "Kita tidak bisa membiarkan ini. Terus cari informasi tentang bajingan itu, apapun yang bisa kita gunakan. Aku tidak akan berhenti sampai dia hancur," perintahnya dengan tegas.

Anak buahnya mengangguk cepat dan bergegas keluar untuk menjalankan perintah. Arnold kembali duduk, menyesap wiski dari gelasnya yang tinggal setengah. Dia menatap cermin di belakang bar, bayangan dirinya yang penuh amarah dan dendam terpampang jelas.

"Xi Nathan, cepat atau lambat aku pasti menemukan kelemahanmu, dan aku akan menghancurkan mu sehancur-hancurnya!"

***

Nathan duduk di ruang kerjanya, menyesap anggur merah dari gelas kristal yang memantulkan cahaya lampu. Senyuman sinis menghiasi wajahnya saat dia memikirkan Arnold yang berusaha mencari informasi tentang dirinya. Di seberangnya, Max berdiri dengan tenang, menunggu instruksi lebih lanjut dari bosnya.

"Arnold, sudah bergerak," Nathan memulai, matanya menatap datar ke arah Max. "Dia putus asa mencari informasi tentangku. Tapi, dia tidak akan menemukan apapun yang dia cari."

Max mengangguk. "Kami telah memastikan bahwa semua informasi penting tetap tersembunyi. Tidak ada celah yang bisa dia manfaatkan."

Nathan menyeringai, menyesap lagi anggur merahnya. "Bagus. Aku tidak akan membiarkan dia mengetahui tentang Vivian atau apapun yang bisa membahayakan nyawanya. Wanita itu tidak ada hubungannya dengan masalah-masalahku."

Max mengerti. "Kami akan memastikan keamanan Nyonya Vivian tetap terjaga. Apa perintah selanjutnya, Tuan?"

Nathan meletakkan gelas anggurnya dengan hati-hati di atas meja, tatapannya tetap dingin dan datar. "Buat Arnold semakin frustasi. Sebarkan informasi palsu yang bisa membuatnya salah langkah. Buat dia merasa seperti mendekati sesuatu yang besar, hanya untuk menghancurkannya pada saat terakhir."

Max tersenyum tipis. "Mengerti, Tuan."

Nathan bangkit dari kursinya, mendekati jendela besar di ruang kerjanya yang menghadap ke kota. "Biarkan dia bermain dalam kegelapan. Aku akan memastikan dia tidak pernah melihat cahaya kemenangan. Tidak ada yang bisa mengalahkanku dalam permainan ini."

Max mengangguk lagi, "Kamu akan melakukan sesuai perintah Anda, dia akan semakin Frustasi ketika menyadari jika dirinya berperang melawan bayangan." Ujar Max.

Nathan berbalik, menatap Max dengan tatapan yang sama, dingin dan datar. "Pastikan semua berjalan sesuai rencana, dan aku tidak akan pernah mentolerir kegagalan!!"

Max mengangguk. "Anda bisa mengandalkan kami, Tuan."

Nathan menepuk bahu Max dengan kuat sambil mengunci mata hitamnya. "Aku tau itu. jangan pernah mengecewakanku, kau paham?" Max mengangguk. "Kalau begitu kau boleh pergi." Ucap Nathan dan dibalas anggukan oleh Max.

Selepas kepergian Max, Vivian memasuki ruangan itu dengan langkah ringan namun. Ruangan pribadi Nathan, ruangan dimana ia membahas hal-hal penting dengan Max dan menyelesaikan semua pekerjaannya.

"Sudah selarut ini kenapa masih di sini?" Vivian memulai. "Kau butuh istirahat, Nathan. Bagaimana pun juga, tubuhmu bukan robot."

Nathan tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia mendekati Vivian dengan langka ringan. Tanpa peringatan, dia mengangkat tubuh Vivian dan mendudukannya di atas meja kerjanya. Kedua tangannya bertumpu pada meja di samping kanan dan kiri Vivian, menjebaknya dalam ruang yang intim. Mata mereka bertemu, mata kiri Nathan yang dingin terkunci pada mata hazel Vivian.

"Aku punya pekerjaan yang harus diselesaikan," Nathan berkata, suaranya rendah namun penuh ketegasan. "Dan aku butuh fokus penuh."

Vivian menatap balik suaminya. "Aku mengerti. Tapi kau juga butuh istirahat, Nathan. Apa gunanya semua ini jika kau merusak dirimu sendiri?" ucapnya sambil memegang pipi Nathan.

Nathan mendekatkan wajahnya, matanya tidak pernah melepaskan tatapan Vivian. "Istirahat bisa menunggu. Apa yang kulakukan sekarang adalah untuk memastikan masa depan kita tetap aman."

Vivian menghela napas, dia tahu berdebat dengan Nathan adalah hal yang sia-sia karena dia tidak pernah menang darinya. "Hanya malam ini, Nathan. Tidurlah dengan cukup, untuk kesehatanmu sendiri."

Nathan mengangkat alisnya, dia menghela napas berat "Kau sangat keras kepala, Vivian."

"Dan kau lebih keras kepala, Nathan," Vivian membalas tak mau kalah, tangannya naik untuk menyentuh pipi Nathan.

Nathan memandang Vivian sejenak, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, dia menunduk dan mencium bibir Vivian. Ciuman itu lembut namun penuh dengan ketegasan, seolah ingin menunjukkan betapa berartinya Vivian bagi dirinya. Vivian membalas ciuman itu dengan penuh perasaan, tangan mereka saling menggenggam di meja kerjanya.

Ketika ciuman itu berakhir, Nathan menatap Vivian dengan tatapan lebih lembut. "Aku akan beristirahat, tapi hanya karena kau yang memintanya."

Vivian tersenyum, lalu mengangguk. "Nah, begitu dong. Begini kan enak, jadi kita tidak perlu berdebat."

Nathan menarik napas dalam-dalam, kemudian dia mengangkat Vivian dari meja kerjanya dan menurunkannya. "Ayo, kita tidur," katanya dan dibalas anggukan oleh Vivian sambil tersenyum lebar, dan bersama-sama mereka meninggalkan ruang kerja menuju kamar tidur, meninggalkan kekhawatiran dan beban pekerjaan untuk sementara waktu.

***

Pagi itu, Sammy berjalan menuju gedung kampusnya dengan perasaan was-was. Hari-harinya di kampus tidak pernah mudah, terutama karena kehadiran mantan teman-teman sekolahnya yang terus-menerus mengganggunya. Saat ia hampir sampai di pintu masuk gedung, sekelompok pemuda yang tak asing baginya muncul di hadapannya.

"Hei, si miskin datang lagi," salah satu dari mereka mengejek, membuat yang lain tertawa terbahak-bahak. Sammy menundukkan kepalanya, berharap bisa melewati mereka tanpa insiden.

Namun, sepertinya harapannya tidak terkabul. Mereka mengelilinginya, mempersempit ruang geraknya. "Mau kemana? Tak bisakah kau mengerti bahwa kau tidak pantas berada di sini?" salah satu dari mereka menambahkan dengan nada mengejek.

Sammy menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang mengancam akan jatuh. Namun, sebelum salah satu dari mereka bisa melanjutkan hinaan mereka, sebuah suara yang familiar dan tegas terdengar.

"Ada apa ini?" Rio dan Henry muncul dari sudut gedung, mata mereka diliputi dengan kemarahan. "Apa kalian tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu orang lain?"

Para pemuda itu terdiam sejenak, lalu salah satu dari mereka mencoba melawan. "Ini bukan urusan kalian, kembar aneh. Kami hanya mengingatkan si miskin ini untuk tahu tempatnya."

Henry tertawa dingin. "Tahu tempatnya? Sepertinya kalian yang perlu diingatkan tentang tempat kalian. Sammy, adalah adik angkat kami, dan kami tidak akan membiarkan kalian menyakitinya."

Rio menambahkan dengan senyum sinis, "Ingatlah, kami bisa membuat hidup kalian jauh lebih sulit daripada yang bisa kalian bayangkan. Sekarang pergi sebelum kami benar-benar marah."

Ketakutan terlihat jelas di wajah para pemuda itu. Mereka tahu bahwa melawan Rio dan Henry adalah keputusan yang bodoh. Dengan cepat, mereka mundur, meninggalkan Sammy sendirian dengan si kembar.

"Terima kasih," Sammy berbisik, suaranya hampir tidak terdengar.

"Jangan khawatir, Sammy," kata Rio dengan senyum hangat. "Kami akan selalu ada di sini untuk melindungimu."

Henry menepuk bahu Sammy dengan lembut. "Ingat, kau tidak sendirian. Kami adalah kakakmu, dan kami tidak akan membiarkan mereka mengganggumu lagi!!" ucapnya tegas.

Sammy mengangguk, "Benar apa yang dia katakan. Kalau begitu ayo kita masuk." ucapnya dan dibalas anggukan oleh Sammy. Ketiganya berjalan beriringan memasuki kampus.

***

Bersambung

Tinggalkan like dan komen kalian 🙏🙏🙏, ayolah, satu komen kalian jadi penyemangat author buat lanjutkan cerita.

1
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!