NovelToon NovelToon
Transmigrasi Dan Pembalasan Gadis Yang Ternoda

Transmigrasi Dan Pembalasan Gadis Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Dendam Kesumat / Transmigrasi Copyman
Popularitas:39.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Setelah diperkosa beramai-ramai hingga nyaris meregang nyawa oleh Jeam dan keempat rekannya, Titi justru mendapati jiwanya menempati tubuh wanita bernama Jia. Titi terlempar ke kejadian satu tahun sebelum dirinya diperkosa!

Kejadian tersebut membuat Titi mengetahui sederet fakta mencengangkan. Beberapa di antaranya masih berkaitan dengan kasus Titi. Karena ternyata, Jia merupakan mantan kekasih Jeam, dan kini menjadi saudara tiri setelah mama Jia menikah dengan papa Jeam. Selain tengah hamil, Jia yang belum menikah juga menjadi budak nafsu orang tua mereka maupun oleh Jeam sendiri.

Awalnya, Titi hanya berniat balas dendam untuk kasusnya. Namun mengenal Jia yang rapuh, membuat Titi bertekad untuk MENGUBAH TAKDIR. Titi akan membuat takdir baru untuk dirinya tanpa membuatnya ‘dirusak’ Jeam apalagi berakhir menjadi gadis ternoda!

Mampukah Titi melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Masalah Baru Bertabur Informasi

“Jalan, Pak!” tegas Syukur, tapi sopir taksinya menggeleng takut.

“Ya sudah kami turun. Saya bayar sekarang!” tegas Syukur sembari menatap kesal sang sopir.

“Beneran turun?” batin Titi mengikuti Syukur yang keluar dari pintu sebelah Syukur.

Syukur membawa Titi meninggalkan sang polisi. Mereka memasuki jalan gang, tapi polisi tadi langsung mengikuti.

“Coba berhenti, kita tanyakan apa yang dia mau, Mas!” sergah Titi yang sebenarnya sudah lelah berlari. Kedua kakinya seolah lepas dari sendi-sendinya. Selain itu, ia juga masih ngos-ngosan.

Mendengar permintaan Titi, Syukur juga refleks berhenti melangkah. Ia membiarkan polisi tadi menghentikan motor di hadapan mereka kemudian turun. Seperti sebelumnya, yang polisi itu datangi masih Titi.

Polisi bernama Suparno tersebut menatap wajah Titi dengan saksama. Ia meminta Titi melepas topinya, dan ia melakukannya dengan tampang sangat seram. Jantung Titi jadi berdekat lebih kencang, tapi mau tidak mau, Titi menuruti keinginan polisi Suparno.

“Memangnya kenapa, Pak? Asal melakukan pemeriksaan tanpa tujuan jelas, bisa kena pasal, loh!” sergah Syukur tapi langsung dibalas tatapan masam khas menyepelekan dari sang polisi.

Setelah melepas topi hitam dari kepalanya dan itu milik Syukur, Titi bertanya alasan polisi tersebut menahan langkahnya.

“Coba tunjukan kartu identitas kamu kepada saya,” tegas sang polisi sambil menyodorkan telapak tangan kanannya kepada Titi.

“Untuk?” tanya Titi tak mau langsung memberikan kartu identitasnya. Apalagi pada kenyataannya, Titi juga lupa membawa kartu identitasnya. Karena sekarang pun, sekadar membawa dompet saja, Titi tidak membawanya.

“Jangan banyak bertanya! Serahkan saja!” tegas polisi tersebut marah-marah.

Namun dalam sekejap, Syukur meninju wajah khususnya hidung sang polisi. Darah segar langsung muncrat dan Titi yang menyaksikannya benar-benar tercengang.

“Kamu lihat? Jika ada yang berani kurang ajar seperti tadi, kamu tidak perlu ragu untuk menghajarnya!” tegas Syukur sambil menggandeng sebelah tangan Titi dan membawanya lari.

“Tanganku tak sebesar tangan Mas. Yang ada tanganku patah kalau aku nekat melakukan yang Mas lakukan,” ujar Titi sambil terus berlari.

“Berarti kamu perlu senjata!” tegas Syukur masih terus berlari.

“Aku yakin kita langsung jadi incaran. Polisi tadi pasti tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan meminta bala bantuan. Atau, ... kamu ada hubungan apa dengan si jendral bapaknya Jeam?” meski terus berlari, kali ini Syukur melakukannya sambil menatap Titi.

“Ibuku hanya ART. Dan selama ini, lingkungan kami hanya di rumah kak Bian!” tegas Titi terus berlari.

“Sebelum itu?” ucap Syukur.

“Ya enggak tahu. Dari kecil aku ingatnya ada di rumah kak Bian. Namun sebelum itu, kami sempat tinggal di kontrakan. Masalahnya aku enggak begitu ingat!” ucap Titi lagi.

“Kalau begitu, habis ini kita harus cari tahu. Aku butuh KTP ibu kamu buat cek segala sesuatunya,” ucap Syukur serius.

Melihat Syukur yang begitu serius sekaligus serba bisa, Titi jadi curiga. “Mas ... intel, ya? Atau ... sebenarnya Mas ini mata-mata? Atau malah agen rahasia?” tanya Titi yang langsung diam sebelum Syukur membalasnya. Sebab di depan mereka, beberapa polisi yang memakai motor, sudah menghadang.

“Kita benar-benar sudah jadi incaran. Kenapa kita sampai memiliki masalah baru, padahal ini bukan lingkup kehidupan kita? Harusnya adanya kita di sini hanya untuk mengetahui beberapa informasi, kan?” ucap Syukur yang perlahan berhenti melangkah.

“Sepertinya mereka memang menginginkanku. Namun, harusnya sekarang, kasusku belum ada, kan? Jadi, jika alasan mereka bukan untuk kasusku, ... terus untuk apa?” lirih Titi heran. Belum lagi, ketika ia menoleh ke belakang, polisi Suparno ada di belakang bersama dua orang polisi yang lain.

“Berarti itu yang harus kita cari tahu. Punya urusan apa kamu dengan jendral itu,” ucap Syukur yang dengan santainya menghela napas kemudian menoleh ke belakang. “Hingga mereka mengepung kita seperti ini?”

“Iya, Mas ... kita beneran dikepung!” lirih Titi sambil mengawasi depan belakang mereka dan semuanya merupakan polisi. Polisi Suparno tampak sangat marah kepada Syukur maupun Titi.

“Mas, aku punya informasi penting tentang jendral itu. Pertama, dia merebut sekaligus selingkuh dengan mamanya Jia. Karena itu juga, papa kandung Jia jadi mirip psikopat. Papanya Jia juga seorang polisi tapi kedudukannya tidak lebih tinggi dari papanya Jeam. Paling bobrok, dia sudah terbiasa meniduri Jia atas persetujuan mama Jia. Ah, coba dicek, harusnya ada kabar viralnya dari aku.n Jia!” ucap Titi yang tak mau, ada yang terlewat. Baginya, Syukur yang telanjur menolongnya juga harus tahu fakta-fakta mencengangkan di balik kehormatan polisi dan jendral yang ia ketahui.

Untuk sejenak, Syukur tak bisa berkata-kata. Ia menahan napas dan perlahan menatap Titi. Syukur tahu, Tuti merupakan murid berprestasi. Kecerdasan Titi di atas rata-rata, apalagi keluarga Bian memberi Titi sederet kesibukan bimbingan pelajaran sekaligus ilmu pengetahuan. Namun apa yang baru saja Titi katakan, bagi Syukur itu bukan bagian dari kecerdasan. Melainkan, antara fakta atau malah kabar kubur. Namun, masa iya Titi se—update itu? pikir Syukur yang langsung menghajar setiap polisi yang berusaha mengambil Titi darinya.

“Cukup!” teriak Titi. Ia tak mau Syukur mati jika terus dikeroy.ok, meski sampai detik ini, Syukur masih bisa melindunginya. Karena meski terkena bogeman, itu seolah tak berpengaruh ke Syukur.

“Apa yang kalian mau?!” tegas Titi setelah kedelapan polisi yang sempat mengeroyo.k Syukur, berhenti. Mereka sungguh mendengarkan kata-kata Titi.

“Ikut kami dan jalani pemeriksaan!” tegas polisi Suparno.

“Pemeriksaan apa?” tanya Titi tapi polisi Suparno memintanya untuk tidak banyak tanya bahkan sekadar banyak bicara.

“Aneh ... mencurigakan. Masa iya, mereka begini karena si jendral. Jangan bilang hanya karena aku ada kemiripan dengan Jia, si Jendral mau jadiin aku cabe-cabean!” pikir Titi ketar-ketir sendiri.

“Kalian boleh membawanya, tapi aku harus ikut karena aku kakaknya!” tegas Syukur.

Detik itu juga Titi berpikir. Ia kepikiran kata-kata Syukur. Karena jika adanya mereka ke sana hanya untuk mendapatkan informasi. Terlebih kini bukan waktu kehidupan mereka, kenapa mereka bisa terlibat masalah baru?

“Apa memang, masalah baru ini yang akan membuatku mendapatkan informasi penting? Masalahnya, papanya Jeam itu breng.sek. Jia yang anak tirinya saja dan posisinya terluka parah, tetap diembat. Bagaimana jika aku mengalami hal serupa?” pikir Titi memutuskan untuk mengikuti polisi meski sebenarnya ia takut.

“Daripada penasaran, dan berhubung ada yang menemani!” pikir Titi lagi.

Titi dan Syukur dibawa menggunakan sebuah mobil polisi. Di depan termasuk yang menyopir ada dua polisi. Sisanya ada dua polisi dan salah satunya pak Suparno.

“Jalan ini enggak asing ... seperti ... jalan ke rumah Jeam?” pikir Titi.

Benar, alih-alih dibawa ke kantor polisi atau setidaknya rumah sakit lagi karena katanya akan menjalani pemeriksaan, Titi dan Syukur justru dibawa ke rumah Jeam. Rumah yang sempat Titi tempati ketika jiwa Titi transmigrasi ke tubuh Jia.

“Ini rumah Jeam!” bisik Titi kepada Syukur.

“Rumah dinas? Soalnya yang aku tahu, rumah Jeam bukan ini. Mungkin mereka punya beberapa rumah?” bisik Syukur.

“Yang Mas tahu, mamanya Jeam masih hidup, enggak?” tanya Titi dan Syukur mengangguk-angguk.

“Kok kesannya aku jadi tahu banyak tentang keluarga Jeam? Terus ini aku mau diapain, kenapa aku dibawa ke sini?” pikir Titi. Ketika ia menengadah ke atas, di lantai atas sana, ada Jia yang mengintip dari jendela. Namun, Jia buru-buru bersembunyi. Seolah kemunculannya sangat dilarang.

1
Meli Anja
bikin penasaran ceritanya
Ainisha_Shanti
so complicated
Hilmiya Kasinji
mas syukur iku multitalenta mbak Titi, apa aza bisa 🤭. semakin seru kak Ros, tak tunggu update nya. untung wae aku tipe sing ketemu bantal langsung budal, lek gak ISO gak turu sampai end gara2 penasaran 🤭😅
Zuriana Nisa
makin seru aja ni 💪💪
Suryani Bu
orang yg punya jabatan tinggi ya begitu , bertindak semaunya sendiri , tinggal perintah ini itu dan harus terlaksana ga peduli bagaimana caranya
W_E_N_A
Ketika novel ini tamat...kita akan lulus sekolah detektif 🤣🤣🤣
Lanjut Mb...
semangat yuaaa...
❤️❤️❤️❤️❤️
Dahwi Khusnia
hiihh bom saja syukur
Susi Akbarini
waaahhhh..
kok ada jia di rumah jeam..
apa dia sembunyi2 atau bagaimana?
padahal pak tomy bilang ke jeam kalo jia menghilang...


lanjutttt..
❤❤❤❤❤
Dessy Sugiarti
Jadi penasaran dgn Ulah si Jendral yg sok2an bertindak sesuka hati gara2 tuh Dakjal punya pangkat, kuasa jg Uang...
Lanjut kak...
Jangan sampai Titi punya darah dari Jendral Dakjal ituuuu....
Susma Wati
mungkinkah titi adalah anak dari pak romy , kan ibunya titi berbicara dalam hati kalau sekira orang2 tau siapa ayahnya titi yang d segini orang
Srikandi Aulia Deandra
kayaknya Titi anak Pak Tomy,,, kan di bab sebelumnya bu Tuti bilang kalo tau siapa bapak Titi pasti orang pada segen ama Titi 😁😁 bener nggak Thor😃
Nanik Arifin
ibunya Titi, kekasih Tommy ? Krn suatu kejadian mereka terpisah & Titi sebenarnya darah daging Tommy. 'suatu kejadian' itu yg merubah Tommy, jadi layaknya monster sekarang.. ? 🤔🤔
Hilmiya Kasinji
waduh kak Ros , ngajak maen tebak tebakan. aku tmbh penisirin
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Biar seru Kak 😂
total 1 replies
Dahwi Khusnia
ayuuk.kak lanjut
Dessy Sugiarti
Jangan2 Ibu Titi mantan istri tau sebaliknya...
Bisa jadi Titi anaknya Jendral...
Lanjut kak..
Semoga masih semangat Update terbaruu....
Yuliana Tunru
apa ank x tomi dgn ibu tuti jd titu diperkosa kaka x sendiri dong
Susi Akbarini
waahhhh..
tambah seruuuu..
apa bu Tuti dulu mantan maid di rumah tomy?

lalu terjadi pergulatan ranjang?
atau bu tuti kekasih masa lalu pak tomy?

lanjuuutttt..
❤❤❤❤❤

lanjjuuuuttttt
Susi Akbarini
jgn2 titi anak pak tomy..
wajah titi seperti bu tutikah?

kok wajah jeam bule?
apa ibu jeam bule?

gak mungkin kan kalo pak tomy yg bule jadi polisi di indo
Susi Akbarini
waaahhhh..
masih hidup si jeam
Sonya Kapahang
Jd makin yakin klo Titi anaknya Pak Tomy.. Berarti Jeam kakak tirinya Titi.. Apa mgkn Ibunya Titi dirudapaksa jg sm Pak Tomy..? Klo iya, berarti kelakuan Jeam ya sama kya bapaknya.. Sakit..!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!