Tambatan Hati CEO Dingin

Suara menggelegar Anthony terdengar sampai ke seluruh lantai tempat ruangan Anthony berada. Para pegawai dan staff yang kebetulan mendengar kemarahan Anthony langsung bergegas mendatangi ruangan Anthony. Tak ketinggalan pihak security yang telah kecolongan hingga Nita beserta mamanya bisa memasuki ruang sang pemimpin perusahaan.

"Mas Anthony sayang.. jangan berteriak seperti itu dong.. nanti tenggorokan nya mas bisa sakit.. kalau mas sakit Nita sedih loh mas.." ucap Nita dengan lebay sambil berusaha mendekati Anthony.

"Cukup Nona... jangan melangkah lebih dekat lagi ke Pak Anthony.. Silakan Anda berdua meninggalkan ruangan ini dengan segera.." perintah Sam sambil berdiri menghadang Nita yang hendak mendekati Anthony.

"Siapa kamu.. Minggir sana ...berani-beraninya kamu melarangku mendekati calon suamiku.. akan kubuat kamu menyesal telah berani melarang ku mendekati calon suamiku tersayang.." bentak Nita dengan kasar.

"SECURITY.. CEPAT SERET PEREMPUAN SINTING SATU INI.. DAN LEMPAR MEREKA KE LUAR JANGAN PERNAH IZINKAN LAGI MEREKA MENGINJAKKAN KAKINYA DI PERUSAHAAN INI " raung Anthony dengan nada dingin dibarengi dengan wajah menyeramkan dan telunjuk mengarah ke Nita.

"Jangan begitu Nak Anthony.. Nita itu calon istrimu.. tidak boleh kasar seperti itu terhadap calon istri.. harus lembut.." ujar Elita. Kemudian tanpa malu dia memerintahkan OB untuk membuatkan dia secangkir teh.

"Dimana para OB ? Cepat buat minuman hangat untukku dan untuk anakku.. Special untuk calon istri dari bos kalian.. jangan pakai lama.. suhunya harus pas.. jangan terlalu panas atau terlalu dingin... kepekatan teh nya juga jangan terlalu pekat juga jangan terlalu encer.. Mengerti?"

Tentu saja OB tidak menuruti perintahnya karena siapa Elita berani memerintah OB perusahaan tanpa seijin bos.

Security yang terengah-engah memasuki ruangan Anthony dan tertunduk ketakutan melihat wajah Anthony yang tampak dingin menyeramkan.

"Maafkan atas kejadian ini Pak Bos.. Mereka nyelonong masuk begitu saja ke dalam.. Kami para security dan mbak resepsionis sudah berusaha mencegah mereka menaiki lift tetapi mereka tidak menggubris dan tidak mengidahkan larangan dan perintah kami Pak..malah salah satu rekan kami terluka karena di tampar oleh Nona ini dan juga mbak resepsionis di jambak juga di pukuli oleh ibu tua ini memakai tas nya.." security yang bernama Abas dan Adi bergantian memberikan keterangan kepada Bos mereka.

" Sekarang kamu seret mereka keluar.. jika perlu panggil bala bantuan untuk membantu kalian menyeret kedua biang rusuh ini.." perintah Sam mewakili Anthony yang hanya terdiam menatap dingin dengan raut wajah bengis tertuju pada Nita.

" Berani sekali kamu melukai pegawai ku.. punya nyawa berapa kamu berani memasuki perusahaanku dan mengaku sebagai calon istriku.." ucap Anthony dengan dingin.

" Tapi kan mas.. Aku kan memang calon istrimu.. kedua orang tua kita telah setuju bahkan telah mengatur semua persiapan pesta pertunangan sampai pernikahan kita mas.. " ucap Nita yang di angguki setuju oleh Elita ibunya.

Pernyataan Nita membuat semua pegawai berbisik-bisik lirih

"Dih.. ini cewe halu deh kayanya.. masa Pak Bos yang ganteng poll mau jadiin dia istrinya.."

"Lagian di rumah dia punya kaca engga sih.. muka kaya ondel-ondel berharap jadi pendamping pak bos ganteng.. Ngimpi.."

"Kayanya dia perlu di rujuk ke bagian kejiwaan deh.. ketinggian halu nya.."

Sebagian bisik-bisik para pegawai dan bawahan Anthony menertawakan perkataan Nita.

"Betul loh Nak Anthony.. Kami para tetua telah lama membicarakan masalah perjodohan ini dan orang tua Nak Anthony telah menyetujuinya... bahkan saat kita makan siang bersama waktu itu kan jeung Riana telah setuju dan telah menetapkan tanggal lamaran loh.." kata Elita sambil sibuk mengusap-ngusap bahu Nita.

"Mas jangan mengelak dan tak mengakui perasaan mas kepada Nita.. Nita tau kok jika mas telah mencintai Nita sejak dari pertama kita berjumpa .. Hanya saja terlalu gengsi untuk mengatakannya kan?" ucap Nita dengan wajah penuh senyum.

" Keluar sekarang juga atau aku lempar kamu dari jendela sini.. " tunjuk Anthony ke arah pintu.

"Wanita gila sepertimu tak layak mendapatkan perhatianku.. Hanya membuang-buang waktuku saja.. Pak Abas.. Pak Adi .. cepat seret dan lempar mereka.. jangan terlalu lama mereka berada di sekitarku.." kali ini Anthony memerintahkan langsung para security untuk menyeret Nita dan Elita keluar dari ruangan Anthony.

Dengan sigap dan tanpa banyak bicara Adi dan Abas mencekal lengan Nita dan Elita kemudian memaksa mereka keluar dari ruangan Anthony.

"Lepas..mas.. tolong Nita mas.. masa calon istri mas yang cantik jelita sejagad raya ini di seret-seret macam karung goni.. Mas..maaassss." Teriak Nita sambil berusaha menepiskan cekalan Adi.

"Singkirkan tangan kotormu dari tanganku dasar pegawai rendahan.. Aku ini calon ibu mertua bos mu.. jangan kurang ajar nya kamu.. seenaknya saja main cekal dan main pegang lengan orang.. Nak Anthony.. tolong tante Nak.. Lepaskan tanganmu dasar orang udik.. Jangan sentuh aku.." pekik Elita, tidak terima jika dia di seret keluar.

" Sam... Tolong periksa keadaan resepsionis dan security yang dilukai oleh duo dakocan itu..jika parah hubungi pengacara perusahaan untuk melayangkan tuntutan hukum kepada duo dakocan." perintah Anthony.

Sam pun menggangguk dan bergegas pergi ke lantai dasar untuk memeriksa separah apa luka yang diderita para pegawai korban penganiayaan Nita dan ibunya.

Sementara itu Anthony segera melakukan panggilan kepada Riana untuk memberitahu Riana tentang kejadian hari ini di kantornya.

" Hallo maaaaaaaa....mama punya teman kok halu nya tingkat dewa tembus langit ke tujuh sih.."

" Halo dek.. kenapa langsung merengek begitu.. emang siapa teman mama yang halunya sampe ke langit tembus tempat hukuman para dewa .. kera saktiii.. melompat menerjang semua yang ada.. kera saktiiiii" ujar Riana sambil terkikik geli mendengar rengekan dan aduan Anthony.

" Dih mama malah nge rap.. inget umur maaaa.. mama sudah uzuuuurrrr.. sudah tuuuaaa.. malah bergaya seperti anak muda saja.. make nge rap segala... itu loh ma.. temen mama.. si dakocan.. "

" Ooohhh.. jeung Elita.. kenapa emangnya dek?"

"Dia barusan datang ke kantor adek ma.. bikin ulah dan melukai pegawai adek.. trus si dakocan junior ngaku-ngaku sebagai istri adek... dih najis deh ma.. merinding discount tujuh puluh persen adek jadinya" adu Anthony.

Sambil menghubungi mamanya dan bermanja-manja kepada mamanya, Anthony memeriksa dokumen yang harus di tandatangani dan di bawa meeting nanti.

Selesai bercerita dan mengadukan perbuatan Elita juga Nita kepada ibunya, Anthony juga meminta agar Riana tidak terlalu dekat dan tidak terlalu akrab dengan Elita. Riana menyanggupinya dan balik meminta Anthony untuk pulang ke rumah Riana untuk makan malam.

"Maaf Kanjeng Ratu pujaan hatiku yang cantik jelita tiada tandingannya... hari ini adek bakalan pulang larut ma.. kerjaan adek menumpukpukpukpukpuk.. belum lagi adek mesti meetingtintinting.. jadi adek saat ini belum bisa memenuhi titah Kanjeng Ratu.. mohon dimaafkan.." ujar Anthony sambil sedikit meregangkan tangannya yang pegal dan memindahkan ponselnya ke lawan telinganya.

" Ya sudah kerja dulu sana.. cari duit yang banyak biar mama bisa shopping sepuasnya jangan lupa cepat carikan mama mantu." dan percakapan pun berakhir.

Anthony hanya bisa menggelangkan kepala sambil menatap layar gelap ponselnya. Kemudian meletakkan ponselnya di samping laptop dan kembali menekuni semua berkas dan laporan yang di buat oleh para bawahannya.

Tak terasa semua kegiatan hari ini telah Anthony lakoni. Hari yang melelahkan dan cukup menguras energi juga pikiran Anthony. Malam pun tiba dan seluruh rangkaian kegiatan agenda kerja Anthony telah selesai. Tiba waktunya untuk pulang.

Di tengah perjalanan pulang Anthony melirik kaca spion sebelah kanannya dan melihat sebuah mobil yang tampak nya telah mengikuti mobilnya sedari tadi. Anthony berpura-pura tidak mengetahui jika dia di ikuti. Kemudian dia menekan beberapa nomor di ponselnya, menghubungi anak buahnya: " Dale.. coba kamu periksa plat nomor .... mobilnya berwarna silver merk..." tak lama kemudian Anthony telah mendapatkan data pemilik mobil itu.. dan rupanya itu hanyalah mobil sewaan. Kemudian Anthony berkata: " Hhhmmmm.. siapa kutu kupret yang berani menguntitku.. Siapa pun kamu.. tampaknya kamu tak takut mati.. Dia pikir aku tak mengetahui jika sedari siang dia terus mengikutiku kemana pun aku pergi.. Oke.. Saatnya kita bermain.. Bersiap-siaplah "