Bocil Sombong Itu Adalah Suamiku

Saat di dalam kamar mandi. Zaynab segera mencari barangnya yang tertinggal menurut Izyan. Seketika semburat merah muncul di pipi mulusnya saat melihat benda keramatnya yang berbentuk kacamata berwarna hitam tergeletak di lantai pinggir bathtub. Zaynab segera memungut benda miliknya itu kemudian menyembunyikannya di belakang punggungnya sembari berjalan keluar dari kamar mandi dengan perasaan sangat malu karena Izyan sudah melihat benda keramatnya itu.

Zaynab melihat arah lain saat ia berpapasan dengan Izyan yang ingin masuk ke dalam kamar mandi. Zaynab secepat mungkin memasukkan benda tersebut ke dalam tasnya saat Izyan menutup pintu kamar mandi.

Tring~

Bunyi notifikasi chat di ponsel Zaynab. Zaynab segera mengambil ponselnya yang tergeletak di meja nakas samping ranjang. Dia membaca nama pengirim chat tersebut dengan perasaan senang dan tidak percaya karena sudah lama orang tersebut tidak menghubungi Zaynab. Zaynab pun segera membuka aplikasi chat itu kemudian membaca isi chatnya dengan seksama.

Setelah membaca chat dari sepupunya yang dia panggil abang Hassan dengan perasaan campur aduk, Zaynab segera membalas pesan dari sepupunya itu.

Zaynab dan Hassan memang sangat akrab saat mereka kecil karena Zaynab dan orang tuanya berserta saudara-saudaranya sering datang ke Indonesia untuk menjenguk kakek Afnan dan nenek Diana—orang tua Shanum.

Hassan merupakan putra sulung dari kakak perempuan Shanum. Hassan juga anak hasil dari pernikahan campuran antara pria Pakistan dan wanita Indonesia. Orang tuanya menetap di Indonesia karena bisnis ayahnya berkembang pesat di negara zamrud khatulistiwa itu—Indonesia.

Namun naas saat usianya 13 tahun, Hassan harus kehilangan kedua orang tuanya dan satu adik perempuannya yang masih kecil dalam kecelakaan tragis di sebuah tol dari arah Bandung ke Jakarta. Saat itu Hassan tidak ikut perjalan bisnis ayahnya karena dia harus bersekolah sehingga dia dititipkan ke kakek dan neneknya.

Sejak saat itu, Hassan yang dulunya anak yang periang dan ramah berubah menjadi anak yang pemurung dan suka menyendiri. Salah satu saudara ayahnya dari Pakistan ingin mengadopsi Hassan menjadi anak angkatnya tetapi Hassan menolaknya dan ingin tinggal bersama dengan nenek dan kakeknya dari pihak ibunya di Indonesia. Disini author ikut sedih menceritakan kehidupan Hassan yang menyedihkan.

Sekarang Hassan sudah menjadi pria tampan beumur 26 tahun. Dia memang lebih tua 2 tahun dari si kembar—Zaynab dan Zayn. Beberapa tahun setelah kematian orang tuanya dan adik perempuannya, Hassan mulai melanjutkan hidupnya atas bantuan Zaynab dan Zayn yang selalu menyemangatinya saat itu. Si kembar bahkan bolos sekolah beberapa hari demi menemani Hassan yang merasa kesepian.

Sedangkan perusahaan peninggalan ayahnya ditangani oleh orang kepercayaan ayahnya. Saat usianya menginjak 20 tahun, orang kepercayaan ayahnya itu menyerahkan secara penuh hak perusahaan kepada Hassan.

...❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️...

The Black Rose Bar

Seorang pria tampan terlihat mulai mabuk sambil menggenggam sebuah gelas yang isinya minuman berwarna merah pekat. Pria tersebut terlihat sangat menyedihkan dan dua sahabatnya sudah menyuruhnya untuk berhenti meneguk minuman haram itu.

“Masih banyak perempuan lain, Ben. Lupakan Zaynab” ucap sahabat Bentley yang bernama Arthur, membujuk Bentley untuk berhenti meminum minuman yang memabukkan itu.

“Iya betul itu. Zaynab sudah menjadi milik Izyan.” Sambung sahabat Bentley yang lain bernama Jourell. Jourell sangat kasihan kepada sahabatnya yang sedang patah hati itu tapi dia ingin membuat Bentley menerima kenyataan pahit itu. Jourell merupakan teman sekelas Bentley dan Izyan.

“Zaynab tetap menjadi milikku sampai kapanpun. Kalian dilarang menyebut nama pria brengsek yang telah merebut wanitaku. Jangan pernah menyebutnya lagi. Jika tidak-” Bentley sengaja memotong kalimatnya kemudian meremas gelas yang digenggamnya sampai pecah.

Arthur dan Jourell menelan ludahnya dengan kasar karena tatapan Bentley sangat menyeramkan ditambah gelas yang dipecahkan Bentley menjadi hancur.

Di sisi lain, keluarga besar Zaynab dan Izyan sedang makan malam bersama. Zaynab yang sebelumnya ingin duduk di antara Zayn dan Shafana dilarang oleh orang tuanya karena mereka ingin Zaynab dan Izyan duduk berdekatan. Hal itu membuat Zaynab menggerutu dalam hati. Sementara itu, Izyan hanya tersenyum mengejek ke arah Zaynab. Zaynab yang sadar akan hal itu, mencubit lengan Izyan dengan keras tanpa sepengetahuan yang lain.

“Arrggh” teriak Izyan kesakitan sambil melotot ke arah Zaynab. Cubitan maut itu lebih sakit dari sebelumnya ketika mereka duduk di pelaminan.

Banyak pasang mata menatap Izyan dengan terkejut.

“Kenapa berteriak?”tanya Zimran dengan heran.

Izyan ingin mengadu tapi dia membatalkan niatnya itu karena tak ingin Zaynab mengejeknya sebagai bocil tukang aduh.

“Eh. Tadi ada semut betina besar yang menggigitku, pa” jawab Izyan sambil tersenyum kikuk.

“Oalah kirain apa” ucap beberapa anggota keluarga yang ikut makan malam secara bersamaan.

“Zayra mau lihat semut betina besar itu kak Izyan” ucap bocah kecil berumur 9 tahun itu dengan ekspresi penasaran.

Lagi-lagi banyak pasang mata menatap kearah Izyan dengan heran karena mereka baru sadar ada yang aneh dengan ucapan Izyan sebelumnya. Bagaimana Izyan bisa mengetahui jika semut itu merupakan semut betina? Itulah dipikiran sebagian mereka.

“Semutnya sudah tidak ada. Sudah kabur tadi” ujar Izyan dengan kikuk

Pada saat yang sama, pesanan mereka sudah datang. Sedari tadi Zaynab menahan tawanya karena ekpresi Izyan saat gugup sangat lucu di matanya.

“Makan yang banyak sister”ucap Zayn seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah Zaynab kemudian memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Kau juga kakak ipar” sambung Zayn setelah menelan makanannya. Zaynab dan Izyan bergidik geli mendengar panggilan baru dari Zayn pada Izyan.

“Jangan banyak omong. Habiskan makananmu baru bicara”tegur Shanum kepada putra satu-satunya.

Para suhu paham maksud dari ucapan Zayn sebelumnya tapi mereka hanya diam kecuali Shanum yang menegur putranya. Apa para pembaca juga mengerti ucapan dari Zayn? Jika iya, pasti kalian suhu wkwkwk.

Zaynab yang melihat Zayn kena tegur dari sang mommy, menjulurkan lidahnya pada Ziyad kemudian fokus melanjutkan menghabisi makanannya.

Sementara itu, Ayesha dan Zimran makan sepiring berdua. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan mereka sejak awal pernikahan mereka sampai sekarang. Itu juga merupakan salah satu sunnah yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri dalam Islam. So sweet bukan guys?

Setelah acara makan malam selesai, beberapa anggota keluarga dari dua keluarga itu kembali ke kamar hotel tempat mereka menginap. Para sepuh juga ikut bersama Shanum dan lainnya pulang ke apartemen Zaynab. Sedangkan Ziyad dan Zimran meminta untuk berbicara enam mata dengan Izyan.

“Kalian pulang dulu. Ada suatu hal yang ingin kami katakan kepada Izyan”ucap Ziyad kepada keluarga besarnya.

TBC🌹