NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:56.6k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 24

Selamat membaca ♥️

mohon disimak alurnya ya♥️

...----------------...

Dua orang pelayan hunian mewah Sagara, tengah mengetuk pintu sebuah kamar di lantai dua. Sudah lebih dari setengah jam mereka mencoba membangunkan pemilik ruangan tersebut.

Namun, belum juga ada sahutan dari si pemilik kamar. Membuat sang bibi asisten rumah tangga menjadi kalut serta khawatir, tidak biasanya Nona muda mereka terlambat bangun pagi. Sebelum hamil, majikannya itu selalu ikut sholat subuh berjamaah di musholla kecil yang ada pada kawasan rumah danau, tetapi sejak hamil, Maysarah lebih banyak menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim di dalam kamarnya.

"Non... ini Bibi, udah siang loh Non, sarapan dulu yuk?" Sedari tadi jarinya tak lelah mengetuk daun pintu sembari merayu sang Nona agar keluar.

"Gimana ini, Sur... mana Non Maysarah gak mencabut kuncinya lagi!" Gerutunya panik.

"Aku tak lapor Esti ya, biar Dia yang dobrak pintunya. Badannya kan kekar, pasti gampang buat buka pintu ini." Baru saja bi Surti berbalik badan hendak mencari keberadaan Esti. Ternyata bodyguard sekaligus supir Nona mereka itu sudah datang menghampiri.

"Kenapa, Bi? Nona belum bangun?" Tanya Esti begitu berhadapan dengan kedua teman seprofesinya itu.

"Esti... buruan dobrak pintunya! aku khawatir ma Non Maysarah, udah dari tadi diteriaki tapi gak ada responnya." Bibi melangkah mundur, memberikan ruang untuk Esti.

Esti mengambil ancang-ancang untuk menabrakkan bahunya... Dua kali dia berusaha sekuat tenaga, tetapi pintu itu masih belum bisa terbuka.

"Minggir lah, Esti. Biar saya yang mendobraknya." Suara bariton Muntaz, menghentikan aksi Esti.

Dengan sekali gebrakan pintu bercat biru muda itu terbuka lebar. Langsung saja Bibi dan Esti segera masuk, Muntaz menunggu diluar, dirinya tidak ingin lancang memasuki kamar seorang wanita yang sehari-harinya berbusana syar'i.

"Ya Allah... Non May!!"

Teriakan histeris dua orang PRT itu mengagetkan laki-laki yang baru saja pulang dari berolahraga pagi. Setelah berbicara dengan mantan Ayah mertuanya, Muntaz diminta untuk menginap.

"Ada apa Bi...?"

Seperti devaju, duda tampan nan mapan itu, berdiri mematung melihat seorang wanita dengan rambut panjang bergelombang berwarna Coklat yang tergerai indah, Tubuh May tergeletak dilantai dalam keadaan pingsan, bagian bawah badannya bersimbah darah bercampur air. Gaun putih bersih yang dikenakan Maysarah sudah berubah warna menjadi merah pekat.

"Non, bangunlah!" Esti berusaha menyadarkan May yang masih setia menutup mata.

"Esti! ambil dan bawah serta barang-barang penting, May!" Muntaz mengambil alih tubuh lemas mantan kakak iparnya itu. Meletakkan tangan kirinya di tengkuk kulit terbuka May, tangan kanannya merapatkan kedua lutut wanita itu. Lalu, sekali sentakan May sudah berada dalam rengkuhannya.

"Air ketubannya udah pecah!" Seru panik sang Bibi, melihat genangan darah bercampur air di mana tadi menjadi tempat berbaring May.

Muntaz yang mendengar seruan Bibi, bergegas membawa May keluar kamar. "Hijabnya, Tuan!" Esti berlari menyusul Muntaz, lalu memakaikan asal kerudung instan pada kepalan sang Nona.

Muntaz dan Esti memasuki lift yang sebelumnya sudah ditahan oleh salah satu Bibi. Begitu sampai dilantai bawah, kehebohan pun terjadi. Sagara, Senja, Hira, Agam dan Bintang, begitu shock melihat Muntaz membopong May.

"May kenapa?"

"Muntaz, kenapa May pingsan?"

"Apa yang terjadi?"

Sedikitpun tidak dihiraukan suara-suara sumbang itu, laki-laki yang sebentar lagi genap berusia 28 tahun itu, semakin cepat mengayunkan langkahnya. Begitu sampai pada pintu mobil yang sudah di bukakan oleh sang supir, Muntaz membaringkan secara perlahan tubuh lemah Maysarah, kemudian dirinya ikut duduk pada kursi penumpang. Menjadikan pahanya sebagai bantal.

"Cepat jalankan mobilnya!" titahnya

Sang supir yangl sedari tadi sudah siap, langsung sigap. Esti sudah lebih dulu duduk di kursi depan sebelah kemudi.

"Saya sudah menghubungi pihak RS, Tuan." beritahu Esti, matanya menatap dres bagian bawah May yang penuh noda darah. Hatinya benar-benar kalut, sebisa mungkin dia tetap tenang.

'Kamu suka sekali ya, sama coklat?'

'Iya, sama seperti warna rambutku.'

'Jangan salah meminang ya! pilihlah sesuai tragedi memalukan saat pertama kali kita bertemu.'

kilas balik masa lalu itu berputar memenuhi memori otaknya, seiring bertambahnya kenangan yang merasuki pikirannya. Muntaz mengepalkan tangan, rahangnya kian mengeras. Ternyata hidupnya dipermainkan sedemikian sadis, perasaan tulusnya hanya dianggap lelucon semata.

"Esti, kamu punya ikat rambut tidak?"

"Ini, Tuan." Esti memberikan satu ikat rambutnya kepada Muntaz.

"Miringkan center mirror. Kamu jangan melihat kearah kami!" Titahnya datar kepada sang supir.

"Baik, Tuan." Segera dirinya mengatur spion tengah agar tidak menyorot pada majikannya.

'Laki-laki sejati itu menikahi, bukan memacari.'

'Mama sangat menyukai nya Nak. Kelak dia pasti akan menjadi seorang istri dan ibu yang baik.'

Hey gadis coklat, kenapa dirimu tega membohongiku? batinnya bertanya, tangannya melepaskan hijab May. Mengumpulkan helaian rambut halus kecoklatan itu menjadi satu, lalu mengikatkan.

Muntaz menggenggam tangan Maysarah, merasakan kulit halus itu kian mendingin, wajah gadis yang dulu ia kagumi, terlihat begitu pucat, sebelah tangannya mengusap perut buncit May. Ini kali pertama dirinya bersentuhan dengan wanita yang masih setia tertidur pulas itu, kali pertama juga ia menyapa sang anak.

"Nak.. kamu harus kuat! sampaikan pada ibumu, dia juga harus bertahan. Kalian berdua wajib selamat." Gumamnya lirih, mengusap pelan dan menyapa sang anak, sebelah tangannya mengelus jemari May.

"Tambah laju mobilnya! Cari jalan pintas, hindari kemacetan!" Dirinya sangat tidak sabar, berharap sesegera mungkin sampai rumah sakit.

Perjalanan yang harusnya memakan waktu sekitar 45 menit, kali ini hanya 30 menit, tetapi bagaikan berjam-jam lamanya. beberapa saat kemudian, sampailah mobil Sedan BMW mewah itu di halaman samping rumah sakit Rahardian, sudah ada 2 orang dokter dan dua orang perawat yang menunggu kedatangan orang-orang penting itu.

Saat mobil sudah berhenti sempurna, Muntaz gegas keluar duluan. Sekali lagi dirinya membopong Maysarah, membawa tubuh rapuh itu pada brankar. Sang dokter langsung mengecek keadaan pasiennya.

"Denyut nadinya sangat lemah. Cepat dorong ranjangnya dan bawah masuk keruang tindakan!" Bersama mereka melangkah cepat, begitu sampai pada ruangan tindakan. Muntaz tidak di izinkan masuk.

\*\*\*

Muntaz dan Esti menunggu di depan ruangan penanganan. Mereka sama-sama diam membisu dengan pikiran berkecamuk bercampur khawatir.

"Esti... berikan ponsel May kepadaku!" Muntaz menatap tajam pelayan setia Maysarah.

"Untuk apa, Tuan?" Esti tidak begitu saja mau menyerahkan benda pribadi milik majikannya.

"Jangan banyak tanya! berikan saja padaku!" Hardiknya tanpa ingin dibantah.

Ragu-ragu Esti menyerahkan salah satu handphone Maysarah. Muntaz segera mengambil dan menyimpannya dalam saku.

"Muntaz! bagaimana keadaan May!? Tanya Sagara dan Agam secara bersamaan. Nafas mereka ngos-ngosan, sehabis berlari kecil menyusul dan mencari keberadaan anak sulung dan sekaligus keponakan itu.

Bukan jawaban yang orang tua itu dapatkan, tetapi...

Bugh

Bugh

Dua Bogeman mentah secara bergantian mampir di rahang Agam dan Sagara.

"Anda menipu Saya, Tuan Sagara Rahardian!!" Mata yang dulu selalu menatap segan bapak mertuanya, kini memerah penuh amarah dan kebencian.

Belum sempat kedua orang yang baru saja mendapatkan bogem itu menyanggah ataupun menjawab. Tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan dimana May sedang mendapatkan penanganan.

"Kami membutuhkan persetujuan salah satu anggota keluarga Pasien. Nona Maysarah saat ini dalam keadaan kritis, diharuskan!segera mendapatkan tindakan operasi untuk mengeluarkan janinnya dan menyelamatkan nyawa mereka berdua...!"

~Bersambung ~

Terimakasih 💜. Tolong tinggalkan jejak dan klik Permintaan Update-nya ya♥️

1
👑Queen of tears👑
berdamai dgn takdir,, menerima kenyataan bahwa slm ini harapan selalu bertemu halangan,,syulit,,jls syulit y May

butuh wktu dan circle yg tpt...
Zhu Yun
Perasaan baru baca, eh udahan aja.. lanjut kakak...
Zhu Yun
Ya dirimulah Taz pemicunya. Melihat dirimu menikah dengan Mahira 😝😝
Zhu Yun
Memang seharusnya kang Lato yang dibabat habis sampai ke akar-akarnya 😏😏
Zhu Yun
Belum nyadar Dan si Muntaz sedungu apa dirinya 😝😝😝
👑Queen of tears👑
jgn mencari orng lain untuk pelampiasan atas ketidak mampuan diri sndri MuMtAz 😤🤧
Zhu Yun
Dari dulu kemana aja dirimu, Taz 🙄
Zhu Yun
Maklum Sus, otaknya Muntaz sedang tidak konek sekarang 😆😆
👑Queen of tears👑
disitulah ketidak pekaan mu pdhl konon katanya cinta /NosePick//NosePick/
Teteh Lia
Hira kah? atau Sagara ?
🌹
Teteh Lia
semuanya berawal dari Sagara. muntaz juga korban lho. korban kebohongan sagara
Teteh Lia
Dania pun akhirnya meledak.
Caty Chanel
semangat Thor 💪💪💪 terimakasih sudah update., 😁

semoga kk maysarah bahagia selalu
Teteh Lia
kan.. kan... emang sableng kaya Sagara nih si Hira.
Teteh Lia
harus nya jangan mau, May..
Hira itu cuma mau bikin esmosi kamu
Teteh Lia
introspeksi diri lah, Hira... sebelum iri dan dengki aja yang kamu gedein
Teteh Lia
kalo di depan Esti bisa manja dan jadi diri sendiri ya, May..
tapi di depan keluarga nya mah... boro2 bisa begitu. muak duluan yang ada
Elok Oren
Setidaknya muntaz udah tau semuanya. sekarang tugasmu muntaz untuk menyembuhkan luka may
Elok Oren
apa itu Hira?
Elok Oren
Nah bener, muntaz dan may sebenarnya korban dari Sagara dkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!