Niel Vilet adalah seorang pangeran dari kerajaan Loginia yang memiliki reputasi buruk sepanjang kerajaan berdiri, hanya dalam masa menjabatnya 3 tahun sebagai raja, dia telah memicu pemberontakan terhadapnya yang dipimpin oleh empat pahlawan reformasi yang terdiri dari pahlawan pedang, tombak, perisai dan gadis suci.
Keempatnya berhasil membunuhnya setelah menggabungkan seluruh kekuatan dalam peperangan panjang, dalam penyesalan itu Niel berharap bisa mengulang kembali semuanya dari awal hingga akhirnya dia menyadari telah kembali ke sosoknya di masa lalu 10 tahun yang lalu. Di kesempatan keduanya ia ingin menghindari eksekusinya dengan berbagai cara yang dapat ia lakukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isekai Fantasy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 : Bar Di Ujung Jalan
Wiz yang merupakan pemimpin para Siren meminta maaf, meski tubuh mereka indah bukan berarti mereka bisa memamerkannya begitu saja. Wiz mengatakan bahwa mereka terlalu terbawa suasana karena kanal baru dibuat tiga hari sebelumnya dan lupa melihat sekitar.
Aku mengatakan tidak masalah jika dia sudah menyadarinya, sebagai gantinya aku berfikir untuk meminta para Dwarf memberikan pakaian renang yang mereka bisa kenakan di depan umum. Di tempat lain pakaian seperti ini cukup terkenal dan sering digunakan saat orang-orang berada di pantai.
Wiz menyetujuinya bahkan aku tidak ragu dengan mengatakan mereka bisa mendesainnya sesuka hati mereka, para Dwarf tidak hanya pandai dalam hal besi beberapa juga pandai dalam menjahit karena itu aku menyerahkan tugas tersebut pada mereka.
Senang bahwa itu selesai dengan cepat, para Siren hanya terlalu bebas dan masih belum mengerti norma yang berlaku di masyarakat khususnya manusia jadi hanya sedikit pembelajaran mereka akan mengerti pada akhirnya.
Anna kembali berpatroli denganku yang berjalan berada di sampingnya, selagi mengawasi, kami juga mengobrol ringan seperti apa kehidupan dark elf dan sebagainya.
Itu mengejutkan bahwa dark elf pada dasarnya tidak terlalu akrab dengan elf meski begitu mereka bisa memiliki toleransi di batas tertentu, singkatnya masing-masing dari mereka berfikir lebih unggul satu sama lain.
Mari anggap saja sebagai saudara yang lumrah untuk bertengkar di saat-saat tertentu.
Kami memasuki kawasan elf yang memiliki penampilan kota lebih rapih dari lainnya, sepertinya tidak ada yang keberatan saat kamu berjalan melintasi kawasan ini, ada sebuah bar di ujung jalan yang kami putuskan untuk singgah sebentar.
"Yos, aku singgah untuk berpatroli jika kau menyerangku aku tidak ragu balik menyerang."
Itu bukan kata-kata yang harus diucapkan seorang penjaga, bar itu penuh beberapa pengunjung dan jelas mereka terlihat menghindari tatapan Anna sebelum lebih memperhatikanku di sebelahnya.
"Pangeran."
Mereka berdiri yang mana membuatku sedikit tidak nyaman menerima rasa hormat begitu dalam seperti ini, pada dasarnya aku selalu menggunakan ketakutan untuk mendapatkan rasa hormat tapi saat ini sedikit berbeda.
"Aku hanya mampir, tolong abaikan aku saja."
Semua orang mengangguk dengan senang seolah mereka menerima permintaanku tanpa keluhan, kami duduk di kursi dekat bartender dan seorang langsung berniat memberikan minuman tanpa bertanya padaku.
"Silahkan, ini khusus untuk pangeran tercinta kami dan untukmu ini."
Yang berdiri di sana adalah pemimpin elf yang merupakan High Elf bernama Seriel, Seriel terkesan berpenampilan seperti gadis genit meski begitu aku tidak pernah melihat dia menunjukkan hal sama pada orang lain.
Anna juga memiliki pandangan yang sama jadi dia melihat Seriel dengan tatapan jijik.
"Kau tidak suka minumanmu, aku bisa mengambilnya kembali."
"Tidak, ini minuman yang cukup mahal, kau rela-rela menuangkannya aku sedikit terharu."
"Anggap saja pelayanan khusus karena kau telah membawa pangeran datang kemari."
Sepertinya sejak awal Anna tidak memiliki niat tersebut, kebetulan saja salju turun dan kami singgah di sini sampai mereda.
"Nah silahkan pangeran untuk dinikmati, aku tidak keberatan jika Anda lebih menikmati tubuhku, kami punya ruangan kosong untuk digunakan."
"Kau akan dibunuh jika berani melakukan hal tidak-tidak, jelas sekali kau memasukan obat aneh kedalamanya."
"Cih... ketahuan."
Aku sebaiknya menuliskan nama Seriel sebagai orang berbahaya yang berada di dekatku.
Aku sengaja meminumnya dan jelas Anna sedikit panik.
"Apa yang anda lakukan pangeran, bukannya itu?"
"Jangan khawatir Anna, aku kebal dengan obat atau racun apapun, bahkan alkohol tidak pernah membuatku mabuk."
Anna terlihat menarik nafas lega namun Seriel sedikit kecewa.
"Aku akan mengabaikan hal barusan, bisa minta lagi minuman yang lain," kataku merubah suasana.
"Dimengerti, maafkan aku pangeran."
Seriel berubah menjadi gadis kecil yang penurut.