NovelToon NovelToon
Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Menjalani hidup sebagai seorang dewa, mengharuskan Dewa Abadi berhadapan dengan berbagai macam masalah; masalah keluarga, percintaan, musuh yang menghalanginya menjadi yang terkuat, dan lain sebagainya.

Sampai suatu ketika Dewa Abadi harus melindungi seluruh alam semesta dari kehancuran. Menyelamatkan kehidupan di alam semesta dan harus menjadi beban bagi Dewa Abadi? Tidak perlu terpikirkan sebelumnya, dan juga bukan keinginannya.

Namun, keadaan yang memaksanya harus menyelamatkan alam semesta dari kekejaman Dewa Perusak dan Pasukan Omniverse.

Apakah Dewa Abadi sanggup menghadapi keganasan mahkluk-mahkluk super raksasa yang disebut Pasukan Omniverse, iblis bermata satu?

Ikuti kisah perjalanan terakhir Dewa Abadi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bing Bingzu.

Bab 24. Bing Bingzu.

"Suami, bangun, Bingzu memasak daging buruannya!"

Putri Mahatma membangunkan Dewa Abadi, namun tidak segera bangun dan membuatnya merasakan keanehan pada Dewa Abadi. Putri Mahatma menyentuh dada bidang Dewa Abadi, lalu mengalirkan energinya.

Putri Mahatma merasakan detak jantung Dewa Abadi sangat-sangat lambat, bahkan seperti orang yang sudah meninggal dunia. Tetapi Putri Mahatma tidak panik, dan tahu apa yang sedang dilakukan oleh Dewa Abadi.

"Kamu tidak berubah, selalu bertindak cepat," gumam Putri Mahatma.

"Ada apa?" Tanya Lao Yi ketika mendengar gumaman Putri Mahatma.

"Suami kita melepaskan tubuh kesadarannya. Mungkin sedang mencari keberadaan panglima atau kakak-kakaknya!" Jawab Putri Mahatma.

"Ayo kita ikuti tubuh kesadarannya, aku ingin tahu apa yang sedang dilakukannya!" ajakan Lao Yi penuh dengan semangat.

"Adik Bingzu, jaga kita selama meditasi. Jangan ada yang menganggu kita, kami tidak lama!" Pinta Putri Mahatma.

"Percayalah, saya akan selalu menjadi kakak dengan taruhan nyawa!" Bing Bingzu merasa senang menjadi andalan keluarga barunya.

Lao Yi segera membaringkan tubuhnya di samping Dewa Abadi dengan posisi miring dan memeluknya. Demikian juga dengan Putri Mahatma yang mengikutinya. Mereka segera melepaskan tubuh kesadarannya, lalu mengikuti jejak energi milik Dewa Abadi yang selalu terhubung dengan fisik.

Bing Bingzu kebingungan karena cara meditasi mereka tergolong unik, tidak duduk bersila seperti orang lain. Dia tidak melihat gerakan tubuh pada Putri Mahatma dan Lao Yi, dia mengembangkan senyuman lalu mendekati ranjang yang digunakan keluarga barunya ini.

Sebelum naik ke ranjangnya dan untuk memastikan bahwa Lao Yi, Putri Mahatma dan Dewa Abadi dalam keadaan keheningan total, Bing Bingzu memanggil nama Putri Mahatma sambil menggoyangkan lengannya.

Tidak ada jawaban maupun gerakannya. Sudah dipastikan ketiga orang ini dalam keadaan meditasi total keheningan. Baru setelah yakin, dia naik ke ranjang dan berada di tengah-tengah kedua kaki Dewa Abadi yang sedikit terbuka.

"Aku ingin tahu sebesar apa naga milik suamiku ini!" Batin Bing Bingzu yang ingin melihat junior Dewa Abadi sebesar apa ukurannya.

Dengan tergesa-gesa, Bing Bingzu melepaskan ikat pinggang Dewa Abadi, lalu melorotkan celana panjangnya. Ketika melihat junior Dewa Abadi, dia terbelalak karena ukurannya dalam keadaan tidur sangat besar, melebihi kultivator yang pernah dimutilasi oleh anggota Suku Shiren Zu.

Bahkan ukurannya itu jauh lebih besar daripada milik pria Suku Shiren Zu dalam keadaan berdiri total. Bing Bingzu meletakkan lengan tangan kanannya di samping junior Dewa Abadi untuk mengukur besarnya...

"Wow, lebih besar naga ini daripada lenganku!" Bing Bingzu terkagum-kagum melihat ukurannya.

Dengan tangan gemetaran, dia perlahan menyentuh junior Dewa Abadi yang masih tertidur...

Kesadaran Putri Mahatma dan Lao Yi telah menyusul suaminya, dan mereka terkejut melihat Tian Shuwan yang sedang menyamar sebagai wanita tua. Tian Shuwan duduk di samping kesadaran Dewa Abadi yang sedang bercerita.

"Kakak Shu!" Sapaan Putri Mahatma dan Lao Yi secara bersamaan dengan menggunakan komunikasi telepati.

Tian Shuwan kaget dan melihat ke arah sumber suara telepati, namun tidak melihat orang yang memanggilnya. Hanya Dewa Abadi yang mengetahui mereka karena sama-sama tubuh kesadaran.

"Siapa yang datang ini?" Tanya Tian Shuwan.

"Mahatma putri dari Dewa Pencipta, dan Dewi Alam Semesta, Lao Yi adikmu. Mereka sangat merindukanmu, maafkan kami karena baru datang ke Alam Anak!" Dewa Abadi memperkenalkan siapa yang baru datang.

Tian Shuwan memejamkan mata saat samar-samar merasakan kulit tubuhnya seperti ada yang memeluk, memang benar Putri Mahatma dan Lao Yi sedang memeluknya.

Sebelum kedatangan kesadaran Putri Mahatma dan Lao Yi, Dewa Abadi telah bercerita banyak tentang apa yang dialaminya semenjak berpisah di Alam Tianwu. Demikian juga dengan Tian Shuwan yang telah banyak bercerita.

Sekarang giliran Putri Mahatma dan Lao Yi yang bergantian bercerita tentang apapun yang tidak diketahui oleh Tian Shuwan.

Ketika mendengar Lao Yi bercerita, Dewa Abadi merasakan bagian tubuhnya seperti ada yang menyentuh, membuatnya gelisah ketika merasakan sesuatu yang hangat dan basah di bagian juniornya.

Karena kesadaran Putri Mahatma dan Lao Yi ada di sini, satu-satunya orang yang berani menyentuh tubuhnya sudah pasti adalah Bing Bingzu, tidak mungkin orang lain.

"Aku akan kembali dulu. Santai saja di sini!" Pamit Dewa Abadi kepada ketiga istrinya karena ingin memberikan pelajaran kepada Bing Bingzu.

"Aku akan selalu di sini menunggu kamu menjemput," kata Tian Shuwan.

Tian Shuwan tidak bisa ikut karena Dewa Abadi bukan fisik sehingga tidak bisa masuk ke dalam cincin dimensi maupun Labu Sihir. Kesadaran Dewa Abadi segera kembali ke tubuhnya, dia tidak khawatir jika Putri Mahatma dan Lao Yi tidak bisa kembali, asal fisiknya yang sedang terbaring tidak ada yang memindahkan atau membunuhnya.

Dalam sekejap mata, kesadaran Dewa Abadi telah kembali ke tubuhnya. Dia berpura-pura tertidur, namun mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Bing Bingzu kepadanya.

Junior Dewa Abadi sudah berdiri maksimal dan membuat Bing Bingzu kegirangan karena belum pernah melihat ukuran sebesar ini. Dia dengan rakus mencium junior Dewa Abadi dan menggunakan lidahnya.

Dewa Abadi melihat Bing Bingzu sudah tidak mengenakan sehelai kain, dan melihat cairan yang keluar dari guanya. Karena tidak sanggup menahan hasrat, Bing Bingzu berjongkok di atas junior Dewa Abadi, perlahan menurunkan pinggulnya dengan memegang batang junior agar tepat saat dimasuki oleh gua kesuciannya...

Ketika berbicara dengan Tian Shuwan sebelum kedatangan Putri Mahatma dan Lao Yi, Tian Shuwan bercerita tentang kehidupannya selama di Alam Anak.

Tian Shuwan sengaja berpisah dengan Tian Lihua dan Tian Chunhua agar tidak disergap oleh pria-pria mesum. Tian Shuwan memilih tetap tinggal di Benua Kun untuk membebaskan Tian Mei Yin yang ditangkap oleh Mahaguru Agung Pertama.

Sedangkan Tian Lihua dan Tian Chunhua, awalnya mereka tinggal di planet yang dekat dengan Benua Kun, tinggal di planet berbeda. Namun, fenomena beberapa tahun lalu yang menghancurkan planet tempat tinggalnya, mengharuskan Tian Lihua dan Tian Chunhua berpindah tempat ke planet yang jauh dari Benua Kun. Setelah mereka pindah, Tian Shuwan tidak lagi mendengar kabarnya...

Di luar ruangan rahasia, tepatnya di depan patung panglima suku, ada dua tetua suku sedang berkumpul dengan anggotanya yang gagal menangkap kultivator gara-gara dilepaskan oleh Putri Mahatma.

Mereka berkumpul karena berhasil menangkap dua peserta lain, dan akan segera dieksekusi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam keadaan cuaca ekstrem badai salju petir, Suku Shiren Zu kesulitan mencari binatang mistik sebagai sumber makanannya, akhirnya menjadikan lagi peserta kompetisi sebagai buruan mereka.

Binatang mistik bersembunyi dari cuaca ekstrem, dan mereka bersembunyi secara berkelompok sesama jenisnya. Hal ini menyebabkan Suku Shiren Zu sulit untuk memburu binatang mistik ketika berkumpul. Badai salju tidak ditakuti oleh binatang mistik dan Suku Shiren Zu, yang ditakuti adalah sambaran petir.

Dewa Abadi mendengar suara teriakan kesakitan di luar ruang rahasia. Dia menduga bahwa Suku Shiren Zu di tempat ini mendapat lagi kultivator. Karena suara teriakan itu membuatnya tidak nyaman, Dewa Abadi memutuskan untuk membuka matanya.

Bing Bingzu memejamkan mata saat menikmati junior Dewa Abadi, sudah tiga kali mencapai puncak kenikmatan yang tiada terkira. Pantatnya naik turun menikmati tusukan junior Dewa Abadi, sebelum junior terlepas dari dalam guanya, dia segera menghentakkan pantatnya hingga junior berukuran jumbo itu tertelan semua ke dalam guanya.

Bing Bingzu menggunakan tangan kanan yang menempel di dada bidang Dewa Abadi untuk menahan tubuhnya, tangan kirinya membelai perutnya yang terasa sesak, dan merasakan tonjolan di perutnya karena junior Dewa Abadi terlalu besar namun memberikan kenikmatan yang luar biasa.

"Ahhhh...!!" Suara teredam Bing Bingzu ketika mencapai puncak kenikmatan untuk sekian kalinya, dia langsung ambruk di dada bidang Dewa Abadi karena kelelahan, dia tidak melepaskan junior Dewa Abadi yang masih terbenam di dalam rahimnya.

"Hebat juga kamu!" Pujian Dewa Abadi yang langsung memeluk erat tubuh Bing Bingzu.

Sontak Bing Bingzu kaget, namun tidak bisa berkutik karena dipeluk. Dia mendongak menatap wajah tampan Dewa Abadi, membuatnya tersipu malu karena ketahuan.

Bing Bingzu melotot karena junior Dewa Abadi bergerak, sensasi yang jauh berbeda ketika digerakkan, lebih nikmat. Dia merasakan kenikmatan yang akan segera kembali mencapai puncaknya lagi.

Namun, ketika mau mencapai puncak kenikmatan, tiba-tiba junior Dewa Abadi berhenti naik turun, membuatnya kecewa dengan melihat wajah Dewa Abadi.

"Aku tidak nyaman mendengar suara di luar. Aku akan membereskan mereka!" Alasan Dewa Abadi yang membuatnya berhenti menggerakkan juniornya.

"Aku usir mereka. Tunggu, aku segera kembali!" Bing Bingzu ingin menikmati hubungan intim lebih lama, dan ingin dilayani oleh Dewa Abadi.

Dia mengeluarkan suara menggoda ketika junior Dewa Abadi keluar dari guanya, ada sensasi yang berbeda dan lebih nikmat. Dia segera turun dari ranjang, lalu mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit binatang; pakaian yang menutupi bagian dada dan organ intimnya saja

Bing Bingzu keluar dari ruang rahasia dengan membawa busur dan pedang dengan raut wajah muram karena kesenangan terganggu. Dewa Abadi tersenyum melihat wanita liar ini begitu mengerikan jika marah.

Sambil makan hidangan yang disajikan oleh Bing Bingzu, Dewa Abadi melihat kemarahan Bing Bingzu yang menghentikan ritual mutilasi kultivator. Akibatnya, dua tetua dan Bing Bingzu bertengkar hebat, mereka bertarung di depan patung panglima suku.

Tindakan Bing Bingzu dianggap melanggar aturan suku dan harus ditindak sesuai aturan, yaitu ditangkap dan di siksa selama 10 hari dengan hukuman cambuk. Bing Bingzu jelas tahu aturan suku, dia tidak menyerah dan terus menyerang dua tetua.

Anggota lainnya tidak berani ikut campur karena kalah kuat dari Bing Bingzu. Karena dikeroyok oleh dua tetua suku, Bing Bingzu perlahan mulai kewalahan.

Dewa Abadi segera bertindak untuk menyelamatkan istri barunya itu. Dia berubah wujud menjadi paman Bing Bingzu yang telah dibunuhnya. Ketika Bing Bingzu akan terkena pukulan dari tertua suku, Dewa Abadi muncul, lalu dengan mudah menjatuhkan dua tetua suku, memukul hidung dan pelipis mereka.

"Pergi kalian, siapa pun yang masih ada di sini aku tidak akan berbelas kasih lagi!" Hardik Dewa Abadi yang mengusir semua Suku Shiren Zu yang berada di tingkat lingkaran ketiga.

"Kami akan melaporkan hal ini kepada pimpinan suku!" Ancaman tetua suku dengan memegang hidungnya yang berdarah.

"Bagus, aku menunggu di sini!" Dewa Abadi tidak takut, lalu mengayunkan tinju tangan kanan ke arah dua tetua suku.

Boom...

Ledakan energi ketika tinju berenergi mendarat di depan kedua tertua itu. Kedua tetua suku terpental ke belakang dan berguling-guling. Semua anggota Suku Shiren Zu segera kabur, menuju ke lingkaran tingkat keempat untuk melapor kejadian ini.

Bing Bingzu jelas senang dilindungi oleh Dewa Abadi yang menyamar sebagai pamannya, dia tahu karena suaranya. Dia segera melompat ke punggung Dewa Abadi, lalu mencium lehernya.

Dewa Abadi sengaja membuat keributan agar panglima suku mendatanginya.

Dewa Abadi melihat dua peserta kompetisi yang ditangkap, lalu melepaskan mereka. Dua peserta itu berterima kasih dan buru-buru meninggalkan tempat terkutuk ini...

1
Joni Anwar
lanjut thir
Anton Setianto
lanjut kah?
John de Joenk
hajarr teruss shimoo
Antho Seven
nanggung
Ahmad Mulyana
laah ini kemana author nye yech
butiran debu
ok
herry bjb
bahasa inggrisnya bikin gak sedap untuk di baca,gak cocok sama nama tokoh
herry bjb
kau.kamu,mu.....bukan semua jadi kau
Sianying
lanjut up thor
zian
mantap 👍👍👍👍👍👍
Manthou Hermanto
mantap. lanjutkan thor
Rhakean Djati
pelajaran apa lagi Thor ?
Rhakean Djati
sama² psikopet kayak suamine.
mcgregor
kok lama bos q kelanjutannya?
Rhakean Djati
murid durhako. guru sendiri dikerjain.heheee
Rhakean Djati
bareng Ama kredit panci yaa ? hahaa
Qing shan
🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩
Sianying
bagus thor
Qing shan
🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!