Dendam Roh Kaliztra

Dalam keadaan tercekik, dokter Fatir menjawab...

" Ap...ap, apa maksud, anda? Ahkkk.."

" Andalah yang telah membedah dada saya, apakah anda sengaja melupakan kejadian itu, hah ?!!!"

Anjeli menambah tekanan pada cekikan dileher pria tersebut!

" Ti, tidakkk...Buk buk...Bukan Sa sa...Bukan sayaaa! "

Dengan mendorongkan tubuhnya keatas, dokter Fatir berusaha lepas dari cekalan Anjeli.

" To...Tolongggg...!!!" Teriaknya lantang dan berulang ulang...

" Papa...Papa...papa kenapa?!" Tiba tiba istrinya mengoyang goyangkan wajah dokter Fatir.

Erita keheranan mentapnya..." Anda sedang bermimpi buruk ya? " Katanya lagi.

Dokter Fatir membuka mata lalu mendadak bangun dan duduk terpaku, ditempatnya.

" Oh...Syukurlah, ternyata saya hanya bermimpi..."

" Anda bermimpi apa, Pa...?"

" Mimpi yang sangat menakutkan, ma..."

" Ya sudahlah pa, sekarang mari kita mandi...Setelah itu kita sholat subuh ya..."

Erita beranjak dari bed. Dokter Fatir bergegas mengikutinya. Kedua orang itu pun lantas keluar dari dalam kamar.

*********

Pak Baim baru saja menyelesaikan laporan tentang kematian Khaliztra. Ia telah metetapkan sebagai kasus pembunuhan. Begitu yang telah ditulisnya pada berkas tersebut.

Tetapi beliau akan terus mengawasi Frans dan Anjeli. Walau pun keduanya kini sudah melalui semua penyelidikan dan banyak introgasi dari pihak yang berwenang.

" Halo Dino..." Sekarang pak Baim menelepon seorang staf kantor.

" Halo juga, pak..." Sahut Dino.

" Tolong anda selidiki profil seseorang...Namanya akan saya chating keanda..."

" Baiklah, pak..."

" Terima kasih Dino...Saya tunggu secepatnya."

" Siap pak, laksanakan..."

Lalu percakapan itu ditutup oleh pak Baim.

Dalam sepuluh menit, semua keterangan tentang orang yang diminta telah diterimanya.

" Semua infonya ada disini, pak." Kata Dino. Dia telah ada dihadapan pak Baim lalu memberikan sebuah stop maf.

" Hem...Apa kegiatan beliau dalam enam bulan ini juga sudah anda catat disini? "

" Sudah pak..."

" Baiklah...Selanjutnya, tolong anda panggilkan Bagus untuk datang kemari, ya..." Lanjut pak Baim.

Dino mengangguk. Dengan sikap hormat ia lalu meninggalkan ruangan kerja pak Baim.

Beberapa menit kemudian, Bagus yang merupakan orang kepercayaan sekaligus Fatner kerja dari pak Baim, telah muncul disitu.

" Bagus, untuk selanjutnya anda saya tempatkan disekitar kekediaman Frans. Anda harus selalu memantau lokasi tersebut..." Kata pak Baim.

" Baik, pak..." Jawab Bagus.

" Oh iya, kita juga akan menyelidiki seorang dokter bedah yang bernama Fatir. Beliau adalah tetangga Frans dan Anjeli. "

" Kenapa begitu, pak? Apakah beliau terkait juga? "

" Saya belum bisa memastikan...Tapi insting saya telah mencurigai dirinya..."

" Oh begitu..." Bagus membalas sambil menganggukan kepalanya.

Selanjutnya pak Baim menceritakan kepada Bagus, kejadian kesurupan yang menimpa dikediaman Anjeli dan dokter Fatir.

Selain itu, dektektif tersebut juga mengajak Bagus untuk membahas kehidupan serta kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh dokter Fatir, dalam enam bulan terakhir.

" Beliau dipindah tugaskan dikota ini pak, karena akan mendekatkan istrinya dengan keluarga. Karena istrinya itu asli dari sini...." Ujar Bagus.

" Benar begitu...Istrinya akan menjalani operasi jantung... Untuk itulah, beliau meminta keluarga Erita untuk mengawasi dan merawatnya. " Balas pak Baim.

" Erita telah tiga tahun mengidap kangker dijantungnya. Dia telah menjalin tiga kali operasi, pak..."

" Iya, dan operasi terahir dilakukan dikota ini. Tepatnya satu bulan yang lalu..."

Pak Baim bergumam perlahan...

" Bukankah itu bertepatan dengan bulan kematian dari Khaliztra...?" Lanjutnya.

Bagus reflek menatap kewajah dektektif tersebut..." Apa maksud anda, pak...?" Tanyanya.

Pak Baim tak menjawabnya. Pria ini malah termenung sesaat...Lalu mengambil sebuah berkas dari dalam laci meja kerjanya.

" Sebentar Bagus...Saya akan membuka kembali catatan tentang teman almaruhmah Kaliztra...Kalau tak salah, dia adalah keponakan dari dokter tersebut! Dan...Astaga! "

Gerakan pak Baim kini tampak kaku...Dia terus membaca tulisan yang telah dibuatnya, ketika selesai mengintrogasi seorang mahasiswi... Satu bulan kemarin...

" Saya yakin sekarang...Kalau dokter Fatir juga terkait dalam hal ini. Karena, beliaulah orang terakhir yang menjemput dan mengantarkan Kaliztra, Kepesta ulang tahun keponakannya tersebut! "

Pak Baim semangat sekali mengungkapkan kata kata itu.

" Mulai sekarang, kita mesti waspada terhadap dokter Fatir, pak...Saya akan menyelidikinya, setiap waktu! " Balas Bagus dengan nada mantap.

Bersambung...