NovelToon NovelToon
Ramadan In Love

Ramadan In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Astéria Omorfina

Putus dari Karina tidak membuat Rama larut dalam kesedihan. Justru dengan putusnya dia dengan Karina merupakan hal yang baik, karena Karina ternyata pintar bermain di belakang Rama.
Kehadiran seorang gadis bersahaja dalam hidup Rama, telah membuat semangatnya yang meredup, bersinar kembali. Tetapi ada saja pihak-pihak yang ingin memisahkan Rama dengannya. Bagaimana perjalanan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astéria Omorfina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Rumah Baru

Hari ini, Aisyah didampingi Bunda, Ayah, dan lainnya, bersiap menuju rumah Rama. Inilah hari di mana dia akan berpisah dengan saudara-saudaranya di panti dan terutama dengan Bunda. Mereka disambut gembira oleh keluarga Rama. Farida tampak sangat bahagia melihat kedatangan rombongan menantu dan keluarganya. 

Aisyah dan Rama mencium tangan Farida bergantian.

“Selamat datang di rumah barumu, Nak.” Farida memeluk gadis itu dengan senyum kebahagiaan. Rama membawa barang-barang mereka masuk.

Dua belah pihak keluarga telah datang untuk memasrahkan dan menyerahkan Aisyah pada pihak keluarga Rama. Farida dan Yasa yang menerimanya juga turut bergembira. Kini, Aisyah sudah menjadi bagian dari keluarga itu.

“Kami memasrahkan dan menyerahkan putri kami Aisyah kepada Nak Rama juga keluarga Ibu. Mulai hari ini, Aisyah menjadi putri Ibu dan bagian dari keluarga Ibu. Mohon sekiranya apabila ada banyak kesalahan dan kekurangan, harap dimaklumi karena dia baru akan belajar,” ucap Ayah Harun. Ditanggapi baik dari Yasa, paman Rama.

“Kami sekeluarga berterima kasih atas kepercayaan ini. Kami sudah menerima Aisyah sebagai bagian dari keluarga kami. Tentunya, kami pun masih banyak kekurangan dan kesalahan. Jadi di sini, kami sama-sama belajar. Bukan berarti sebagai orang tua dan yang lebih tua kami paling tahu. Justru terkadang, kami harus belajar dari orang yang lebih muda,” kata Yasa dengan bijak.

“Masya Allah. Kami merasa terharu dengan sambutan ini. Semoga Aisyah bisa menjadi anak dan menantu yang baik di keluarga ini,” jawab Ayah Harun. “Kami sekeluarga mohon ijin dulu.”

“Rama,” panggil Aminah pada Rama.

“Iya, Bun.”

“Bunda titip Aisyah ya, Nak. Didik dan bimbing dia  menjadi istri dan ibu yang sholikhah.”

“Pasti, Bun. Dia pasti nurut sama saya. Urusan mudah ini,” kata Rama sambil menoleh dan tersenyum ke arah istrinya. Dia mengedipkan satu matanya, membuat Aisyah merasa sangat gemas. Dia mencubit kecil lengan kokoh itu.

“Sok kepedean kamu.” Aisyah merasa kini suaminya mulai menggoda dan membuatnya malu di depan orang-orang.

“Aduh! Sakit tau!”

“Biarin!”

Semua ikut tergelak melihat kelakuan pengantin baru itu. Mereka ikut larut dalam kebahagiaan yang dirasakan oleh Aisyah dan Rama.

*

-Di peraduan pribadi mereka-

Rama dan Aisyah baru saja melaksanakan sholat isya’ berjamaah. Ada rasa bahagia luar biasa yang dirasakan Rama kala wanita yang sudah halal menjadi miliknya itu mencium tangannya, sebagai rasa hormat, takzim, dan juga rasa menghargai. Dia menatap lembut wajah Aisyah yang juga kini tengah menatapnya.

“Mengapa melihatku seperti itu, Mas? Aisyah merasa malu karena tatap mata Rama tidak bisa beralih darinya.

Dia tersenyum, lalu berkata, “ Selamat datang di rumah barumu, istriku. Ini rumah kita. Tapi beginilah adanya,  aku harap kamu bisa nyaman di sini.”

“Terima kasih, Mas. Aku akan selalu mensyukuri apa yang Allah berikan padaku, terutama dari suamiku.” Aisyah tertunduk.

Rama mendekatinya dan mencium keningnya. Dia berkata, “Aku bahagia bersamamu, sayang. Aku bersyukur telah memiliki separuh jiwaku yang telah diberikan Tuhan untukku. Kamu adalah wanita terbaik dan terindah yang aku miliki. Calon ibu dari anak-anakku, hanya kamu yang bisa membuat hatiku damai. Aku sangat nyaman bersamamu.”

“Semoga aku mampu memberikan yang terbaik untukmu, untuk kita. Dari sekarang hingga nanti kita menua. Aku hanya ingin maut yang memisahkan kita, bukan manusia.”

Rama sangat bangga. Dia memeluk Aisyah dengan penuh haru. Bersyukur karena kini Tuhan telah mengirimkan bidadari terbaik untuk hidupnya. Aisyah membiarkan pria itu memeluknya dengan syahdu. Hanya beberapa menit. Karena dia harus menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Farida masih sibuk di dapur dibantu Ninda. Mereka melihat Aisyah masuk ke sana.

“Sini biar Ais yang masak, Ma. Mama istirahat aja.”

“Nggak apa-apa, Nak. Mama sudah terbiasa begini.”

“Sudahlah. Mama istirahat aja. Kan kemarin masih lelah, dan jangan sampai terganggu lagi seperti tempo hari.” Dengan berbagai macam cara Aisyah membujuk Farida agar mengurangi aktivitasnya. Dia akhirnya menyerah, lalu menyalakan tivi untuk bersantai.

“Aku bantu apa, Kak Ais,” tanya Ninda. Dia sangat senangkarena akhirnya kakaknya menikah dengan Aisyah.

“Nyiapin piring aja,Dik,” jawabnya. “ Nanti biar Kak Ais yang menata semuanya, ya?”

Ninda mengangguk. Mereka memasak penuh dengan kekompakan. Sesekali terdengar canda tawa dari keduanya membuat Farida senang karena  Aisyah mudah beradaptasi.

Alhamdulillah, Yaa Allah. Gadis salikhah itu akhirnya yang mampu menaklukkan hati anakku. Semoga mereka senantiasa  bisa kuat dan bersama mengarungi biduk rumah tangga yang sedang dijalani. Farida bermonolog dalam hati.

Tak lama, Aisyah dan Ninda telah selesai memasak. Mereka kompak menata hidangan juga peralatannya.

Aisyah memanggil suaminya yang masih membaca buku di kamar.

“Mas, makan dulu, yuk! Udah ditungguin Mama sama Ninda.”

Rama bangkit, kemudian berjalan mengiringi Aisyah.

“Ma, mari kita makan dulu sama-sama.” Ajak Aisyah. “Ninda juga ayok makan,” lanjutnya lagi.”

Semua menikmati hidangan makan malam itu dengan penuh keakraban. Farida sangat suka dengan masakan menantunya yang ternyata sesuai seleranya.

“Mama bersyukur memiliki menantu sepertimu, Ais. Kamu tidak hanya cantik, lembut, cerdas, dan salikhah. Tapi juga pinter masak. Seleranya juga pas seperti selera Mama.” Puji Farida. Aisyah menjadi malu.

“Berarti aku nggak salah kan, milih istri?” seloroh Rama sambil menggenggam jemari Aisyah yang duduk di sebelahnya.

“Pilihanmu tepat, Rama.”

“Mas Rama harusnya berterima kasih sama aku!” protes Ninda.

“Emangnya kenapa, Dik?” Aisyah ingin tahu.

“Kan yang ngecomblangin Mas Rama sama Kak Ais itu aku!” tegas Ninda. Semuanya tertawa mendengar celoteh Ninda yang bernada protes.

“Emang Ninda bisa ngecomblangin?” tanya Farida dengna wajah jenaka.

“Bisa dong, Ma. Aku kan ahli strategi!” timpalnya, mengejek Rama.

“Ah, dasar nona bawel! Sok merasa penting dia, Ma!” Rama merasa gemas dengan adik kecilnya itu. Aisyah hanya tersenyum sendiri melihat pertengkaran kecil lucu suami dan adik iparnya.

“Sudah, sudah. Ayo kita habiskan makananannya,” ujar Aisyah.

Kehangatan di keluarga baru itu terasa. Aisyah sangat bersyukur memiliki suami yang bisa membuat suasana rumah dengan candaan.  Tidak menyangka, jika pria itu punya selera humor tinggi. Diam-diam Aisyah kian tertarik dengan Rama.

Di peraduan, mereka bercerita banyak hal tentang masa lalu yang dijalani. Baik Rama maupun Aisyah saling terbuka. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Mereka sudah lega karena sudah membuka kartu masing-masing.

“Aku makin sayang sama kamu, Mas. Aku makin cinta dengan yang kamu miliki,” ucap Aisyah. Membuat Rama bereaksi padaanya.

“Berarti dulu kamu nggak sayang? Nggak cinta?” Rama kembali menggodanya.

Mendengar itu Aisyah tertawa. “Ya cinta dan sayang. Tapi sekarang lebih, karena aku sudah jadi milikmu seutuhnya.” Aisyah balas menggoda.

“Lalu, sekarang kita mau apa?” 

“Emm … apa ya? Terserah kamu lah!”

“Ok! Aku yang akan mulai.”

1
Amin Srgfoo
jadi bibit pembinor si wildan
Irene Puspitasari
sangat menarik
Tuti Marlini
Aisyah SM Rama sweet trs ya ga prnh ad konflik2 kecil padahal itu bumbu2 rumah tangga loh
Astéria Omorfina: ada nanti kak. ini belum tak munculin aja.
total 1 replies
Tuti Marlini
makanya Fitri jangan cepat putus asa dr Rahmat Allah,skrng kamu sudah membuktikan sendiri kn bahwa kebahagiaan dan pertolongan Allah SWT itu datang d waktu yg tepat
Tuti Marlini: sama2 kak othor, terus berkarya ya kak aq suka cerita nya
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
Masya Allah
Iqlima Al Jazira
Masya Allah..
sweet nya kebangetan thor🥰
Rama Daini Daini
Aisyah cerdas amat siih
Iqlima Al Jazira
sweet bgt sich😊
next thor
Astéria Omorfina: 🫡🫡🫡🫡siap kak
total 1 replies
Amin Srgfoo
bagus ceritanya
Astéria Omorfina: Terima kasih, Kak🥰🙏🏻
total 1 replies
Nor Aini
mungkin kh bapaknya aisyah
sri rahayu rahayu
Luar biasa
Astéria Omorfina: terima kasih, Kak. 🙏🏻
total 1 replies
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jleb banget plot twist-nya!
Katherine Caman
Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!