Gadis cantik nan ceria selalu saja membuat orang di sekitarnya bahagia bernama Kania Natasya Gardana , dia membuat orang lain iri karena dia adalah anak CEO ternama.
tapi siapa sangka di balik sikapnya yang selalu ceria ,ternyata ada rahasia besar di baliknya .
rahasia apa yang di sembunyikan si gadis cantik ?...
oke guys jangan lupa di baca yah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ma'arifa senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap
Tasya dan Brian pergi ke kediaman orang tua Tasya,dan di situ keadaan sedang hujan deras jadi mereka berdua sempat terjebak macet hingga beberapa saat, tapi untungnya mereka berdua sampai di rumah kedua orang tua Tasya dengan selamat.
"loh kalian berdua kok ke sini, kalian dari mana Sayang ini kan lagi hujan, nanti kalian berdua bisa masuk angin, yuk masuk dulu yuk yuk,"ucap Laila yang terlihat cemas.
mereka berdua pun masuk dan Brian langsung masuk ke dalam kamar Tasya.
"mama, di depan kok aku ngelihat ada mobil ana, emangnya ana ada di sini?,"tanya Tasya.
"iya sayang, ana emang ada di sini baru aja kemarin datang, oh ya nanti kalau kamu pergi ke kamar,jangan lupa ya suruh ana buat ke bawah kita makan malam sama-sama,".
Tasya menganggukkan kepalanya dan ia pun pergi masuk ke dalam kamar.
"ini kamar mandinya beneran cuman segini?,"tanya Brian yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"maaf tuan kamar mandi saya sangatlah sempit, dan jauh lebih lebar punya tuan, tapi saya harap Tuan bisa betah berada di kamar saya ini,dan jika perlu saya akan tidur di ruang tamu nanti agar Tuan bisa tidur di sini,"jawab Tasya dengan senyum.
Tasya pun hendak pergi keluar dan tangannya tiba-tiba dipegang oleh Brian.
"Jangan pergi kemana-mana,kamu di sini saja nanti apa kata orang tuamu kalau kita berdua tidak berada di dalam kamar yang sama, sudahlah saya juga tidak terlalu peduli Mau ini sempit atau apapun, yang penting tempat ini bisa untuk ditempati beristirahat ".
Tasya menganggukan kepalanya, dan di situ bergantian Tasya yang mandi di dalam kamar mandinya.
"kok gue sampai lupa bawa handuk sih,"gumamnya ketika melihat ke dalam kamar mandi.
Tasya pun keluar dan mengambil handuk yang berada di dalam lemarinya,di situ terlihat Brian yang sedang bersantai dan duduk di atas ranjang sembari bermain handphone.
"kamu sudah ke kamar mandinya?,"tanya Brian tanpa menoleh.
"masih belum tuan, ini saya tadi lupa membawa handuk,"jawab Tasya.
"dasar pikun,"ucapnya dengan santai.
Tasya tersenyum kikuk dan ia pun pergi, ke dalam kamar mandi lagi.
"ganteng sih emang, tapi mulutnya pedas banget bikin gue jadi ilfil, dan Yang jelas gue bener-bener males banget sama orang yang kayak gitu,"gumam Tasya sambil melepas satu persatu aksesoris miliknya.
Tasya mulai membuka pakaian yang ia kenakan, tapi resleting di bagian belakangnya malah macet dan dia tidak bisa membukanya.
"anjir kok malah macet kayak gini sih, gimana dong ini malah gak bisa dibuka lagi,"ucapnya dengan kesal.
sudah berkali-kali Tasya mencoba untuk membukanya tapi ia tetap saja tidak bisa, jadi Tasya pun keluar dan berinisiatif untuk meminta tolong kepada ibunya.
"kamu masih belum mandi?,"tanya Brian yang masih berada di dalam.
Tasya menggelengkan kepala dengan pelan.
"aku mau ke mamah dulu,"jawab Tasya.
"kenapa kamu mah kamu dulu,memangnya kamu membutuhkan apa sampai harus pergi ke mamamu, kan bisa setelah kamu membersihkan badan?".
"emmmm itu -
Tasya menundukan kepalanya, dan Bryan seakan tahu dengan apa yang dimaksud oleh Tasya, ia menghampiri Tasya dan berdiri di belakangnya.
"Tuan mau apa?,"tanya Tasya.
"sudah diam saja, kamu jangan kepedean deh,saya cuman mau membantu kamu untuk melepaskan pakaianmu itu".
Tasya sudah menolak Tapi Brian tetap saja kekeh untuk membantunya, perlahan resleting itu pun mulai turun dan tanpa punggung Tasya yang sangat putih dan juga bersih, sayangnya ada pengait bra yang menutupi punggung tersebut terekspos sempurna.
Brian membuka pengait bra tersebut dan ia memasukkan tangannya ke sela-sela ketiga Tasya.
"maaf tuan... Anda mau apa?,"tanya Tasya yang memegang kedua tangan brian dari luar.
seketika itu Brian langsung sadar dan ia melepaskan tangannya, lalu menyuruh Tasya untuk segera pergi ke dalam kamar mandi.
"dia mau apa sih sebenarnya dari gue, kok seenaknya banget ngeraba-raba tubuh gue, dipikir gue itu apa,"ucapnya di depan kaca yang berada di dalam kamar mandi.
Tasya pun mulai masuk ke dalam bathtub yang sudah ia siapkan air hangat terlebih dahulu, barulah ia berendam di dalam situ.
Tok tok tok!!(suara ketukan pintu).
Brian pun keluar dan membuka pintu.
"Ada apa ya?,"tanya Brian pada seorang wanita yang berada di depannya.
wanita itu hanya diam dan terus menatap ke arah Brian.
"Maaf ada apa ya?,"tanya Brian lagi.
"oh itu.. kamu suaminya Tasya ya?,"tanya wanita itu.
"iya ada apa?".
"oh kenalin nama aku ana, ya lebih tepatnya sih Vina Meliana, panggil aja aku ana karena semua orang sering memanggilku dengan sebutan itu, oh ya boleh ngobrol sebentar?".
"ada hal yang penting kah?".
"ya sebenarnya ada sih Tapi kalau kamu emang lagi sibuk banget ya udah gak apa-apa, kita kan bisa ngobrol besok".
"saya besok mau pulang".
"kenapa buru-buru banget,baru juga ketemu hari ini masak besok udah mau pulang aja, kan sekalian pendekatan sama keluarga baru, masa iya tiba-tiba main pulang begitu saja?".
"karena saya harus bekerja besok dan Tasya juga harus bekerja, jadi kami tidak memiliki banyak waktu untuk berlibur".
"ya sayang banget dong, eh maaf ya kita jadi ngobrol kayak gini nih, tasyanya ada?".
"Tasya lagi mandi, nanti kalau udah selesai saya pasti bakalan bilang sama dia, kamu mau ngomong apa?".
"itu aku cuman mau ngajakin Tasya buat ngobrol santai aja sih, soalnya udah lama banget aku nggak ngobrol-ngobrol sama Tasya".
Brian menganggukkan kepala.
"aku ganggu banget ya, ya udah deh aku pergi dulu ya, bye dan salam kenal Brian, nanti kita kontek-kontekan aja ya,"pamit ana sambil memberikan isyarat telepon.
sedangkan Tasya baru saja selesai mandi dan ia tidak sengaja melihat anak yang keluar dengan isyarat itu.
"Ada apa Tuan?,"tanya Tasya pada Brian yang sedang menatap kepergian Ana.
Brian menoleh ke arah belakang dan ia langsung menutup pintu.
"kan saya sudah bilang jangan panggil saya tuan, panggil saya mas atau apalah, tapi jangan panggil saya tuan,"Ucap Brian sambil memegang kedua bahu Tasya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya.
"iya Tuan saya mengerti,"jawab Tasya dengan tersipu malu.
Brian langsung melepaskan tangannya dan ia juga salah tingkah.
"Oke mulai hari ini kamu panggil saja saya mas, atau apalah terserah kamu saja,"ucap Bryan tanpa melihat ke arah Tasya sama sekali.
Tasya menunggu dan mereka berdua sama-sama canggung, Brian bermain handphonenya sendiri sedangkan Tasya mengerjakan tugas-tugas dari sekolah
🌺💫🌺
Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya dan selamat membaca:).