Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendekat
"Tunggu" ucap Pak Rangga. Anya pun langsung menghentikan langkahnya.
Dia berbalik.
Pak Rangga langsung berdiri kemudian memeluknya erat.
Anya syok. Dia terdiam mematung. Bagaimana tidak. Perlakuan yang sangat tiba-tiba dan benar-benar membingungkan.
"Pak, bapak" ucap Anya.
"Maafkan saya" ucap Pak Rangga kemudian.
Anya tidak menjawab, dia terdiam. Dia bingung dengan situasinya sekarang. Tapi entah mengapa tangannya tiba-tiba terulur untuk membalas pelukan Rangga.
Hingga mereka pun berada pada posisi berpelukan dalam waktu yang lama.
Nyaman, itulah kata yang menggambarkan posisi mereka sekarang.
Hingga Anya yang terlebih dahulu melepaskan pelukannya.
"Pak, maaf. Saya harus ke kelas. Saya takut telat lagi" ucap Anya yang terlihat kikuk kemudian keluar begitu saja.
Anya setengah berlari keluar tanpa menutup pintu lagi.
Rangga hanya diam menatap kepergian Anya. Hingga dia memilih duduk di sofa dan menghempaskan tubuhnya disana.
"Sebenarnya ada apa denganku. Apa aku mulai menyukainya" batin Rangga.
Setelah merasa cukup jauh dari ruangan Rangga. Anya langsung berhenti dan memegang dadanya.
Jantungnya berdetak sangat kencang sekarang hingga membuatnya kesulitan bernafas. Dia berusaha menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan harapan dia bisa lebih tenang.
"Astaga, apa yang terjadi barusan. Kenapa aku malah memeluknya" ucapnya Anya sambil memegang pipinya yang memanas.
"Ahhh tidak. Tidak tidak. Ini tidak boleh. Aku sepertinya sudah tidak waras" ucap Anya sambil menggeleng tidak karuan.
***
Di kelas, Anya benar-benar tidak bisa fokus. Yang mengajar pak Joko, tapi yang dia lihat malah seperti Rangga.
"Ahh tidak. Please. Bersahabat lah" ucap Anya sambil berusaha menggelengkan kepalanya agar bisa fokus kembali.
"Anya, kamu baik-baik saja?" Tanya Dinda yang terlihat begitu khawatir.
"Ya, aku baik-baik saja kok Din" ucap Anya sambil tersenyum ramah.
Namun tetap saja Dinda terlihat begitu khawatir, hingga dia menawarkan untuk membawa Anya ke UKS untuk istirahat.
"Ayo Anya. Ke UKS saja. Kamu tampak tidak sehat. Lihat pipi mu sangat merah sekarang" ucap Dinda.
"Nggak Din. Aku baik-baik saja kok" ucap Anya.
"Ada apa itu ribut-ribut" Tanya Pak Joko pada keduanya.
"Ini Pak. Sepertinya Anya sakit" ucap Dinda.
Pak Joko pun langsung mendekati mereka. Dia melihat Anya.
"Kamu istirahat saja ke UKS. Kalau sakit jangan ke kampus. Kalau ada apa-apa nanti kami yang disalahkan" ucap Pak Joko.
Mau tidak mau. Anya pun menurut. Dia benar-benar tidak suka berdebat. Jadi daripada berdebat lebih lanjut. Lebih baik dia menurut saja. Toh dia juga tidak rugi-rugi amat. Batinnya.
"Kamu mau diantar Nya" tawar Dinda.
"Nggak usah Din" ucap Anya kemudian mengambil tasnya. Dia berjalan dengan malas keluar dari kelas.
Lagi-lagi saat keluar kelas. Dia bertemu dengan seseorang yang mengusiknya beberapa jam lalu.
"Aduh, kenapa ketemu lagi sih" batin Anya.
Dia pura-pura tidak melihat Rangga. Dia berjalan cepat menuju ke UKS. Melewati Rangga tanpa sepatah katapun sambil menutup wajahnya dengan rambutnya.
Rangga pun tidak mengucapkan apapun. Dia hanya melihat Anya yang saat ini berjalan menunduk melewatinya.
Dia terus melihat Anya sampai Anya hilang dan masuk ke ruang UKS.
"Huh. Syukurlah" ucap Anya setelah sampai di UKS sambil memegang dadanya. Rasanya dljantungnya terus berdetak tidak karuan ketika bertemu dengan Rangga. Dan dia sangat tidak menyukai hal itu.
Dia melihat ke sekeliling UKS. Tidak ada orang.
"Benar-benar ya ini UKS. Penjaganya ngilang Mulu, udah kek hantu. Ya sudahlah" ucap Anya kemudian memilih baring di kasur UKS.
Dia menutup semua gorden hingga tidak ada yang bisa melihatnya disana. Kemudian mengeluarkan Hp dan mulai memainkannya.
Hingga dia tidak sadar dan mulai terlelap.
Seseorang tiba-tiba datang dan membuka pintu UKS. Dia berjalan perlahan tapi pasti. Kemudian membuka gorden tempat Anya terlelap.
Dia menatap sekilas pada wajah Anya yang terlelap begitu damai. Dia terus mendekat, semakin dekat. Dan,
"Haaaaaaaa" teriak Anya saat membuka matanya dan melihat orang yang tidak asing tengah begitu dekat seperti ingin menciumnya.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu