'Apa - apaan ini?'
Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.
Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!
Brian Santoso.
Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.
Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!
Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?
Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
"Untuk pemasaran produk ini secara luas, sebelum mengiklankannya di televisi. Saya rasa alangkah lebih bagus jika kita mengiklankan produk ini di jaringan media sosial. Kita akan memanfaatkan internet dan beberapa aplikasi yang digunakan oleh masyarakat selama ini."
Ucapan dari Aira saat ia menyampaikan rencananya soal produk ini, membuat perhatian semua orang yang ada di ruangan itu begitu serius.
"Apakah kali ini kita tidak mengiklankannya dengan mengontrak seorang artis?" Arsen yang berada di ruangan itu bersuara dan mengajukan pertanyaan.
"Sepertinya untuk saat ini tidak perlu Pak. Karena kami memiliki rencana yang jauh lebih terperinci, jika untuk mengiklankan produk ini dan memasarkannya melalui internet dan media sosial. Alangkah lebih bagus jika kita menggunakan selebgram. Banyak para selebgram muda yang memiliki kualitas dan bakat yang bisa mengiklankan produk-produk sehingga laris di pasaran."
Penjelasan dari Aira membuat Arsen merasa kurang puas.
"Akan lebih mudah dan lebih cepat dipasarkan jika kita menyewa seorang artis Aira. Dan produk kita akan langsung dikenal jika kita mengiklankannya di televisi." Kembali argumen dari Arsen keluar mendengar penjelasan dari Aira.
Brian yang sejak tadi mendengarkan semua penjelasan Aira memilih diam. Pertanyaan Arsen memang salah satu hal yang masuk akal. tTapi ia juga ingin mendengar alasan Aira yang ingin mengontrak selebgram dibanding televisi.
"Apa alasannya?' Brian menyentak protes Arsen.
"Masyarakat dan khususnya penduduk yang ada di Indonesia sudah lebih banyak menggunakan ponsel Pak." Tatapan Aira tertuju serius kepada Arsen dan Brian.
"Bahkan dari anak-anak hingga yang berusia lanjut. Masing-masing memiliki ponsel yang bisa mengakses jalur internet, dan memiliki aplikasi media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya sekarang. Jika kita menyewa selebgram yang telah memiliki followers yang banyak, dan bahkan kualitas marketing dan penjualannya sudah cukup bagus. Akan membuat produk kita lebih cepat laku di pasaran. Dan lebih gampang untuk mengembangkannya." Kembali Aira menjelaskan.
"Para artis juga memiliki followers yang cukup banyak jika kita mengikuti mereka di tik tok, ataupun Instagram dan media sosial lainnya. Terlebih mereka telah memiliki nama di negara ini. Akan lebih mudah bagi kita untuk cepat memperoleh hasil dan nama yang bagus untuk produk kita." Sekali lagi Arsen kembali bersuara.
"Memang ucapan Pak Arsen benar adanya." Aira mengangguk .
"Saya tidak memungkiri jika produk terakhir kita memang mengandalkan artis untuk memasarkan produk ini dan hasilnya maksimal. Kita semua sangat puas dengan hasilnya." Ia kembali bersuara.
"Tapi ada kendala di saat awal kita memasarkan produk ini." Ucapan dari Aira membuat mereka semua menunggu dengan serius.
"Jika kita memasarkan produk ini melalui artis yang memiliki nama besar dan followers yang begitu banyak. Maka akan membuat masyarakat sedikit ragu untuk membeli produk kita, di awal produk ini diluncurkan. Kenapa saya bisa berkata seperti itu? Karena sudah jelas jika kita memasarkan produk ini dengan artis ternama, biasanya para fans mengira jika artis itu memakai barang-barang yang jauh lebih mahal dan lebih sulit dijangkau. Tapi jika kita memakai para selebgram untuk memasarkan produk kita, dan menjadi model produk ini. Saya yakin khalayak ramai, mau dia yang kaya dan kelas menengah, hingga ke bawah bisa tahu. Jika produk ini lebih mudah dijangkau oleh mereka dan lebih gampang untuk diraih." Ucapan Aira membuat mereka semua yang ada di ruangan itu mengangguk paham.
"Kita juga bisa mengendorse artis untuk memasarkan produk ini nantinya dan mengiklankannya di televisi. Tapi kita akan mulai memasarkan produk ini dengan memakai para selebgram, yang lebih aktif di media sosial. Dan tahu caranya bagaimana berjualan di media sosial mereka."
Ucapan Aira lebih banyak disetujui oleh mereka yang ada di ruangan itu dan keputusan mutlak yang dipegang oleh atasan mereka.
Brian kali ini ia sependapat dengan Aira. Dengan melakukan teknik marketing yang diinginkan oleh Aira, sudah jelas jika di awal untuk memasarkan produk ini mereka tidak perlu mengeluarkan budget yang cukup banyak dibanding mereka menyewa artis ternama.
Dan seperti perkataan Aira, produk mereka akan lebih gampang dikenal. Karena para selebgram lebih sering seliweran di ponsel penduduk yang ada di Indonesia ini. Dan mereka juga lebih tahu bagaimana caranya untuk memasarkan produk dan menjualnya di media sosial para selebgram itu.
"Hasil keputusan rapat kita sudah selesai. Dan saya setuju dengan perkataan Mbak Aira. Jika untuk produk ini, kita akan memakai jasa selebgram terlebih dahulu. Dan setelah produk ini nantinya mulai dikenal luas di masyarakat dan diminati oleh para penduduk di negara ini. Kita akan mulai mengiklankannya di televisi." Brian bersuara dengan tegas, khas seorang pemimpin.
"Dan untuk pemasaran kali ini, kita akan memulai memasarkannya dari bagian terkecil. Sebelum kita menembak pasaran dengan jangkauan yang jauh lebih luas." Brian juga menambahkan.
Mereka semua setuju dengan keputusan yang dilontarkan oleh Brian.
"Dan sepertinya rapat akan kita selesaikan kali ini. Karena jam makan siang akan segera tiba."
Ucapan dari Brian membuat mereka semua menghela nafas dengan lega. Suasana tegang dan mencekam di ruangan itu seketika riuh dengan para karyawan yang merapikan berkas-berkas mereka.
Aira juga merapikan berkas yang sejak tadi ia bawa.
Tanpa mengatakan apapun Brian segera keluar dari ruang rapat. Begitu Brian keluar dari ruang rapat, suasana di ruangan itu semakin riuh. Sangat terasa jika mereka semua seperti menahan nafas dengan keberadaan Brian.
"Saya kurang suka dengan teknik pemasaranmu kali ini Aira. Saya lebih suka kita jika kita langsung menyewa dan memakai tenaga salah satu artis di negara kita. Tapi karena keputusan sepihak Pak Brian yang menyetujui ucapanmu, sama sekali tidak bisa saya tentang lagi." Ucapan arsen membuat Aira terdiam dan menatap lelaki itu.
Mereka semua yang ada di ruangan itu, juga ikut memperhatikan bagaimana Arsen yang terlihat jelas keberatan dengan teknik marketing Aira kali ini.
"Saya hanya berharap dengan teknik marketing yang kamu miliki saat ini. Tidak membuat perasaan kita rugi dan membuat produk ini anjlok di pasaran."
Usai berkata seperti itu Arsen berbalik dan meninggalkan ruang rapat. Bahkan ia tidak menunggu jawaban dari Aira sedikitpun.
"Baru kali ini Pak Arsen terlihat tidak senang dengan hasil keputusan rapat." Salah satu karyawan yang ada di sana bersuara, setelah kedua orang terpenting di ruangan itu keluar.
Aira tersenyum sekilas melihat karyawan yang sedang berbicara itu.
"Tapi aku rasa memang perkataan Bu Aira patut dicoba." Salah satu karyawan lain kembali berkomentar.
"Bahkan Pak Brian yang selaku CEO mendukung rencana yang dipaparkan oleh bu Aira. Bukankah dengan begini produk kita akan jauh lebih dikenal oleh masyarakat? Karena para selebgram selalu terpacu untuk menjual beberapa produk dan membuat para pengikut mereka penasaran. Para pengikut mereka akan selalu kerap memperhatikan apa yang digunakan dan dimakan oleh para selebgram. Dan jika para selebgram itu memasarkannya, besar kemungkinan para followers akan mengikuti. Apalagi dengan harga terjangkau yang bisa mereka raih. Saya yakin jika teknik marketing ini akan membuat produk kita lebih cepat laku di pasaran. Dan akan bisa diproduksi jauh lebih besar lagi."
Kalimat pembelaan yang datang dari karyawan lain membuat Aira hanya tersenyum kecil. Ia tidak ingin menyampaikan komentar apapun. Karena takutnya akan berimbas pada kedua kubu soal Arsen dan Brian.
Aira mengambil berkasnya dan segera keluar dari ruang rapat, yang disusul oleh Riana.
......................
masa gitu aja ga tau
kau ini Aira lemottttt
semoga aja suamimu jadi imam yg baik ga melenceng
suami istri ada masanya loh kalau berturut turut ga ada nafkah lahir batin jatuhnya apa ?
masa karyawan seenak jidatnya
SE Aira you husband very good 👍👍👍
biar berondong bukan sembarang berondong