Selva Nathania, Gadis berusia 17th yang memiliki masa lalu kelam sehingga ia menyebut dirinya sebagai gadis - 058.
Rasa cinta, Kebencian, Dendam serta trauma yang di alami Selva diusianya yang pada saat itu masih sangat belia membuatnya menjadi wanita kuat yang tidak mudah di tindas oleh siapapun.
Kira-kira masa lalu kelam apa ya yang Selva alami?
Yuk ikuti Novel MASA LALU KELAM GADIS - 058 untuk mengetahui kisah selengkapnya 🤗❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkapkan Jati Diri
Selva tak bisa menolak permintaan Galvin saat Galvin tiba-tiba meraih tangannya. Kemudian menuntunnya dan menuju kamar dimana Hilda di rawat. Sesampainya di sana, Galvin yang melihat ibunya terjaga melepaskan tangan Selva dan mendekati ibunya.
"Mama..."
Hilda yang masih terbaring dengan alat bantu pernapasan ingin melihat wanita yang datang bersama putranya. Namun ia cukup kesulitan karena terhalang oleh Galvin yang tepat berada di depan wajahnya.
Menyadari hal itu, Galvin menepi dan memberitahu bahwa wanita yang datang bersamanya adalah Selva. Wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
"Selva?" Hilda hanya bisa membatin karena suaranya belum bisa keluar dari tenggorokannya.
"Itu artinya wanita yang bersama Ganindra di kantor adalah Selva? Mantannya Galvin?" batinnya lagi.
Melihat Hilda yang terlihat tengah mengingat-ingat sesuatu, Selva merasa tegang. " Jika Nyonya Hilda mengingatnya dan mengatakan jika wanita yang bersama Ayahnya adalah Aku, Maka rencana ku untuk memenjarakan Ganindra akan gagal." batin Selva.
Kekhawatiran Selva seketika berubah menjadi perasaan tegang ketika tiba-tiba Hilda dengan nafas yang memburu serta mata terbelalak menunjuk kearahnya.
"Ada apa Ma?" tanya Galvin yang melihat ibunya seakan ingin mengatakan sesuatu dengan terus menarik-narik bajunya.
Hilda terus menunjuk Selva dan berkali-kali membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu. Namun tak satu katapun bisa keluar dari tenggorokannya.
Melihat Galvin yang menatapnya penuh tanda tanya, Selva bergegas keluar untuk memanggilkan Dokter.
Hanya butuh waktu beberapa menit Dokter dan perawat datang menyuntikkan obat penenang kepada Hilda yang terus memberontak seperti orang kerasukan.
"Bagaimana keadaan Mama saya Dokter?"
"Ibu Anda berusaha keras untuk mengembalikan suaranya yang hilang, Mungkin ada sesuatu yang ingin di sampaikan. Namun karena ia terlalu memaksakan diri membuat kondisi ibu Anda menurun."
"Apa suara Mana saya bisa kembali Dokter?"
"Tentu... Tidak ada yang tidak mungkin."
Mendengar itu Selva berencana untuk mempercepat rencananya dan mengakhiri semuanya sebelum Hilda mendapatkan kembali suaranya. Oleh karena itu, Setelah berpamitan dari rumah sakit, Selva langsung pergi menemui pengacaranya untuk memberikan hasil visumnya. Untuk mengantisipasi Galvin mencabut laporannya karena aduan Hilda sebelum waktu yang ia inginkan, Selva turut melaporkan apa yang Ganindra lakukan kepadanya. Selva tidak ingin jika tiba-tiba Galvin mencabut laporannya dan membuat Ganindra bebas dari segala tuduhan.
•••
Seminggu kemudian, Selva mendatangi kantor polisi untuk menjenguk Ganindra yang kini telah di tahan. Tidak ada perlakuan khusus untuk Ganindra yang kini tak memiliki cukup banyak uang karena perusahaannya mengalami kerugian besar karena kasusnya yang telah menyebar ke berbagai media massa maupun media sosial. Sesuatu yang Selva nantikan selama ia di penjara, Yakni kehancuran Ganindra dan keluarganya.
Kini Ganindra dan Selva duduk saling berhadapan untuk pertama kalinya setelah kejadian itu. Meskipun karena Selva dirinya di penjara. Namun rasa cinta Ganindra masih ada untuk Selva sehingga ia begitu bahagia karena Selva mau menjenguknya.
"Aku tahu, Kamu pasti akan datang untuk membebaskan ku Tiana," ucap Ganindra yakin.
Selva tersenyum smirk dan membuka tasnya, Mengambil beberapa lembar kapas dan menuangkan cairan ke atasnya. Kemudian Selva mengusapkan pada wajahnya sedikit demi sedikit.
Ganindra merasa bingung dengan apa yang Selva lakukan. Hingga kebingungannya terpecahkan ketika Selva menghapus seluruh riasan wajahnya.
Ganindra mengernyitkan keningnya mengamati wajah Selva yang kini terasa tidak di matanya.
"Apa Anda sudah mengingat ku Tuan Ganindra Arkananta?"
"Ya Aku pernah melihatnya tapi dimana?" batin Ganindra yang mulai mengingatnya.
"Apa Anda sudah terlalu tua untuk mengingat kejahatan yang pernah Anda lakukan pada gadis berusia 14th bernama Selva Nathania Tuan Ganindra?!"
Mendengar itu, Ganindra langsung membelalakkan matanya dan mengingat jika gadis yang kini duduk di depannya adalah Selva kekasih putranya yang dulu ia jebloskan ke penjara karena menuntut pertanggungjawaban atas kehamilannya.
"Sekarang Anda sudah mengingatnya?" Selva tersenyum smirk melihat Ganindra pucat pasi.
"Apa yang Anda pikirkan Tuan Ganindra, Apa Anda pikir Aku tidak akan datang menuntut balas? Apa Anda pikir Aku terlalu kecil dan miskin sehingga tidak bisa membalas apa yang sudah Anda lakukan padaku tiga tahun lalu?"
"Hegh! Anda terlalu bodoh Tuan Ganindra, Anda begitu mudah untuk masuk kedalam perangkap ku sampai-sampai Anda tidak mengenaliku jika Aku gadis yang sama yang begitu Anda benci hingga menyingkirkan ku dari kehidupan putramu dan keluargamu!!!" teriak Selva penuh emosional.
Ganindra hanya diam menggeleng kepala seolah tak percaya dengan kebodohannya sendiri.
Bersambung...
📌 Setiap hari ada pemberitahuan permintaan update, Tapi kakau udah update gak ada yang mampir, Bikin gak semangat nulis tau 😕
Bukan ribet tpi meribetkan diri🤣
Kalo di tela’ah lgi dari awal sampe sekrang Kok terasa dramatis bangat 😆
Asli the real Ikan terbang
Ribet amat
wkwkwkwkwk,,,, tertawa jahat😶😐