NovelToon NovelToon
Tuan, Dia Istriku

Tuan, Dia Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

Novel ini sakuel dari novel "Cinta yang pernah tersakiti."

Tuan, Dia Istriku.

Novel ini menceritakan kehidupan baru Jay dan Luna di Jakarta, namun kedatangannya di Ibu Kota membuka kisah tentang sosok Bu Liana yang merupakan Ibu dari Luna.

Kecelakaan yang menimpa Liana bersama dengan suami dan anaknya, membuatnya lupa ingatan. Dan berakhir bertemu dengan Usman, Ayah dari Luna. Usman pun mempersunting Liana meski dia sudah memiliki seorang istri dan akhirnya melahirkan Luna sebelum akhirnya meninggal akibat pendarahan.

Juga akan mengungkap identitas Indah yang sesungguhnya saat Rendi membawanya menghadiri pesta yang di adakan oleh Jay.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan

"Mas, kita jadi kan ke makam Ibu dulu?" Tanya seorang wanita bernama Luna, wanita dengan paras yang begitu cantik itu mengenakan balutan hijab di kepalanya.

Laki-laki yang duduk di sampingnya tersenyum seraya mengusap puncak kepala Luna, "Tentu saja sayang." Jawab laki-laki bernama Jay itu.

"Tapi aku ngga tau makam Ibu dimana Mas." Ucap Luna dengan kepala menunduk.

"Ayah sudah memberitahu alamatnya sayang, nanti kita tinggal tanyakan pada kuncen nya saja makam Ibu sebelah mana." Jawab Jay.

Luna tersenyum senang, rasanya dia sudah tidak sabar ingin melihat makam Ibunya.

Sesampainya di makam, Luna yang baru pertama kali datang ke makam Ibunya pun tak kuasa menahan tangis.

"Mas, apa ini bener makam Ibu?" Tanya Luna tak menyangka dengan kondisi makam di hadapannya.

"Iya sayang, menurut penjaga makam, disini makam Ibu, dan dari namanya benar ini makam Ibu Liana." Jawab Jay seraya menatap tulisan di Nisan yang terbuat dari kayu yang mulai lapuk.

Tangis Luna pecah di pusara Ibunya yang tampak tidak terawat.

"Ibu, Maafkan Luna, Luna tidak pernah datang menemui Ibu." Ucapnya.

"Maafkan Luna Bu, Luna baru tau kalau Ibu yang melahirkan Luna sudah tiada, hingga Luna tidak pernah mendoakan Ibu." Luna menangis seraya mencabuti rumput yang menutupi makam Ibunya.

Jay yang sedari tadi berdiri di samping Luna, membungkuk lalu mengusap bahu Luna, mencoba memberikan kekuatan pada sang istri.

"Sampai makam Ibu sama sekali tidak terawat." Ucapnya mengusap Nisan kayu itu lalu memeluk dan menciumi nya.

Ia tau, Ayahnya tak memiliki cukup uang untuk membayar penjaga Makam agar merawat Makam Ibunya.

"Sebentar sayang." Pamit Jay lalu melangkah mendekati seseorang yang sedang membersihkan Makam lain.

"Maaf Pak, apa Bapak salah satu petugas kebersihan makam disini?" Tanya Jay.

"Benar Pak." Jawab laki-laki paruh baya itu, "Ada apa ya Pak?" Tanyanya kemudian.

Jay merogoh saku celananya dan mengambil beberapa lembar uang lalu memberikannya pada petugas makam.

"Ini untuk Bapak, saya minta mulai saat ini bantu saya untuk membersihkan dan merawat makam Ibu mertua saya Pak." Ucap Jay menunjuk makam Bu Liana.

"Ini untuk saya semua Pak?" Penjaga makam kaget saat Jay memberikan uang dalam jumlah yang banyak.

"Iya itu untuk Bapak." Jawab Jay, "Dan ini untuk teman-teman Bapak yang lain, tolong bersihkan makam Ibu mertua saya, dan perlakukan Makam Ibu mertua saya seperti makam yang lainnya. Saya akan bayar setiap bulannya nanti." Sambungnya.

"Alhamdulillah, terimakasih Pak. Maaf kalau selama ini saya tidak membersihkan makam Ibu Liana dengan baik." Ucap penjaga makam merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa Pak." Sahut Jay lalu kembali mendekati Luna.

Luna nampak tersenyum setelah melihat Jay mau membayar orang untuk merawat Makam Ibunya, "Terimakasih ya Mas, kamu sudah mau mengeluarkan banyak uang untuk merawat makam Ibu." Ucap Luna setelah petugas makam itu pergi.

"Sayang, Ibu kamu berarti Ibu aku juga. Jadi sudah sepantasnya aku merawat makam Ibu, meski pun tidak langsung turun tangan, tapi Mas pastikan makam Ibu akan selalu terawat mulai saat ini." Ucap Jay ikut duduk di samping Luna lalu membawa Luna dalam pelukannya.

"Bu, Luna sudah bahagia sekarang, Luna sudah menikah dengan Mas Jay." Ucap Luna, "Meskipun kita tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi Luna tau Ibu sangat menyayangi Luna. Ibu yang tenang ya, tunggu Luna disana Bu, Luna akan selalu berdoa agar di pertemukan dengan Ibu di surga nanti." Sambungnya.

Jay terus mengusap bahu Luna, "Sabar sayang." Bisiknya, Luna menoleh lalu mengangguk.

"Luna sangat penasaran Mas, seperti apa wajah Ibu." Ucap Luna.

"Ayah bilang wajah kamu itu begitu mirip dengan Ibu, bedanya kalau Ibu ada tanda lahir di bawah bibir, sedangkan kamu tidak ada." Ucap Jay.

"Masa sih Mas?" Tanya Luna meyakinkan.

"He'um."

"Sebentar." Jay merogoh saku di Jas nya, lalu mengambil sebuah pulpen.

"Mas mau ngapain?" Tanya Luna saat Jay hendak melukis sesuatu di wajahnya.

"Kamu ingin melihat wajah Ibu kan? Mas akan tunjukkan." Jawab Jay lalu membuat tanda hitam di bawah bibir Luna.

"Ihhh Mas, wajah Luna jadi kotor nanti." Protes Luna.

"Tenang saja sayang, Mas bawa tisu basah, jadi bisa kita bersihkan nanti." Ucap Jay, Luna pun akhirnya pasrah

"Sudah, sekarang kita tinggal foto." Ucap Jay lalu memotret Luna dengan ponselnya.

"Nahhh, sudah jadi, anggap saja ini foto Ibu, kalau Luna kangen Ibu, Luna bisa lihat foto ini." Ucap Jay Seraya memberikan ponselnya pada Luna.

Luna tersenyum melihat foto itu, "Hehehe, kamu bisa saja Mas, tapi apa benar wajah Ibu seperti ini Mas?" Tanyanya kemudian.

"Bener sayang, nanti kita kirim foto itu ke Ayah, kita bisa tanya apa foto ini sudah mirip sama Ibu atau belum." Ucap Jay.

"Oke, terimakasih Mas." Ucap Luna memeluk ponsel Jay.

Setelah dari makam, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

***

"Sayang, kita hampir sampai di kota Jakarta." Ucap Jay seraya mencium tangan sang istri yang duduk di sebelahnya.

Luna kini tengah memandang takjub keindahan dari luar jendela mobil, bangunan bangunan yang menjulang tinggi, lampu lampu yang menyala menambah kesan keindahan pada semua bangunan itu.

Bangunan bangunan itu terlihat begitu sepi dan damai, karena hari sudah hampir larut malam. Namun jalanan masih terlihat begitu padat oleh banyaknya mobil.

"Hei, apa kau tak mendengarkan aku?" Tanya Jay menarik dagu sang istri agar menatapnya.

"Mas, aku sedang menikmati perjalanan kita, lihatlah pemandangan disana, begitu indah." Tunjuk Luna pada bangunan bangunan yang mencakar langit dan kembali menatap pemandangan indah di sana.

Jay yang sudah terbiasa melihat pemandangan itu hanya melirik sekilas, dia tak tertarik untuk memandang pemandangan di luar sana. Dia memilih kembali fokus pada iPad nya.

"Nikmatilah perjalananmu sayang, ini akan menjadi pengalaman pertama mu, dan aku pastikan akan ada pengalaman pengalaman berikutnya, tentunya hanya bersama ku." Ucap Jay di sela kesibukannya memeriksa laporan.

Luna kembali menoleh, suaminya ini mulai berbicara aneh baginya, setiap kata yang terucap mulai terdengar lebay.

"Kamu kenapa sih Mas? Dari tadi ngelantur apa." Ucap Luna.

"Siapa yang melantur?" Tanya Jay.

"Kamu lah, sok puitis." Jawab Luna seraya tersenyum.

"Hahaha, puitis dari mananya, orang aku bicara seperti biasa kok." Kekeh Jay, namun otaknya merasa heran juga, "Apa iya aku sok puitis?" Pikirnya, namun dia segera menepisnya dan memilih kembali fokus pada pekerjaannya.

"Mas, di jakarta nanti kita akan tinggal dimana?" Tanya Luna, sontak Jay menghentikan aktifitasnya, dia menaruh kembali iPad nya ke tas, lalu menatap Luna.

"Hmmmm, ngga masalah kan kalau nanti kita hanya tinggal di kontrakan kecil?" Tanya Jay.

"Tidak apa-apa Mas, dimana pun dan bagaimana pun kehidupan kita di Jakarta nanti, asal aku bisa tetap bersama Mas Jay, aku akan sangat bahagia, walau pun kita hanya bisa makan sepiring berdua setiap harinya." Jawab Luna.

Jay tersenyum, "Beneran ya?"

"Iya Mas, beneran. Lagian impian aku selama ini hanya ingin memiliki suami yang benar-benar mencintai aku, yang mau menghargai aku dan menyayangi aku setulus hati. Dari kecil aku sudah terbiasa hidup miskin Mas, jadi kalau aku harus hidup susah bersama kamu, aku sama sekali tidak keberatan, asal kita bisa selalu bersama-sama." Jawab Luna begitu yakin.

Jay mendekap tubuh Luna seraya mengecupi keningnya, "Terimakasih ya, Mas sangat mencintai kamu Luna." Bisiknya.

Luna membalas pelukan Jay dan menaruh wajahnya di dada Jay yang selalu menjadi tempat ternyaman untuknya bersandar, "Luna juga sangat sangat sangat mencintai Mas Jay." Balasnya.

Jay yang merasa bahagia mengeratkan pelukannya. Sepanjang perjalanan Jay terus mendekap Luna. Tidak perduli dengan dua orang yang duduk di depannya yang sesekali melirik mereka lewat kaca kecil di hadapannya.

1
tiara
betul Marvin Nathan harus tanggung jawab sana kalau ga mau ya udah sama kamu aja
tiara
waduh bagaimana sih Jay nyuruh Luna ke kantor ga ngasih tau staf dikantor kasian kan Luna malah diusir
tiara
sepertinya Jay junior segera hadiirnih, ayo Nathan kamu harus bertanggung jawab pads suster via
tiara
hayo Marvin cari Via sampai ketemu, kasihan dia sekarang jadi menderita karena kamu ga teliti kalau Nathan itu terpengaruh obat perangsang.dan Via jadi korbanmu
tiara
waduuh Nathan harus tanggung jawab tuh sama via
tiara
Ayo Marvin selamatkan Nathan dari kejahatan Clarisa
tiara
semoga caĺon istri Nathan gadis yang baik, apa mungkin tidak disukai Nathan jadi terus mengejar Luns
tiara
Indah seoertinya kakanya Nathan,kalau Luna apa adik Nathan.apa kebetulan saja sama-sama alergi strowbery
tiara
mulai terungkap identitas Luna apakah Nathan tetap masih terus mengejar Luna
tiara
sabar bang Rendy Nathan hanya menolong indah karena kakinya luka, sepertinya Nathan bertemu kakaknya ya
tiara
sepertinya kakak Nathan itu Indah ya,tapi mengapa wajah Luna mirip ibunya Nathan
tiara
oh alergi thoh kirain kenapa, mungkinkah Luna ada hubungan keluarga dengan Nathan
tiara
sepertinya Nathan melakukan rencana jahat untuk memisahkan Jan dengan Luna nih.semoga saja mereka dapat bersama walaupun penuh rintangan dan ujian yang menghampiri mereka
Nur Nazeerah:: tiara😗
total 1 replies
tiara
wah Nathan mulai melancarkan aksinya nih untuk mendapatkan Luna.
tiara
cari yang lain aja Nathan janganlah sama Luna
tiara
siapa tuh yang mulai bermain dengan Jay,siap-siap.akan dihancurkan. Jay dilawan pasti kalian kalah
tiara
Musuhmu seseorang menginginkan istrimu Jay jadi jagalah istrimu sekuat tenaga biar ga ada yang mengbilnya dari mu
tiara
jangan dipecat lun manfaatin aja sesuai keahlianya kasian kalau dipecat
Anindya Nur Rahma
Jangan jangan Luna saudara Nathan, yang hilang, jadi penasaran deh. Lanjut Thor
tiara
apakah ada hubungan kaka adik atau kebetulan saja mirip saja wajah Luna dengan Nathan.masih rahasia sepertinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!