Menantu Sampah : Sang Pewaris

Bastian tersenyum melihat Raisa yang sedang berada di tempat penjual tahu, dia menghampiri sang istri.

"Raisa, kenapa kamu ada disini?" tanya Bastian pada sang istri.

Raisa menjawabnya dengan nada jutek. "Aku hanya ingin tahu bagaimana suasana pasar yang sekarang."

"Oh gitu, sekarang ini kami mau makan-makan, mau ikutan gak?"

Raisa langsung menolak ajakan Bastian. "Gak usah, aku gak lapar."

"Oh ya udah gak apa-apa kalau gak mau ikut, kamu habis jualan mau makan bareng di tepi danau, merayakan akhirnya pasar tidak jadi digusur, malah sekarang jualan kami lakukan keras."

Raisa yakin pasti wanita-wanita yang bersikap genit pada Bastian, mereka pasti pada ikut. "Semuanya pada ikut?"

"Tentu saja. Aku akan menjamin makannya higinies, karena aku yang masak."

Raisa membayangkan bagaimana kagumnya para wanita yang mencoba untuk mendekati Bastian begitu melihat Bastian mahir memasak. "Hm ya sudah aku ikut."

Bastian tersenyum mendengarnya.

...****************...

Awalnya dari pihak warga pasar merasa keberatan jika Bastian harus mengajak Raisa dalam acara makan-makan malam ini, padahal mereka semua juga pada membawa pasangan atau keluarga.

Akhirnya Bastian mengaku pada mereka bahwa Raisa adalah istrinya, membuat semua rekan-rekan Bastian terkejut mendengarnya, bagaimana mungkin seorang gadis angkuh seperti Raisa mau menikah dengan pedagang miskin seperti Bastian.

Dan akhirnya setelah Bastian menjelaskan mengapa mereka menikah secara panjang lebar walaupun harus sedikit berbohong, akhirnya mereka percaya bahwa Bastian dan Raisa beneran sepasang suami-istri.

Bukan hanya itu, Bastian juga mengatakan bagaimana perjuangan Raisa dalam membela nasib para warga pasar sehingga pihak William Group membelinya, itu karena ada campur tangan Raisa juga.

Dengan begitu, warga pasar pun mempercayai ucapan Bastian, sehingga mereka bersikap ramah pada Raisa. Dan diantara mereka ada yang meminta maaf karena telah bersikap anarkis waktu itu.

"Kami minta maaf waktu itu telah bersikap anarkis pada Nona Raisa, tapi kami sangat berterimakasih banyak karena Nona Raisa telah memikirkan bagaimana nasib kami, sehingga William Group akhirnya membeli lahan pasar, sehingga nasib kami terjamin." salah satu pedagang pasar yang pernah mencoba untuk menyerang Raisa waktu itu, dia meminta maaf dengan sepenuh hati pada Raisa.

Raisa tidak paham kenapa mereka bisa tau bagaimana perjuangannya untuk mempertahankan pasar waktu itu, dia yakin pasti gara-gara Bastian. "Oh Iya sama-sama. Gak apa-apa kok, aku sudah melupakan kejadian waktu itu."

Saat itu Raisa sedang duduk di saung yang ada di tepi danau, disana terdapat banyak sekali saung, satu saung harus ditempati maksimal 10 orang.

Awalnya Raisa kurang nyaman berada di saung bersama 8 pedagang pasar, tapi karena mereka sering bercanda dan juga perkataannya selalu menghibur, membuat Raisa sedikit nyaman.

Salah satu wanita mungkin usianya sekitar 30 tahuan berkata pada Raisa. "Wah Nona Raisa telah membuat para pedagang wanita di pasar pada patah hati. karena bagi kami Bastian itu seperti pangeran, dia selain tampan, dia juga sangat baik, selalu mau membantu pedagang yang jualannya belum laku. Wanita mana yang tak terpesona dengan pria seperti itu."

Raisa terdiam, dia menatap Bastian yang sedang membantu orang-orang yang bertugas memasak, dia pun juga sama sedang memasak, banyak wanita yang mencoba mencuri perhatian Bastian, dengan cara membantu Bastian yang sedang mengipas-ngipasi ayam bakar, padahal Bastian sudah bilang kalau dia bisa sendirian melakukannya.

Salah satu pedagang pria menyahut ketika membicarakan tentang Bastian. "Tapi kayaknya Bastian sibuk banget ya, makanya jarang sekali berjualan di pasar."

Orang didekatnya langsung menyikut pinggangnya, padahal Bastian sudah meminta pada mereka jangan membahas soal dia yang jarang berada di pasar, tapi masih ada juga yang keceplosan.

Raisa terkejut mendengarnya, setahu dia Bastian sering pergi ke pasar setiap hari untuk berjualan.