NovelToon NovelToon
JANDA OH NO! OH YES!

JANDA OH NO! OH YES!

Status: tamat
Genre:Janda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: mom yara

Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.



Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.


"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.



Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?


Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Tiba-tiba jadi istri

Setiap wanita pasti ingin memiliki keluarga kecil. Setiap wanita ingin menikah dan ingin punya anak. Menikah dengan laki-laki yang tepat. Tapi mungkin itu tidak berlaku untukku. Mungkin aku ditakdirkan untuk tidak menikah? Batin Putri.

Semua keluarga duduk kembali dengan raut wajah yang berbeda-beda. Dari pihak pria merasa bersalah dan dari pihak wanita tentu saja marah, mereka tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu.

"Maaf..." ucap kakek Malik sedih. "Aku tidak bisa menepati janjiku untuk membahagiakan putri kalian. Aku tidak menyangka cucuku akan pergi di hari pernikahannya." Kakek berucap penuh penyesalan.

"Kami minta maaf, pernikahan ini harus gagal. Tapi bagi kami Putri adalah Putri kami. Apapun yang terjadi itu tidak akan mengubah apapun." Ayah Raditya juga menimpali. Ia kecewa dengan kelakuan putranya, tapi apa yang bisa ia lakukan?

Ayah dan ibu hanya diam dengan pikiran masing-masing. Ayah berusaha untuk meredam amarahnya. Melihat ke arah sang Putri yang terlihat sedih, tapi putrinya itu tidak menangis. Itu menjadi pukulan tersendiri baginya.

"Aku akan membawa putriku kembali." Marahpun tidak ada gunanya. Ayah dan ibu beranjak membawa Putri mereka pergi dari tempat itu. Ketiganya melangkah keluar menuju pintu utama.

"Tunggu!" cegah Hardian.

Sejak kegaduhan terjadi, Hardian hanya diam saja, tidak membantu mencari Raditya ataupun berusaha untuk menenangkan keluarga. Ia tampak cuek, meskipun sebenarnya hatinya sedang berkecamuk.

No janda, No janda, No janda. Itulah yang sejak tadi Hardian ucapkan dalam hati.

Ia memperhatikan raut wajah mempelai wanita, terlihat sedih yang ditahan. Wanita itu berusaha untuk tidak menangis, berusaha untuk kuat meskipun hatinya sedang pedih. Entah kenapa hati nuraninya tidak tega melihat wanita itu bersedih. Ada dorongan dalam dirinya untuk merangkul wanita itu lalu membawanya ke dalam pelukannya. Hingga perkataannya membuat semua orang terkejut termasuk mempelai wanita yang sudah cantik dengan kebaya putih.

"Tunggu... Aku yang akan menikahinya."

"Apa yang kau lakukan?" tanya kakak kandungnya yang tak lain ayah Raditya. Karena setahunya adiknya itu jarang terlihat dengan wanita dan tiba-tiba ingin menikah dengan cara seperti ini. Meskipun ini ulah putranya sendiri tapi ia tidak ingin adikya mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

"Aku akan menikah. Keluarga Malik harus bertanggung jawab."

"Aku setuju," seru kakek.

Ayah, ibu, Putri dan kerabat yang lain berhenti lalu berbalik menghadap ke arah mereka. Ayah dan ibu saling tatap. Terdengar bisikan dari kerabatnya untuk menerima pernikahan itu, meskipun mempelainya ganti.

Ayah dan ibu melihat ke arah putrinya lalu saling menatap kembali, sebelum menganggukkan kepala.

"Ayah serahkan keputusan di tanganmu."

Putri menatap sang ayah dan ibu bergantian.

"Putri tidak... "

"Maafkan, kakek," sela kakek cepat. Kakek berfirasat Putri akan menolak pernikahan itu. "Menikahlah dengan putraku, ini adalah tanggung jawab kakek."

Putri tersenyum lembut. "Tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan kek. Ini sudah jalan hidup Putri dan terima kasih selama ini kakek selalu baik padaku."

"Tapi kakek mau, kau menjadi menantu kakek. Menikahlah dengan putraku," mohon kakek untuk kesekian kalinya.

Putri masih berpikir bagaimana cara menjelaskan pada kakek kalau dirinya tidak mau menikah apalagi dengan Hardian, dia tidak bisa membayangkan jika laki-laki itu menjadi suaminya.

"Terima kasih," ucap kakek. Menarik tangan Putri untuk duduk di depan penghulu.

Setelah mendapat kode dari kakek, ayah Raditya menyiapkan semuanya kembali.

Hardian dan ayah Putri sudah sedari tadi berada di tempat untuk melaksanakan ijab qobul.

Putri belum tersadar ia masih sibuk dengan pikirannya. Itulah kebiasaan Putri jika terlalu berat berpikir dia akan gagal fokus.

SAH

Ucap semua orang dengan lantang, membuat Putri tersadar lalu menatap orang disekitarnya.

"Cium tangan suamimu," ucap ibu sembari memegang pundak gadis kecilnya yang sudah tumbuh dewasa dan sekarang sudah menjadi seorang istri.

Putri masih bingung, belum konek dengan keadaan sekitar. Meskipun begitu, ia tetap menurut, mengulurkan tangannya untuk mencium tangan laki-laki yang berada di sampingnya.

Lalu Hardian mencium kening wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu setelah mendapat kode dari sang kakak.

"Terima kasih sudah menjadi menantu kakek."

"Putri sudah menikah?" tanya Putri bingung dan belum percaya.

"Ya, kau sudah menikah dengan putra bungsu kakek."

"Paman?"

"Ya," jawab kakek lagi, seketika Putri melihat ke arah laki-laki di sampingnya, ia membulatkan kedua matanya.

Hardian hanya diam mendengar pertanyaan konyol wanita itu. Apa dia tidak dengar aku menyebut namanya dengan lantang. Dasar ceroboh.

"Tidak," jeritnya dalam hati. Sedangkan Hardian masih dengan wajah dingin tanpa ekspresi.

"Akhirnya kau menikah, putraku," ucap kakek dengan tersenyum. "Jagalah istrimu, bahagiakan dia."

"Selamat adikku, kau akan melepas perjaka," goda Ayah Raditya. Hardian hanya menatapnya malas, kakaknya itu selalu jahil padanya. Apalagi usia mereka yang terbilang cukup jauh, bahkan Hardian lebih pantas untuk menjadi putranya. Ingin rasanya Hardian menyalahkan sang ayah karena membuat ibunya hamil lagi.

Acara pernikahan sederhana itupun selesai. Orang tua Raditya juga akan kembali hari itu juga. Sedangkan orang tua Putri akan pulang besok pagi, mereka tinggal di apartemen yang Putri tinggali bersama Ratna.

*

*

Setelah mengantar orang tuanya, Putri kembali lagi ke apartemen.

Putri mondar-mandir di dalam kamarnya, ia terlihat cemas, gelisah, bingung, semua rasa bercampur. Kebiasaannya jika cemas ia selalu menggigit jari jempolnya.

Tak lama terdengar bel pintu berbunyi membuat Putri mengakihkan tatapannya ke arah pintu. Putri melangkah mendekati pintu lalu membukanya.

Pintu terbuka bersamaan dengan tatapan mata mereka bertemu. Diam. Canggung. Keduanya rasakan.

"Bersiaplah, kita akan pulang," ucap Hardian dingin. Status baru sebagia seorang suami membuatnya canggung pada wanita itu, padahal sebelumnya ia bersikap seenaknya.

Putri mengangguk lalu berlalu menuju kamarnya untuk mengambil tas dan ponsel. Hardian tidak masuk ke dalam, ia menunggu di luar.

Putri mengunci pintu kembali. Lalu berjalan diblelakang Hardian.

"Kenapa aku jadi malu-malu begini ya, ini bukan gayaku, lalu aku harus bagaimana? Marah? Tapi pada siapa?" batin Putri.

Setelah hampir 45 menit mereka sampai di rumah kakek Malik. Putri hendak masuk ke dalam kamarnya.

"Barang-barang mu sudah di pindah ke kamarku, untuk sementara kita akan tinggal disini."

"Ya." Lalu Putri mengikuti Hardian masuk kedalam kamarnya.

Hardian masuk ke dalam kamar mandi. Putri memilih keluar kamar setelah meletakkan tasnya, ia mau menemui kakek.

"Rasanya canggung sekali sekamar dengan paman. Aku masih belum percaya kalau aku sudah menikah dengannya," gumam Putri lirih setelah keluar dari kamar Hardian.

"Perasaan waktu itu aku masih berpikir, tiba-tiba menjadi seorang istri, rasanya aneh." Putri menggelengkan kepalanya smabil berjalan menuju tangga.

1
Nining yuningsih
bagus
Nining yuningsih
llucu
bhunshin
mulut mu Hardian macam bon cabe pedes bener palagi yg mkn bon cabe bibirnya lgi sariawan sakit nyelekit...
bhunshin
put temanMu kemana lama bener ke toiletnya jgn² kekunci didlm toilet put buruan cariin 😂
Daliffa
mampir baca, Alhamdulillah bagus alury,masih nyimak dlu,
fay_1571
🥰🥰🥰
Wisnu Mahendra
terlalu fokus dengan putri dan hardian, gak ada selingannya...misalnya aditya atau ratna...jadi terkesan monoton
Kutipan Halu
Ceritanya bagus kak, kalau berminat mampir juga yaa ke cerita baru kuuu iniii!!! 😊
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
mimma
Luar biasa
Liaaa♡♡
bagus
fitri
😁😁😁
Baraka
putri juga egois
Alif
hardian gk jelas
Rismawati Damhoeri
jadi kemana Ratna sebenarnya?
Sri Puryani
😀😀gk bs bayangkan klo hardian jd sering senyum...
Sri Puryani
kakek bela putri
Sri Puryani
hardian peka dong.....istri itu pgn di dekati dirayu biar gk marah, kamu hrs mengalah
Sri Puryani
bibi diksh wkt 2 hr, ternyata smpe 1 mggu blm plg jg
Sri Puryani
katanya hardian sdh menyiapkan resepsi pernikahan tp kok blm" ?
Sri Puryani
kenapa mulut laki" itu tdk kau tampar sj hardian?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!