Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 - keinginan si kembar
Rafka menghela nafas lega karena si kembar tidak mempermasalahkan semua, mereka memeluk Rafka erat dan mengucapkan terima kasih telah mendatangkan orang yang sangat berarti untuk mereka berdua.
"terima kasih Daddy, Kenzi sangat senang aunty bisa datang Dad." ucap Kenzo
"iya Daddy, aku sudah merasa sangat sedih kalau aunty memang benar-benar tidak datang, aku bisa merasakan kenyamanan yang tak pernah aku dapatkan dari aunty" ucap Kenzo sendu.
"apapun akan Daddy lakukan jika itu membuat kalian bahagia, selagi Daddy mampu Daddy pasti akan mengusahakan semuanya." ucap Rafka.
"apa benar Daddy akan melakukan apapun untuk kita?" tanya Kenzi.
"iya sayang, kalian mau apa? mainan, game baru, atau apa? kalian tinggal bilang saja sama Daddy." ucap Rafka.
"bukan itu Dad." ucap Kenzo menggeleng cepat.
"bukan itu semua?lalu apa?" tanya Rafka bingung.
"kami ingin aunty Karin menjadi mommy baru kami." ucap keduanya dengan wajah yang berbinar.
Rafka dan yang lainnya melongo tak percaya kecuali mama Ayu, bahkan mata Rafka melotot sempurna. Reza yang baru datang bersama Zidan pun langsung terhenti langkahnya saat mendengar ucapan si kembar, jangan tanyakan bagaimana reaksi Karin, dia langsung syok dengan penuturan si kembar. bagaimana tidak, Mereka ingin ia menjadi ibu barunya.
'ya Allah kenapa harus aku? mengapa tidak orang lain saja? aku bahkan merasa malu karena derajat kita berbeda, walaupun aku tak menampik bahwa aku menyukai tuan Rafka pada pandangan pertama.' batin Karin.
Karin memang mengagumi Rafka pada saat pandangan pertama. Namun, Karin menepis semua itu karena ia tak mau berharap lebih pada Rafka yang sudah berkeluarga, dia tak mau di cap perusak hubungan orang lain karena sudah mengagumi suami orang.
"aunty mau kan jadi mommy baru kami?" tanya Kenzo pada Karin.
Karin tak langsung menjawab pertanyaan Kenzo, jujur dia sangat bingung. secara tidak langsung dia di lamar oleh dua orang anak untuk Daddy nya.
Kenzo melirik ke arah Kenzi, ia memberikan kode yang hanya dia dan adiknya yang mengerti.
"jadi aunty gak mau jadi mommy baru untuk kami? apa karena kami nakal? apa aku tidak boleh merasakan sentuhan kasih sayang seorang ibu yang sangat kami rindukan?" ucap Kenzi menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.
"ehh, emm bu-bukan begitu, a-aduh ba-bagaimana ini, Raisa tolong aku dong." ucap Karin gelagapan tak tau harus menjawab apa.
Raisa yang dimintai tolong oleh Karin hanya mengibas-ibaskan tangannya, pertanda dia tidak tahu harus bagaimana.
"sayang jangan seperti itu, kan kalian punya Daddy, ada Oma, opa, uncle dan yang lainnya yang sayang sama kalian meskipun kalian tidak memiliki seorang Mommy." ucap Rafka.
"Daddy, apa Daddy tau? setiap malam aku selalu merindukan sosok ibu, aku selalu iri pada temanku yang lain, apa Daddy tau? kami selalu dihina tidak mempunyai ibu? Daddy setiap hari sibuk bekerja, kami selalu di titipkan pada Oma. Daddy tidak mengerti bagaimana kami berusaha tidak memperlihatkan kesedihan kami karena tidak ingin Daddy terluka, Daddy ingin tau kenapa kami selalu ingin bertemu dengan Aunty Karin meskipun kami baru kenal? karena apa? karena kami merasakan luapan kasih sayang yang tidak pernah kita dapatkan, aunty rela terluka demi kita berdua, aunty mengajari kami bernyanyi, membacakan cerita, itu semua tidak kami dapatkan dari Daddy dan juga dari yang lainnya." pekik Kenzo dengan tubuh yang bergetar.
"Daddy sebenarnya kita tau mengapa Daddy tidak mempertemukan kami dengan Mommy, kalian berpisah saat kita masih sangat kecil, dan kami mengerti itu. apakah salah jika kita menginginkan seseorang untuk menjadi ibu kami?" ucap Kenzi menangis pilu.
Rafka langsung menarik tubuh keduanya masuk ke dalam pelukannya, membiarkan keduanya menumpahkan tangisnya.
semua orang yang melihat si kembar menumpahkan isi hatinya menatap haru, mereka tidak menyangka anak sekecil itu menyimpan kesedihan yang sangat amat mendalam. Karin mendekat ke arah dimana Rafka dan si kembar sedang berpelukan, Karin merasa sangat iba pada si kembar karena ia juga merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki seorang ibu.
"Kenzo, Kenzi" panggil Karin berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan si kembar.
si kembar yang di panggil langsung mengurai pelukannya dari Rafka dan langsung menghambur ke pelukan Karin.
"sudah jangan sedih lagi ya, hari ini kan hari bahagia kalian." ucap Karin lembut dengan mengusap mata Kenzo dan Kenzi bergantian.
"iya aunty" jawab keduanya dengan sesenggukan.
Karin memeluk keduanya dengan lembut dan juga penuh kasih sayang.
Mama ayu menangis di pelukan papa William, keduanya menangis terharu merasakan betapa terlukanya Kenzo dan Kenzi, mereka terlihat bahagia meskipun tanpa seorang ibu. Namun ternyata mereka salah, di balik kebahagiaan itu tersimpan luka yang sangat rapat sehingga tidak ada yang mampu melihat luka itu walaupun hanya setitik.
Reza yang tau betapa sakitnya Rafka saat ini, dia langsung memeluk kakaknya dan berusaha memberikan kekuatan.
"sabar kak, kakak harus kuat demi si kembar. tenanglah semua akan baik-baik saja, mereka anak yang pintar jika Kakak menjelaskannya secara perlahan, pasti akan mengerti posisi kakak seperti apa" ucap Rafka.
Rafka hanya menganggukkan kepalanya, tubuhnya bergetar dengan mulut yang seakan terkunci untuk menjawab ucapan Reza.
"Ki siapa yang masukin bawang ke mata gue ki? kenapa perih banget ini mata. hiks." ucap Raisa terharu, bagaimana pun dia juga ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya.
"gak tau teh, mata Kiki juga kayaknya bermasalah kenapa juga ini air matanya gak berhenti keluar." jawab Kiki dengan mengelap matanya yang terus mengalir.
"hiks.. hiks.. ka Brian ko gue jadi cengeng ya?" tanya Zidan
"Lo mah emang cengeng Zidan dari dulu juga, gue juga gak tau kapan terakhir gue nangis, sekarang malah nangis Bombay gara-gara si kembar" jawab Brian.
"Fajar kenapa sih aku jadi ikutan melow kayak gini, jadi pengen langsung pulang deh" ucap Desi yang mengelap matanya.
"sama aku juga pengen pulang" jawab fajar yang langsung teringat mendiang ibunya.
Semua acara berakhir dengan sebuah tangisan, si kembar sudah tidur di dalam pelukan Karin. sebagian orang sudah berpamitan untuk pulang, sedangkan Karin dan adiknya serta Raisa masih menetap di sana.
Rafka dan Reza menggendong si kembar ke lantai atas untuk di pindahkan ke kasur, malam pun semakin larut. Mama ayu meminta Karin, Raisa juga Kiki untuk bermalam disini karena khawatir akan ada bahaya di jalan, kendaraan umum pun pasti sudah sangat susah untuk didapatkan. Karin dan yang lainnya menyetujui permintaan Mama ayu, mereka bermalam di mansion Rafka dan besok pagi mereka akan pulang karena harus bekerja, dan Kiki pun harus pergi sekolah.