Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Kenzi di Rumah Sonia
Saat ini Anya hanya bisa berjalan tertunduk sambil menutupi tubuhnya menggunakan kedua tangannya, banyak pasang mata yang tertuju apalagi para kaum Adam yang merasa mendapatkan rejeki nomplok dengan kejadian ini.
Rasanya ini benar-benar hadi apesnya, niat hati ingin membuat mental Sonia hancur malah sebaliknya, bahkan dirinya tidak akan pernah lupa dengan kejadian memalukan ini seumur hidupnya.
"Aku tidak pernah terima dengan semua ini, pokoknya setelah ini aku harus membuat cara agar Pak Dion segera menikahi ku, dan aku akan membuktikan kepada Pak tua tadi, kalau aku mampu menggeser kedudukan anaknya di dalam hati Pak Dion lihat saja nanti permainanku," seringai Anya.
Saat ini Anya mulai kembali lagi ke ruangan CEO untuk memungut bajunya tadi, dan di situ Anya melihat Dion yang begitu murung, gara-gara kejadian tadi akan tetapi gadis itu seperti ingin mendekati pria itu agar tidak bersedih lagi.
"Pak, apa membutuhkan aku lagi?" tawar Anya dengan tidak tahu malu.
Sedangkan Dion hanya mendiamkan gadis tersebut, bagi pria ini Anya merupakan perempuan yang begitu lancang, bahkan dia tidak tahu dengan kondisi sia yang seperti ini perempuan itu malah main nyelonong masuk saja.
"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" tanya Dion dengan nada tingginya.
"Aku ke sini ingin mengambil bajuku," sahut Anya.
"Tapi aku tidak mengijinkan seseorang untuk masuk ke ruanganku kecuali asisten pribadiku," tegas Dion.
"Tapi aku kan ingin mengambil bajuku, apa Bapak mau tubuhku dinikmati para lelaki diluaran sana," cetus Anya.
"Terserah aku tidak peduli, dan ingat kamu begitu lancang menyebarkan aib Sonia ke media sosial dan stasiun TV, atas ijin dari siapa kau berbuat curang seperti itu hah! Kau mulai berani melawanku, bukankah aku sudah menegaskan berkali-kali tentang batasan yang harus kau patuhi jika masih ingin bersama denganku," tegas Dion dengan nada amarahnya.
Saat ini Anya benar-benar, tidak berkutik ketika boroknya sudah diketahui oleh banyak orang akan tetapi gadis itu tetap pada pendiriannya yaitu tidak pernah mau mengakui kesalahannya meskipun bukti sudah di depan mata.
"Terserah kamu Pak, mau percaya atau tidak dengan ucapanku, sumpah aku tidak pernah melakukan hal sekeji itu terhadap Ibu Sonia, bahkan kenal saja aku enggak, aku tidak sejahat yang dituduhkan pria tua tadi, dari dulu Bapak tahu kan aku tidak pernah koar-koar ketika menjadi simpanan Bapak, bagiku itu hanya merusak refrutasi ku saja sebagai seorang wanita," jelas Anya. Lalu mulai pergi meninggalkan ruangan Dion.
Sedangkan saat ini Dion begitu bingung dia tidak tahu harus berbuat apa terhadap dirinya yang sudah terlihat jelas berbuat senonoh dihadapan mertuanya, rasa malu, khawatir dengan semua kejadian barusan akan membuat reputasinya hancur.
"Aaah kenapa harus seceroboh ini!" pekik Dion dengan perasaan kacau.
******
Di rumah sana saat ini Sonia mulai menenangkan hatinya, sekuat mungkin Sonia untuk membesarkan hati dalam menerima fitnah yang sekarang tengah beredar luas di seluruh televisi bahkan berita itu sudah mencakup ke seluruh media sosial, bahkan kali ini dia mendapatkan DM begitu banyak dari para wartawan yang ingin mengimput beritanya.
"Astaga semua wartawan mulai banyak nge DM aku, semoga saja aku kuat menghadapi semua ini, aku harus bungkam dengan kejadian ini karena aku sendiri masih belum tahu siapa pemilik janin di dalam rahimku ini," ucap Sonia sambil menatap layar handphone nya.
Sonia pun mulai berjalan ke halaman belakang rumah, sekedar untuk menghilangkan rasa peningnya, di karenakan di sini banyak di tumbuhi tanaman hijau dan bunga warna-warni yang bisa menyejukkan matanya, wanita paruh baya itu sudah mulai menerima Sam merasakan sakitnya takdir yang saat ini tengah melandanya.
Luka apa lagi coba yang belum dia rasakan, mulai dari kecelakaan suaminya yang membuat hubungan rumah tangga menjadi renggang sampai suami menemukan tambatan hati lain, dan kehamilan yang membuat nama baiknya hancur berkeping-keping, entah sekuat apa hati wanita paruh baya ini dalam menjalani kehidupan yang tidak muda untuk di jalani begitu saja.
"Untuk diriku sendiri, terima kasih sudah mau bertahan, dengan luka ini, ingat kau tidak sendirian memeluk luka ini, karena di rahimmu ada seorang janin yang akan menemani perjalanan barumu, tetap tegar dan semangat menjalani hari, meskipun kadang hidup tak seindah yang kau bayangkan," ucap Sonia sambil memeluk dirinya sendiri.
Ketika Sonia mulai nyaman dengan pemandangan di belakang rumahnya ini, tiba-tiba saja anak bujangnya datang, untuk menengok dan memastikan kondisi dia saat ini baik-baik saja, dan hal itu membuat Sonia merasa bahagia, meskipun dia dihadapkan dengan berbagai polemik di kehidupan nyatanya, akan tetapi support dan dukungan dari orang-orang terdekat yang membuatnya sampai saat ini bisa setegar ini menghadapi semua.
"Mam," panggil Kenzi sambil memeluk ibunya dengan penuh cinta kasih.
Remaja ini mulai memeluk ibunya dengan segenap rasa sayangnya yang begitu besar, mungkin untuk sekarang ini dunia seakan memojokkan wanita yang sudah melahirkannya di dunia ini, akan tetapi tidak dengan anaknya ini, bagi Kenzi ibunya adalah wanita terhormat, dan pantang bagi dia untuk meladeni gosip diluaran sana.
"Mam, gimana keadaan Mama?" tanya Kenzi.
"Mama, baik Nak," sahut Sonia dengan senyum yang terukir jelas.
"Mam, aku akan selidiki kasus ini, tapi sepertinya berita itu sudah di tutup, dan akun-akun yang memberitakan tentang gosip Mama itu sekarang mulai tidak aktif lagi," ujar Kenzi yang benar-benar membuat Sonia tercengang.
"Apa! Sudah tertutup, kau tahu dari mana?" tanya Sonia.
"Kenzi habis mengeceknya sendiri, berita tentang Mama seolah menghilang dengan sendirinya," ujar anaknya itu.
"Syukurlah kalau begitu Nak, oh ya, kamu sudah makan, Mama tadi masak loh," ucap Sonia.
"Iya Mam, nanti saja, untuk sekarang yang aku pikirkan adalah kesehatan mental Mama, karena Kenzi tidak ingin terjadi hal yang tidak-tidak terhadap Mama," tutur anaknya itu.
"Mama tidak apa-apa, makasih banyak sudah perhatian kepada Mama, jujur saja di saat seperti ini Mama tidak butuh validasi kepada siapapun Mama sudah pasrah, yang terpenting bagi Mama sekarang, anak Mama selalu hadir dan memberi dukungan untuk Mama," ujar Sonia.
"Sampai kapanpun Kenzi akan dukung Mama, tapi gak apa-apa kan, jika Kenzi masih memutuskan untuk tinggal bersama Papa, karena ada misi Kenzi yang belum terselesaikan di rumah itu," sahut anaknya itu.
"Kamu memang harus tetap ada di situ Nak, selamatkan semua aset papamu dari tangan yang tidak bertanggung jawab, karena Mama yakin kau mampu untuk melakukan itu, karena kamu mempunyai skill dan keberanian dalam bertindak," ucap Sonia, yang harus merelakan sang anak tinggal bersama suaminya.
Sebagai seorang ibu Sonia memang ingin tetap tinggal dengan anaknya, akan tetapi hati nuraninya berkata kalau Kenzi harus tinggal dengan papanya, karena memang Sonia yakin bersama Dion Kenzi akan mendapatkan semua fasilitas pendidikan yang baik, bukannya Sonia tidak ikhlas keluar dari rumah Dion akan tetapi Kenzi harus mendapatkan haknya, kalaupun ikut dengannya Sonia khawatir ayah dari anaknya itu akan semakin lupa diri.
"Makasih ya Ma, sudah ijinkan Kenzi untuk ikut dengan Papa," ucap Kenzi sambil memeluk kembali tubuh ibunya.
Bersambung ...
semangat thor...