NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:84.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24.

Briana akhirnya memutuskan untuk pulang. Beberapa saat kemudian, hatinya terasa gundah gulana. Cemas memikirkan nasib Nevan. Padahal, awalnya dia sudah memutuskan untuk tidak peduli jika cowok itu mati atau hilang. Dia bersumpah tidak akan peduli.

Tapi, semakin dipikir-pikir hatinya berontak. Berontak ingin putar balik. Mulutnya kemudian berujar pada driver. “Pak, maaf apa kita bisa putar balik ke tempat yang tadi ?”

“Loh nggak jadi balik, mbak ?” timpal driver itu sambil melirik Briana dari kaca spion.

“Temen saya ketinggalan disana, Pak. Sa-saya bakal ganti rugi kok, Pak.”

Driver itu mengangguk. Lalu mobilnya ia putar balik menuju ke perbukitan tadi. Perasaan Briana sudah cemas, dia *******-***** kedua tangannya gugup. Dia gigit bibir bawahnya, perasaan yang awalnya cuek kini jadi cemas. Briana merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

“Makasih, Pak.”

Briana buru-buru turun, dia melihat sekilas mobil Nevan masih berada disitu. Briana sejenak bernafas lega. Kemudian, dia mengintip ke dalam mobil. Namun, Nevan tak ada disana.

Dia sedikit berlari, nafasnya tersengal-sengal mencari keberadaan Nevan di tepi jurang dekat tempat duduknya tadi. Tapi, Nevan tak ada disana. Dadanya naik turun, hatinya terasa sesak. Briana tersadar telah menyesal berucap kata bodoh.

Sedikit, sedikit, kakinya menancap di pinggir jurang dengan hati-hati. Menengok barang kali Nevan berteriak minta tolong. Tapi, nihil.

“Maafin gue!” gumam Briana lirih.

Dia kemudian menarik diri dari pinggir jurang itu, dan duduk di bangku panjang di bawah pohon besar. Ia lepas kacamatanya dan mengusap air mata yang sudah jatuh sedari tadi. “Gue nggak nyangka lo beneran jatuhin diri ke jurang.”

“Mbak, cari orang yang tadi ya ?”

Briana seraya menoleh ke arah sumber suara. Tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya menghampirinya. Pria itu lalu mengantarnya ke sebuah rumah kecil bercat putih. Yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Pikiran Briana berkecamuk. Apakah mereka menemukan Nevan dalam keadaan selamat atau bahkan mati ? Sungguh, Briana sangat menyesal sekali.

“Itu temannya mbak tadi hampir saja jatuh ke jurang, untungnya bisa ditarik sama warga dan pengunjung. Kalo nggak, tinggal nama aja.”

Briana menelan salivanya. Mengusap wajahnya kasar, dan merutuki dirinya sendiri.

“Bodoh!” umpat Briana lirih.

Briana mengekori pria paruh baya itu masuk ke sebuah rumah kecil. Di dalamnya terdapat dua kamar, tanpa pintu. Tangannya menyibak tirai berwarna merah bermotif bunga yang menutupi kamar. Disanalah Nevan berada. Pakaiannya lusuh banyak noda coklat kentara di kemeja putihnya. Matanya masih tertutup rapat. Dia direbahkan di sebuah kasur kecil yang cukup hanya untuk satu orang.

Briana kemudian reflek menghambur. Mengelus surai hitam lelaki yang sangat ia benci namun di satu sisi dia juga sangat merindukannya. “Maaf,” bisiknya di sebelah telinga Nevan.

Nevanpun tersenyum dan menarik tangan Briana hingga tubuhnya ambruk di dada Nevan.

“Gue maafin,” balas Nevan sambil memeluk erat Briana di dalam dekapannya. Briana ingin meronta, namun ia tak mampu lagi.

Briana mendengar degup jantung Nevan yang berdetak tak beraturan. Dia lalu menarik sudut atas bibirnya hingga sedikit tercipta sebuah senyuman.

“Pulang, yuk,” ajak Nevan yang masih mengelus rambut cokelat Briana.

Briana bangkit dari dada Nevan, memposisikan duduk di tepi ranjang, tanpa berani menghadap ke cowok itu. Pipinya memerah panas, jantungnya berdegup kencang. Lengkap sudah.

“Ki-kita pulang, sudah hampir larut malem.”

Nevan tersenyum simpul. Dia lalu bangkit dan mensejajarkan duduknya di samping Briana. Kepalanya diposisikan menatap Briana. Namun, Briana malah melengos duluan.

Kedua tangan Briana meremas tepi ranjang dengan kencang. Matanya berkedip-kedip cepat. Lalu dengan cepat dia kabur keluar dari kamar itu. Nevan tertawa kecil, dan menyusul Briana keluar.

Di ruang tamu sederhana tersebut, nampak sepasang suami istri paruh baya yang sedang duduk. Nevan lalu mengucapkan terimakasih kepada mereka berdua. Tanpa bantuan mereka, nyawanya pasti sudah melayang.

Nevan dan Brianapun kini sudah dalam perjalanan pulang. Di dalam perjalanan, mereka berdua sibuk saling jadi batu. Alias membatu.

“L-lo nggak papa nyetir, tangan atau badan lo nggak sakit ?” tanya Briana. Namun, dengan wajah tetap menatap lurus ke arah jendela.

“Nggak papa. Kenapa lo balik tadi ?” timpal Nevan serius.

Tangan Briana meremas ujung kemeja yang dikenakannya. “I-itu soalnya dompet gue ketinggalan di mobil lo, ah itu makanya gue balik.” jawabnya gugup.

Nevan melirik Briana menggunakan ekor matanya. Tangan gadis itu tak berhenti meremas ujung bajunya. Seolah tahu, bahwa Briana gugup. Dia langsung menggapai tangan Briana dan menggenggamnya lembut. Tangannya basah, terasa dingin. Akibat gugup dan ac di mobil Nevan terlalu dingin.

“Gue tahu lo khawatir, nggak mungkin lo tinggalin gue begitu aja.”

“Um, ng-nggak gue nggak khawatir sama sekali kok, haha.”

Nevan tersenyum penuh kemenangan. Briana terlalu gengsi mengakui perasaannya sendiri. Dia lalu melihat reaksi Briana, tak ada penolakan ketika tangannya digenggam erat oleh Nevan.

...----------------...

“Sya, kamu harus makan, tante udah masakin makanan kesukaan kamu loh!”

Isyana hanya terdiam dibalik selimutnya. Rambutnya acak-acakan. Wajahnya bengkak, matanya sembab, sejak batalnya pernikahannya dengan Nevan, hidupnya kacau balau. Dia sampai ditegur oleh Sir Christian karena tak pernah hadir di kantor.

“Tante, Isyana nggak nafsu makan.”

Mira—manager sekaligus tante Isyana— mendengus sebal. Ingin sekali dia menampar Nevan atau sekedar memberinya sebuah pelajaran.

“Kamu jangan kayak gini, Sya. Tunjukkin kalo kamu itu bisa tanpa Nevan. Atau ntar tante yang atur ulang perjodohan kamu sama cowok lain,” ucap Mira.

Isyana menggeleng kuat. Dia itu tidak mau cowok lain selain Nevan. Dia sudah tergila-gila dengan Nevan sejak duduk di bangku Smp.

“Nggak! Isyana maunya sama Nevan!” isak Isyana di balik selimut tebalnya. Harapannya sudah membumbung tinggi. Namun, dengan mudahnya Nevan memutuskan untuk membatalkan pernikahannya. Saat itu hati Isyana langsung hancur berkeping-keping tak bersisa. Terlebih lagi, orang yang ada di hati Nevan adalah Briana. MUA favoritnya sendiri. Malah makin membuat Isyana menderita dan membenci Briana.

“Yaudah deh, tante nggak akan maksa.”

Mira akhirnya keluar dari kamar Isyana, dan langsung bergegas keluar dari rumah pergi membawa mobil.

Beberapa saat kemudian, Mira tiba di sebuah rumah mewah milik orang tua Nevan. Sudah lama dia menahan diri akibat ulah keluarga besar Xaquil.

“Apa Nyonya Xaquil ada ?” tanya Mira di pos penjagaan satpam.

“Ada, silahkan saya antar anda masuk.”

Tanpa basa-basi, Mira melangkah angkuh masuk ke dalam rumah berukuran mewah itu. Dia melepas kacamata hitamnya kemudian duduk anggun di sofa ruang tamu kediaman Xaquil.

“Wah, ada tamu tak diundang rupanya,” kata seseorang dari lantai dua.

Mira berdecak sebal, rivalnya—Vivian— sedang menatap sinis dari lantai dua. Ya benar, dari bangku sekolah sampai jenjang perguruan tinggi mereka tidak pernah akur. Memasuki jurusan yang sama, memperebutkan lelaki yang sama, sampai akhirnya Vivian lah pemenangnya. Membuat Mira semakin membenci Vivian semakin dalam.

“Ada apa nih, Mir ?”

Vivian menuruni tangga, lalu duduk di depan Mira.

“Aku tidak ada urusan denganmu, tapi aku ingin bicara dengan Nyonya Xaquil,” jawabnya ketus.

Vivian menaikkan alisnya satu, “Oh, sebentar lagi mama akan turun. Santai aja kali, Mir ngomongnya. Kan kita teman.”

Mira berdecih sambil membuang mukanya ke samping sejenak. Teman ? Sejak kapan Vivian itu menjadi temannya ?

Dari lantai atas, Mecca turun dan sejenak melihat Vivian dan Mira seperti sedang berperang dingin.

“Hai, Mira. Maaf menunggu lama,” Mecca lalu memeluk Mira.

“Tidak apa-apa, Tante.”

Mecca duduk di samping Vivian. Vivian masih menatap sinis ke arah Mira.

“Langsung saja, Tante. Saya ingin mengatakan kalau Isyana masih tidak terima dengan pemutusan sepihak dari Nevan. Saya berharap keluarga besar Xaquil bisa memikirkan pernikahan ini kembali,” tutur Mira mantab.

Vivian menutup mulutnya lalu tertawa cekikikan. “Mana mungkin Nevan mau, Mira ?” Vivian terkekeh.

Mira menatap tajam Vivian, berani sekali dia meremehkannya seperti itu. Sudah cukup baginya untuk selalu mengalah di hadapan Vivian. Kurang ajar, umpatnya.

“Vi!” sentak Mecca tak tahan lagi.

“Aku akan bicara lagi dengan Nevan. Mungkin itu hanya emosinya sesaat. Aku harap kalian berdua mengerti ya, Mira. Sampaikan salamku untuk Isyana,” timpal Mecca dengan jawaban menenangkan untuk Mira.

Mira tersenyum dan mengumpat dalam hati. Sampai Nevan menolak Isyana lagi, Mira tidak akan pernah mengampuni keluarga Xaquil.

1
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
judulnya kok gda kak?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!