TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
BAB 1-147
Keyna dibuat bingung dengan apa yang ia alami saat ini, dimana ia harus menikah dengan seorang lelaki yang baru saja ia temui. Keyna akui semua ini terjadi karena kecerobohannya, tapi ia tidak pernah berpikir akan dilamar secara tiba-tiba oleh lelaki tersebut.
Selama pernikahan tersebut, Keyna selalu di manja layaknya seorang putri, tapi ia tidak tau jika lelaki yang menjadi suaminya adalah seorang mafia yang kejam.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Keyna akan mencintai lelaki tersebut? dan Mengapa lelaki tersebut ingin menikah dengan Keyna yang baru saja ia temui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ragu
"Lupakan saja, anggap tadi kesalahan karena menyuruh Clara membawamu pergi," ucap Devan.
Keyna yang mendengarnya pun heran maksud dari sang suami, 'Dia bilang lupain, emang dasar ngeselin ya tuh orang,' ucap Keyna dalam hati.
"Kalau mau ngatain jangan dalam hati keluarin aja," ucap Devan, Keyna yang mendengarnya semakin terkejut.
"Kamu mau kemana?" tanya Keyna yang melihat Devan memakai setelan berwarna hitam.
"Bukan urusanmu," ucap Devan lalu keluar dari kamar.
"Sabar Keyna, kamu pasti kuat sama sikap suami kamu," ucap Keyna.
Keyna pun membersihkan dirinya, setelah itu ia keluar dan menuju meja makan karena Mama Vanka sudah ada disana.
"Ma, tadi Devan udah keluar duluan," ucap Keyna.
"Iya sayang, Mama tau kok yaudah sekarang kita makan berdua aja ya," ajak Mama Vanka.
"Papa dimana, Ma?" tanya Keyna.
"Kalau Papa itu pulangnya malem banget," ucap Mama Vanka dan diangguki Keyna.
***
Disisi lain, setelah Devan keluar dari kamar ia melihat Mama Vanka yang sedang menyiapkan makan malam, "Kamu mau ke markas, Dev?" tanya Mama Vanka.
"Iya, Ma," jawab Devan
"Kenapa malem banget sih, kan kasihan istri kamu?" tanya Mama Vanka.
"Ada hal penting yang harus Devan urus Ma," ucap Devan.
Mama Vanka pun menghela nafas panjang, ia pikir setelah menikah, Devan akan lebih memperhatikan istrinya daripada pekerjaannya, namun semua sama saja.
"Yaudah, tapi pulangnya jangan malam-malam loh ya," ucap Mama Vanka.
"Devan, usahain," ucap Devan lalu keluar rumah dan masuk kedalam mobil.
"Kita ke tempatnya Rangga," ucap Devan.
"Baik, Tuan," ucap Mike.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Devan pun sampai di tempat yang terlihat seperti restoran mewah bahkan tempat tersebut memiliki 4 tingkat, "Hai, bro gw mana keadaan lo?" tanya Rangga pemiliki dari tempat tersebut.
"Hem," jawab Devan.
"Yaudah kita masuk aja," ucap Rangga.
Tempat tersebut sangat luas dan mewah pada lantai pertama terdapat restoran Perancis, lantai kedua merupakan tempat keluarga ataupun tempat untuk rapat lalu lantai ketiga tempat karaoke dan lantai keempat terdapat sebuah club yang sangat mewah bahkan pengunjung yang ada disana hanya orang-orang kaya karena dari semua menu yang ada di tempat tersebut mulai dari lantai satu sampai empat di lantai empat lah yang paling mahal.
"Kenapa muka lo kusut banget kayak gimana gitu?" tanya Rangga.
"Gapapa," jawab Devan.
"Gapapa gimana, orang muka lo gak enak gitu, Van. Tapi, nih ya walaupun muka lo kayak gitu, lo tetep cakep sih buktinya dari tadi banyak banget cewek-cewek yang ngelirik lo, jadi lo gak usah khawatir," ucap Rangga dan hanya mendapatkan tatapan tajam dari Devan.
"Menurut gue setelah lo nikah nih ya aura lo jadi gimana gitu, oh iya btw gimana malam pertama lo, dianya jerit gak?" tanya Rangga dengan mengedipkan mata kirinya.
"Gak lah, orang gue belum apa-apain istri gue," ucap Devan dengan santai dan meminum The Winston Cocktail dimana minuman tersebut harganya mencapai 175 juta hanya untuk satu gelas.
"Sumpah! belum lo apa-apain, wah kalau gitu lo kasih ke gue aja istri lo biar gue yang apa-apain," ucap Rangga lalu Devan pun mengeluarkan sebuh pistol dari saku jasnya.
"Santai bro, gue cuma bercanda lagian lo sih masa cewek cantik kayak istri lo, belum pernah lo apa-apain," ucap Rangga dengan menurunkan pistol yang dipegang Devan.
"Tapi, lo udah pernah kissing kan sama dia?" tanya Rangga.
"Ya, kalau kissing pernahlah, tapi buat ngelakuin hal yang lebih berani gue masih agak ragu," ucap Devan.
"What! seorang Devan Radya Erland sang ketua mafia yang paling ditakuti para musuh-musuhnya ternyata ragu buat ngelakuin hal yang sewajarnya dilakukan pasangan suami istri, kenapa lo ragu? apa jangan-jangan junior lo gak normal?" tanya Rangga.
"Gue ragu bukan karena itu," ucap Devan.
"Terus karena apa?" tanya Rangga.
'Karena buat apa gue ngelakuin hal yang kayak gitu kalau endingnya gue juga bakal bunuh dia,' ucap Devan dalam hati.
"Karena apa Van, lo mah bikin gue penasaran aja?" tanya Rangga.
"Entahlah, biarin cuma gue yang tau," ucap Devan.
"Huh, dasar mafia," ucap Rangga.
"Kenapa kalo gue mafia? lo mau ngerasain yang pernah lo rasain 9 tahun yang lalu?" tanya Devan.
"Gak, Van. Gue cuma bercanda jangan ngelakuin itu lagi sumpah gue takut banget," mohon Rangga.
Devan mengenal Rangga sejak kecil karena mereka satu sekolah dan juga tempat tinggal mereka dulu dekat sebelum Rangga pindah.
Namun mereka sempat mengalami perselisihan yang akhirnya membawa Rangga masuk kedalam penjara bawah tanah di markasnya, hal ini bermula saat Rangga tidak sengaja memberi informasi kepada musuh mengenai keluarga Erland karena Rangga kenal lama dengan Devan.
Maka itu, ia tau banyak mengenai keluarga Erland, Rangga saat itu tidak tau jika yang bertanya mengenai keluarga Erland ialah musuh dari keluarga Erland dan karena itu perusahaan dari keluarga Erland sempat hancur, namun bisnis keluarga Erland bisa bertahan.
Devan sangat ingin membunuh Rangga kala itu, tapi Mama Vanka terus membujuk Devan untuk memaafkan Rangga karena menurut Mama Vanka, Rangga tidak bersalah.
Devan marah karena Mama Vanka yang membela Rangga, dan akhirnya Devan melepaskan Rangga dan masih membencinya hingga akhirnya Rangga terus meminta maaf karena ia baru tau kesalahan yang ia lakukan dan sampai sekaranglah persahabatan mereka.
Namun, meskipun begitu baik Devan ataupun Rangga masih memiliki cerita kelam dalam persahabatan mereka yang mereka tutupi dengan baik seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi.
"Eh, btw lo inget Megan gak?" tanya Rangga.
"Megan? siapa?" tanya Devan.
"Lo ya Van, beneran lupa siapa Megan?" tanya Rangga.
"Hem, emangnya dia siapa? sampai gue harus tau dia," tanya Devan.
"Ya, gimana ya, jadi Megan itu cewek yang suka ngejar lo waktu sekolah dulu loh," ucap Rangga.
"Oh, si hama itu," ucap Devan.
"Jahat banget kata-kata lo Van, hama, kayak gak ada kata lain aja, tapi emang cocok sih dia jadi hama," ucap Rangga.
"Lo mau tau gak sekarang dia itu kerjanya apa?" tanya Rangga dengan memanas-manasi Devan agar Devan lebih penasaran.
"Gak, gue gak pengen tau," ucap Devan.
"Oke karena gue sahabat yang paling baik buat lo Van, makanya gue bakal kasih tau. Jadi nih gue kan dua hari yang lalu ke tempatnya madam Lady dan disana gue ketemu sama si Megan dan yang bikin gue kaget ternyata dia itu kerja jadi wanita malam disana," ucap Rangga.
Devan sendiri meminum minumannya tanpa melihat ataupun melirik ke arah Rangga, "Lo berisik banget sih Ga, kan gue udah bilang gak pengen denger, mau dia mati atau sakit kek terserah pokoknya dia gak ganggu hidup gue lagi," ucap Devan.
"Astaga, Van, padahal gue cuma pengen ngasih tau doang," ucap Rangga.
Devan mengeluarkan ponselnya dan menelpon Mike, "Mike, kau pulang saja, hari ini saya tidak pulang," ucap Devan lalu memutuskan sambungan telepon tersebut.
"Kenapa lo gak pulang?" tanya Rangga.
"Males," ucap Devan.
"Terus lo mau kemana?" tanya Rangga.
"Gue ini punya uang, jadi terserah gue mau pergi ke mana aja," ucap Devan.
"Ck, cuma lo mafia sombong," ucap Rangga.
"Dan cuma gue mafia yang bisa buat lo hampir mati," ucap Devan.
"Udah jangan bahas yang itu lagi, gue jadi keinget," ucap Rangga.
"Lo gak mabuk kan, Van?" tanya Rangga yang melihat Devan menutup matanya.
"Emang lo pernah ngeliat gue mabuk Ga, gue ini orangnya gak pernah mabuk jadi lo gak usah khawatir," ucap Devan.
"Ya, siapa tau karena banyaknya beban pikiran lo, akhirnya lo mabuk," ucap Rangga.
"Gue gak akan mabuk," ucap Devan.
"Lo gak mau ngabarin istri lo dulu gitu kalau lo hari ini gak pulang, takutnya nanti istri lo khawatir sama lo, Van?" tanya Rangga.
"Gak usah, gue udah bilang kok kalo gue gak pulang hari ini," ucap Devan.
"Sebenarnya apa sih yang ngebuat lo mau nikah sama dia, padahal lo sendiri kayak gak suka sama istri lo?" tanya Rangga.
"Ada hal yang emang harus gue lakuin di dunia ini yaitu dengan nikahin dia," ucap Devan.
"Maksudnya?" tanya Rangga.
"Gue harap lo hilangin rasa penasaran lo tentang rumah tangga gue sebelum hidup lo kayak 9 tahun yang lalu," ucap Devan dengan dingin yang membuat atmosfer udara semakin tipis.
"Sorry deh gue gak berani kalau kayak gitu," ucap Rangga.
"Van, istri lo nelpon," ucap Rangga yang melihat ponsel Devan berdering dan menampilkan nama istrinya.
Rangga sendiri tau Keyna karena saat pernikahan Devan dan Keyna, Rangga hadir sebagai tamu undangan, jadi karena itu Rangga tau nama istri Devan.
.
.
.
Tbc.