NovelToon NovelToon
Cinta Sang CEO Dingin

Cinta Sang CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / CEO / Bullying di Tempat Kerja / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di kota megah Aurelia City, cinta dan kebencian berjalan beriringan di balik kaca gedung tinggi dan cahaya malam yang tak pernah padam.

Lina Anastasya, gadis sederhana yang keras kepala dan penuh tekad, hanya ingin bertahan hidup di dunia kerja yang kejam. Namun, takdir mempertemukannya dengan pria paling ditakuti di dunia bisnis Ethan Arsenio, CEO muda yang dingin, perfeksionis, dan berhati beku.

Pertemuan mereka dimulai dengan kesalahpahaman konyol, berlanjut dengan kontrak kerja yang nyaris seperti hukuman. Tapi di balik tatapan tajam Ethan, tersembunyi luka masa lalu yang dalam… luka yang secara tak terduga berhubungan dengan masa lalu keluarga Lina sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 19

Setelah insiden bunga, tembok es di sekeliling Ethan Arsenio kembali menebal, lebih dingin dan lebih rapat dari sebelumnya.

Pujian? Lelucon kaku? Tawa yang tertahan? Semua itu lenyap seolah tidak pernah terjadi.

Ethan kembali menjadi mesin. Email-emailnya menjadi lebih singkat. Perintahnya lebih tajam. Dia tidak lagi memanggil Lina ke mejanya semua komunikasi dilakukan melalui email atau panggilan telepon singkat. Dia membangun kembali jarak di antara mereka, satu perintah dingin pada satu waktu.

Bagi Lina, itu adalah kelegaan yang aneh. Keakraban sekecil apa pun dengan pria itu terasa berbahaya, seperti menjinakkan seekor harimau. Dingin itu aman. Dingin itu profesional.

Pukul 12.30, Lina mengambil belenggu emasnya kartu kredit hitam itu dan pergi ke Kafetaria Eksekutif di Lantai 48. Ini adalah rutinitas barunya. Dia mengambil salad sederhana dan sup, duduk di sudut terjauh, dan makan secepat mungkin.

Kafetaria itu sepi, hanya ada beberapa eksekutif senior yang sedang berdiskusi pelan. Lina berusaha keras untuk tidak terlihat, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengarkan. Telinganya sudah terlatih untuk menyaring informasi.

Dua manajer dari divisi keuangan sedang duduk di meja sebelah, suara mereka berbisik pelan namun tegang.

"...tidak mungkin. Grup Devina tidak mungkin mendapatkan pendanaan sebesar itu," kata satu suara. "Aku melihat drafnya, Bram. Mereka mendapat suntikan dana baru. Kabarnya dari investor asing. Mereka akan mengakuisisi 'Pantai Emas'..." "Proyek real estate Pantai Emas? Tapi... itu kan target kita!" "Bukan lagi. Mereka bergerak lebih cepat. Mereka akan mengumumkannya minggu depan..."

Jantung Lina berdebar pelan. Proyek Pantai Emas. Dia ingat nama itu. Ethan telah memintanya mengumpulkan riset awal tentang itu tiga hari lalu. Itu adalah proyek resor mewah yang sangat strategis.

Jika Grup Devina merebutnya... itu akan menjadi pukulan telak bagi Arsenio Group.

Lina selesai makan dalam dua menit. Dia bergegas kembali ke lantai 50.

Ethan sedang tidak ada di mejanya mungkin sedang di ruang rapat pribadinya. Lina ragu-ragu. Haruskah dia mengirim email? Informasi ini sensitif, dan didapat dari gosip.

Dia memutuskan untuk mengambil risiko. Ini adalah loyalitas. Ini adalah bagian dari pekerjaannya.

Dia mengetik email singkat dan lugas.

Dari: Lina Anastasya Subjek: Info Intelijen Mendesak - Proyek Pantai Emas

Isi: Tuan Arsenio,

Saya tidak sengaja mendengar percakapan di Kafetaria Eksekutif. Dua manajer keuangan (Bram & rekannya) mendiskusikan bahwa Grup Devina akan segera mengakuisisi Proyek Pantai Emas, didukung oleh investor asing baru.

Pengumuman kabarnya minggu depan.

Saya tahu ini adalah target kita. Saya pikir Anda harus tahu sesegera mungkin.

Dia menekan 'Kirim' dan mencoba kembali bekerja, tapi tangannya sedikit gemetar.

Lima menit kemudian, pintu ruang rapat pribadi Ethan terbuka. Pria itu berjalan keluar, langkahnya cepat dan agresif. Dia tidak pergi ke mejanya. Dia berjalan lurus... ke meja Lina.

Lina langsung berdiri, jantungnya berdebar kencang.

Ethan berhenti di depan mejanya, menatapnya dengan tatapan yang belum pernah Lina lihat sebelumnya. Bukan dingin. Bukan marah. Itu adalah tatapan tajam yang penuh perhitungan. Penuh... kecurigaan.

"Siapa," katanya, suaranya pelan dan mematikan, "yang memberimu info ini?"

"Tuan? Seperti yang saya tulis di email. Saya tidak sengaja mendengar di kafetaria"

"Nama," potong Ethan. "Siapa nama manajer itu? 'Bram' siapa? Dan siapa rekannya?"

"Saya... saya tidak tahu nama lengkap mereka, Tuan. Saya hanya mengenali mereka dari divisi keuangan."

Mata Ethan menyipit. "Kau 'tidak sengaja mendengar'. Di kafetaria."

"Ya, Tuan."

Dia menatap Lina lama, begitu intens hingga Lina merasa kulitnya terbakar.

"Kau ingin aku percaya," kata Ethan pelan, "bahwa dua eksekutif keuangan senior dengan bodohnya membocorkan rahasia akuisisi terbesar kuartal ini... di tempat umum... tepat di sebelah meja di mana kau... kebetulan... sedang duduk?"

Kecurigaan dalam suaranya begitu kental, seperti racun.

Lina tersentak. "Saya tidak... saya hanya melaporkan apa yang saya dengar, Tuan. Saya pikir Anda ingin "

"Apa yang kau inginkan, Nona Anastasya?" tanya Ethan, suaranya berbahaya. "Pujian? Bonus? Atau kau sedang mengirim pesan?"

"Me-mengirim pesan?" Lina bingung.

"Pesan dari atasanmu yang sebenarnya," desis Ethan. "Memberiku info yang setengah benar untuk membuatku lengah. Apakah itu rencananya?"

Wajah Lina memucat. "A-atasan saya? Tuan, Anda atasan saya!"

Ethan tertawa. Tawa dingin tanpa humor yang membuat bulu kuduk Lina berdiri.

"Kembali bekerja," perintahnya tiba-tiba, suaranya kembali datar. Dia berbalik dan berjalan kembali ke mejanya, meninggalkan Lina yang gemetar karena syok.

Lina duduk, tangannya gemetar hebat. Dia baru saja dituduh... menjadi mata-mata.

Dia pikir dia telah membuktikan loyalitasnya. Gala. Arsip. Analisis Grup Devina. Tapi satu laporan intelijen, dan semua kepercayaan itu hancur. Dia kembali ke titik nol.

Di seberang ruangan, Ethan duduk di singgasananya. Tapi dia tidak bekerja. Dia membuka satu file di komputernya. File yang terenkripsi.

Dia membuka folder berlabel: "L. ANASTASYA - PENILAIAN AWAL."

Di dalamnya ada laporan investigasi swasta yang dia pesan saat Lina pertama kali melamar. Laporan itu menunjukkan riwayat kerja Lina, nilainya... dan foto seorang pria paruh baya yang tersenyum.

Nama Ayah: Hermawan Anastasya. Status: Almarhum. Koneksi: Mantan Mitra Bisnis... dan musuh bebuyutan keluarga Arsenio.

Ethan menatap foto Hermawan, lalu dia menatap Lina yang sedang pura-pura bekerja di seberang ruangan.

Dia mempekerjakannya karena dia yakin Lina adalah mata-mata yang dikirim oleh sisa-sisa sekutu ayahnya untuk membalas dendam. Tapi perilakunya kompeten, loyal, efisien tidak sesuai.

Bunga dari Tuan Budiman kemarin... laporan intelijen hari ini...

Mungkin dia bukan mata-mata yang kikuk. Mungkin dia mata-mata yang sangat cerdas.

Kecurigaan dan rasa penasarannya kini berperang. Dan Ethan Arsenio bertekad untuk mencari tahu kebenarannya.

1
Putra
ljutttttttttttt
Putra
mntppp
Alex Hutagalung
tak bakalan dibolehin Ethan mengundurkan diri, karna Ethan sendiri udah mulai suka Ama Lina 🤭
Alex Hutagalung
semangat thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Dedi
lnjut thor
Dedi
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sheryn
😍😍
Sheryn
seru ni
Sheryn
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Fitriani
lanjutkan
Indah Ratna
yah baru tahu rasa Lina recent🤣
Indah Ratna
😍😍😍
Indah Ratna
🤣🤣😍
Indah Ratna
good thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
gantung lanjutan thor
Ardi
good
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
😍😍😍
Putra
lanjut thor
Putra
mantappp
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Putra
gasdd pol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!