popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali ke masa lalu
"buk, mas Pras tadi nitip uang buat ibuk"
"uang buat apa?"
"buat acara pernikahan popy dan mas Pras buk" ucap popy sambil menyodorkan segepok uang 100ribuan itu
sebelum pulang, popy dan Pras mampir ke ATM dekan rmhnya, kasian bu mala kalau harus ke ATM dulu untuk belanja keperluan untuk hari penting itu
"banyak sekali ini pop"
"popy hanya menyampaikan pesan dari mas Pras saja bu"
"lebihnya nanti dikembalikan saja ya pop, acaranya pun sederhana kan, jadi uang ini pasti sisanya banyak"
"iya buk... ibuk sudah mau tidur?"
"belum sih, nunggu bunga kok belum pulang dari tadi"
"popy mau tanya sesuatu buk, tapi kalau ibuk keberatan ibuk tidak apa buk"
"tanya apa dulu ini"
"tentang mama popy buk"
"duduk sini" ucap bu mala
"kalau ibuk keberatan jangan di jelaskan buk, mungkin suatu saat nanti"
"sudah waktunya kamu tau cerita yang sebenarnya pop"
"ibuk tidak terlalu kenal dengan iren, mamamu namanya iren. dia cantik, pintar... ya seperti kamu ini, cantik dan pintar" bu mala mulai menceritakan iren, dan popy mendengarkan dengan serius
"selain pintar, iren juga menjadi asisten dosen, hampir semua pemuda di kampus itu menggoda iren, termasuk mantan pacar ibuk, namanya septian. waktu itu ibuk dan septian berencana menikah setelah lulus kuliah, tapi septian selingkuh dengan mamamu. ibuk marah waktu itu, ibuk memutuskan septian, dan menikah dengan om Pras. setelah sekian tahun ibuk menikah dengan om Pras, ibuk tak pernah mendengar lagi kabar septian, ibu pikir mereka sudah menikah, sampai akhirnya om broto menawarkan merawat bayi yang ditinggalkan oleh ayahnya, maaf ya Pop, lebih tepatnya hamil di luar nikah. kata om broto waktu itu kamu akan di serahkan ke panti asuhan, septian masih keponakan om broto. sebagai bentuk tangung jawab keluarga kepada iren, almarhum om broto berniat mengasuh sendiri anaknya iren ini, yaitu kamu pop, tapi beda pemahaman dengan istri almarhum om broto, istri om broto minta cerai kalau om broto nekad mengasuh kamu, akhirnya iren di ungsikan ke kampung lain, sampai kamu lahir. ibuk dan om aji lama tak di karunia anak, lalu om broto menawari untuk mengasuh kamu sebagai pancingan siapa tau setelah kami mengasuh kamu, ibuk bisa cepat hamil. waktu itu ibuk ketemu iren, memang sudah mendekati waktu melahirkan, harus ada yang menjaganya siapa tau tiba2 kontraksi dan melahirkan, ibuk ketemu iren waktu itu, dengan kondisi berbeda, dulu mamamu itu ceria, tapi waktu ibuk ketemu beda, lusuh tak merawat dirinya, iren sempat meminta maaf ke ibuk. lalu kamu lahir, dan iren menyerah kamu ke ibuk. ya sampai saat ini"
"waktu aku masih kecil atau masih bayi, pernahkan mamaku menjenguk aku buk"
"pernah sekali, ya... sekali yang ibuk ingat, sebelum iren berpamitan mau keluar Jawa, katanya kerja di Kalimantan. setelah itu iren tak pernah menjenguk kamu lagi"
"trus dengan papa iren bagaimana?"
"septian, ibuk tak pernah mendengar kabarnya, ibuk juga tidak tau dia tau kamu di rawat ibuk atau tidak, km broto tidak pernah cerita tentang septian"
"rumah mama iren dan papa septian dimana buk"
"kamu mau mencari mereka pop?"
"apa boleh poppy mencari orang tua popy buk?"
"boleh nak, sudah waktunya kamu bertemu dengan orang tuamu, tapi kamu ndak akan meninggalkan ibuk dan om kan?"
"ndak buk, ibuk dan om adalah orang tua popy, yang membesarkan popy, sampai kapan pun aku tak akan meninggalkan keluarga ini"
Bu mala memberi tahu alamat rumah septian, tapi dia tidak tau alamat rumah iren.
"carilah orang tuamu pop, ibuk do'akan kamu bertemu dengan mereka" ucap bu mala
"InsyaAllah popy mencari mereka buk"
"pesan ibuk, jangan membenci orang tuamu ya pop, pahami keadaan mereka saat itu, marah boleh tapi jangan membenci ya" pesan mala
"InsyaAllah buk, mumpung masih ada waktu liburan"
"ajak Pras ya, kamu jangan berangkat sendiri, karena rumah septian lumayan jauh ke pelosok"
"iya buk"
"bagaimana jalan2mu tadi dengan Pras? lancar?"
"alhamdulillah buk, sini deh buk. popy mau nunjukin sesuatu ke ibuk" popy menarik tangan bu mala masuk ke dalam kamarnya, dan menunjukkan baju2 yang Pras belikan baut dia
"ini mas Pras yang pilih buk, popy tolak tapi ndak boleh" popy membuka satu persatu baju itu
"dan ini mas Pras belikan untuk bunga"
"bunga juga dibelikan? baik sekali Pras ya pop"
"iya buk... nah ini yang paling penting buk" popy membuka papper bag warna hitam yang terlihat elegan itu
"ini baju kebaya untuk pernikahan popy buk"
"bagus sekali... pasti mahal"
"mahal buk, semua mas Pras yang maksa buk, popy ndak mau semua ini, popy hanya ingin pernikahan yang sederhana, karena belum menikah sah"
"itu sudah rejekimu pop, alhamdulillah kamu dan bunga mendapatkan calon suami yang mapan dan bertanggung jawab semua"
"om kok belum pulang buk?"
"diajak kunker ke cabang dengan pak hendro"
"apakah tidak ada masalah jika om dan pak hendro satu pekerjaan buk"
"semoga baik2 saja ya pop"
"assalamu'alaikum" bunga baru pulang
"Walaikumsalam" jawab popy dan mala bersamaan
"dari mana saja kamu bung"
"mas anton tadi ngajak bung nyicil buat seserahan buk"
"kok nyari sekarang, kan masih lama"
"mas anton ngotot buk, ya sudah aku ngikuti aja"
"ini bung, dari mas Pras" ucap popy sambil menyodorkan kantong berisi satu stel baju untuk bunga
"apa ini pop?"
"buka saja, itu mas Pras yang belikan"
"waahhh.. terimakasih ya pop"
"besok kalau Pras ke rumah bilang terimakasih bung" perintah bu mala
"siap ibuku sayang... papa mana buk? kok ndak kelihatan?"
"papamu lembur dengan pak hendro"
"dengan besan ya? "
"ya seperti itulah, sudah mandi sana, bauk aspal"
"tapi masih tetap cantik kan ma? "
rayu bunga