NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Utuh

Cinta Yang Tak Utuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Cerai / Keluarga
Popularitas:825.2k
Nilai: 5
Nama Author: Freya Alana

Kehidupan perkawinan Thoriq Aditya dan Qiara Anjani terusik karena kehadiran Hanna Adinda.

Akankah Qiara sanggup bertahan?
Apakah Thoriq tetap menjadikan Qiara cinta sejatinya?
Sanggupkah Hanna merebut cinta Thoriq?

Kehadiran orang ketiga telah merusak cinta dan asa.

Asa yang terurai dan cinta yang tak lagi utuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Freya Alana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Jin

Keesokan hari ketika Qiara memasuki kantor, semua karyawan berdiri dan bertepuk tangan.

Qiara keheranan. Mario dan Julia maju membawa kue tart.

“Hari ini buka ulang tahunku.”

“We know, silly. Congrats! Kamu masih hidup setelah terlambat 15 menit 13 detik dari pertemuan dengan Dokter Devan. Dan kedua, dia sudah menandatangani kontrak kerja sama dengan kamu sebagai designernya.”

“What? Ini proyeknya Leslie, kan?” Qiara tidak enak karena disangka merebut klien rekannya.

“Take it! Take it! Aku nggak keberatan,” Leslie memeluk Qiara erat-erat seakan lepas beban yang menghimpitnya.

“Dia ingin bertemu kamu. Jangan telat, kamu sudah janji tidak akan telat.”

“Jam berapa?”

“Satu jam dari sekarang.”

“Innalillaahi, dari sini ke sana aja sembilan puluh menit itu udah kecepatan maksimum yang diperbolehkan.”

“Good luck, honey, berangkat sekarang sana.” Julia mengelus punggung Qiara.

Sudah dapat diduga, Qiara terlambat. Ted sudah berjuang mati-matian dengan mengambil jalan pintas, namun jarak tempuh dan aturan kecepatan maksimum tidak memungkinkan mereka tiba di mansion kurang dari sembilan puluh menit. Berkat Ted mereka tiba dalam waktu tujuh puluh lima menit.

Devan sudah menunggu di luar.

“Ini orang apa nggak ada kerjaan, ya?” Batin Qiara lagi. Ia merapikan pakaian dan kerudungnya lalu keluar dari mobil.

“Good morning …”

“Pulang kamu! Kemarin kamu bilang tidak akan telat. Kamu telat dua puluh dua menit.”

Qiara menatap mata Devan sementara Jack di belakangnya memberi kode supaya Qiara menundukkan kepala.

“Baik, saya minta maaf kalau ternyata masih telat. Ternyata ada orang bodoh yang tidak sadar jarak pusat kota dan tempat ini sangat jauh.”

Tanpa berkata apapun Qiara berbalik arah menuju mobil. Ternyata Dokter Devan memang sebrengsek itu.

“Qiara Anjani!”

Qiara berhenti melangkah begitu mendengar nama lengkapnya dipanggil. Biasanya hanya Thoriq atau petugas absen di kelasnya yang memanggilnya demikian. Wanita itu berbalik netranya menatap Devan.

“Yes?”

“Masuk dan kerjakan tugasmu. Jangan kecewakan aku lagi dengan bualanmu sebagai interior designer handal.”

“Ah, alhamdulillah. Bokongku masih pegal karena duduk terus.” Dengan langkah ringan Qiara berjalan ke arah mansion meninggalkan Devan yang hampir melemparnya dengan pot bunga kalau tidak ditahan oleh Jack.

Qiara diarahkan ke ruang makan yang berada di sisi kiri mansion menghadap ke danau. Qiara menyempatkan diri untuk melihat berkeliling diikuti pandangan jengkel Devan yang memang tidak sabaran.

“Aku bisa membuatkan house-tour untukmu.”

“Thanks, tapi memang aku harus mengakui panorama dari rumahmu ini memang luar biasa.” Qiara membuat kode oke dengan ujung jari telunjuk dan ujung ibu jarinya. Senyumnya mengembang, binar matanya menyiratkan kekaguman pada maha karya Sang Maha Pencipta.

Devan hendak menjawab dengan kalimat sinis namun justru pria itu termangu menatap wajah Qiara yang berseri. Perasaan hangat masuk ke dalam kalbu yang telah lama dingin. Perasaan hangat saat dulu Stella masih bersamanya.

“Stop! Aku berubah pikiran. Pulanglah. Aku akan membatalkan kerja sama kita dan tetap membayar semua biaya yang sudah disepakati.”

Qiara termangu, tiba-tiba gelombang emosi menerobos akalnya. Sebelum sempat berpikir dua kali wanita itu berkata, “Sebegitu mudahkan Anda membuat keputusan, Tuan Dokter Devan yang terhormat. Sedetik Anda mengusir saya, sedetik Anda meminta saya bekerja lagi, detik kemudian Anda berubah pikiran dan membatalkan seluruh kontrak?”

“Nona, Nona Qiara, mari saya antarkan keluar,” ucap Jack sambil mengarahkan tangannya ke pintu.

“Sebentar, Tuan Jack. Saya tidak peduli Anda adalah orang paling malang di dunia. Duduk di atas kursi roda elektrik, di sebuah mansion yang harganya setara dengan biaya hidup seratus anak yatim. Semua orang punya permasalahan. Jangan mempermainkan hidup orang lain hanya karena Anda kasihan pada diri Anda sendiri.”

Qiara menatap Devan dengan pandangan marah.

“Tidak usah menunjukkan jalan keluar. Saya sudah hafal luar kepala semua ruangan dan pintu keluar di mansion ini.”

Qiara melangkah dengan marah. Satu hal yang sia-sia adalah membuang waktu untuk manusia labil seperti Devan.

***

Sesampainya di kantor, Qiara menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.

“What a waste of time,” sungutnya sambil membongkar barang-barangnya untuk mulai bekerja.

Wanita itu tidak bisa memusatkan pikiran. Berulang kali menghela napas untuk meredakan emosi.

“Qiara, could you come here please,” panggil Mario dari ruangannya.

Segera Qiara beranjak menuju ruangan atasannya. Matanya terbelalak melihat sosok tinggi tampan yang duduk di kursi roda berada di sana.

“Well, well, well … kita ketemu lagi Nona Qiara Anjani.”

Qiara pasrah melihat wajah Mario dan Julia yang terlihat muram.

“Duduklah,” titah Mario.

“Qiara, Dokter Devan menceritakan kejadian tadi pagi. Kami sudah bicara mengenai konsekuensi terhadap kontrak,” jelas Julia perlahan.

Mario menambahkan, “Intinya, kontrak berlanjut dengan satu syarat mutlak. Kamu menjadi konsultan eksklusif untuk proyek ini. Artinya kamu hanya khusus mengerjakan proyek ini dengan kompensasi 200% untuk jam kerjamu. Sebagai tambahan, Dokter Devan menghendaki selama proyek kamu tinggal di mansion-nya.”

Qiara menatap Mario dan Julia bergantian.

“Kalian bercanda kan? Saya tidak ada ikatan apa-apa untuk tinggal bersama dokter itu.”

Dokter Devan berdehem. “Dokter itu akan menyediakan sebuah paviliun terpisah dari mansion utama. Kecuali kamu mau memiliki ikatan khusus denganku, baru bisa tinggal di mansion utama.” Sekilas pria itu tersenyum.

“Dengar ya, Dokter Devan. Saya tidak hidup untuk menanti proyek dari Anda. Beberapa proyek yang saya kerjakan sedang berjalan dan mereka juga punya kepentingan yang sama. Saya tidak bisa meninggalkan mereka untuk memenuhi permintaan Anda dan juga jangan berpikir untuk membayar ganti rugi pada mereka. Jika Anda kelebihan uang, lebih baik Anda donasikan.”

Devan menatap netra wanita yang masih ingin bicara panjang kali lebar.

“Saya merasa terhormat jika Anda mau bekerja sama. Tapi tolonglah untuk mengikuti pola kerja yang sudah ada. Saya akan ke tempat Anda dengan jadwal-jadwal yang sudah disepakati sebelumnya. Dan karena saya bukan jin yang bisa terbang ke sana kemari, tolong beri saya waktu untuk ke tempat Anda dengan transportasi normal.”

Mario dan Julia bersitatap. Mario memilih diam, tidak ada gunanya memotong pembicaraan wanita hamil. Dia sudah belajar banyak dari Julia, istrinya yang sudah hamil tujuh bulan. Sementara Julia, dia mendukung Qiara seribu persen. Harus ada orang yang berani menghadapi dokter rempong ini.

Setelah Qiara selesai, Devan tidak berkata apa-apa. Ia menggerakkan kursi rodanya menuju pintu seraya berkata, “Pertemuan berikutnya lusa pukul sembilan pagi. Be on time. Dan saya tidak mau membayar tagihan pertemuan hari ini.”

Mario, Julia, dan Qiara menatap punggung kursi roda yang meluncur menjauh.

“Qiara! Astaga, kamu hebat banget, sih? You rock, girl!” Julia menepuk bahu Qiara yang masih naik turun karena emosi.

“Kok dia bisa cepet banget sampe sini, Juls?”

“Naik helikopter, tuh suaranya,” sahut Mario begitu mendengar helikopter terbang rendah dekat kantor mereka.

***

Petang hari, turun di halte bis dekat apartemennya, Qiara berjalan pulang ke ketika mendengar namanya dipanggil.

“Qiara, come in!“ Stephanie rupanya melihat Qiara di dalam bis melintas di depan kafe Jeremy.

Enggan menolak, Qiara berjalan menuju kafe bercat biru muda. Hari ini sungguh melelahkan lahir batin.

“Hi dear, how’s your day?”

“Good but exhausted,” jawabnya.

“Aww poor you. Jeremy, bisa kah kamu mengambilkan teh dan sepotong brownies untuk Qiara?”

Jeremy menyapa Qiara lalu mengambilkan teh dan brownies buatannya.

“Mau tambah es krim?”

“Boleh, thanks!”

Qiara memilih duduk di counter. Kaki dan pinggangnya serasa mau putus.

“Capek?”

“Lumayan,” jawab Qiara sambil menggerakkan jari-jari kakinya.

“Makanlah, nanti akan aku bungkuskan Osso Buco. Khusus untukmu, aku memasak tanpa anggur putih. Aku yang traktir.”

Osso Buco adalah masakan khas Italia dimana daging sapi direbus dengan aneka rempah dan anggur putih hingga empuk. Jeremy ingin Qiara menyicip hidangan spesial namun ditolak dengan halus karena dimasak dengan menggunakan anggur. Sejak itu Jeremy bereksperimen untuk memasak hidangan itu tanpa anggur putih.

Qiara mengangguk penuh semangat, perutnya memang gampang lapar semenjak hamil.

“Wow, Jer, browniesnya enak banget. Pas banget sama teh peppermint.”

Jeremy tersenyum senang. Sambil melayani pelanggan, diam-diam ia memperhatikan Qiara yang asik menyantap brownies. Duduk di atas kursi counter dengan tubuh mungil, tak seorang pun mengira wanita itu berusia dua puluh enam tahun dan sedang berbadan dua.

Stephanie duduk di samping Qiara.

“How are you doing, dear?”

“Aku … aku masih sedih, tapi in syaa Allah akan berusaha tegar buat bayiku.”

Stephanie mengelus perut Qiara. Mel dan Mark menceritakan jalannya detail. Hati mereka pilu melihat bagaimana mantan suaminya menampar Qiara dan mendorongnya. Tanpa belas kasih meninggalkannya terkapar kesakitan.

Mereka juga terharu melihat betapa Qiara dan Thoriq sesungguhnya masih saling mencintai. Mereka melihat betapa tegar Qiara menjalani hari-hari, tanpa mengeluh.

“Kami akan selalu membantu kamu, dear.” Stephanie mengelus rambut Qiara yang tertutup kerudung. Ia tak habis pikir bagaimana Thoriq tega menduakan dan menyakiti wanita seperti Qiara. Tapi begitulah hidup, memberikan kejutan tak disangka.

Seseorang memanggil Stephanie. Qiara tersenyum pada wanita baik hati yang selalu perhatian padanya.

“Kamu tahu? Ibuku lebih menyayangimu. Aku dan Geoff tidak pernah diperhatikan seperti itu.” Tiba-tiba pria bermata biru sudah berdiri di hadapan Qiara sambil menyerahkan bungkusan besar.

“Nggak ada yang bisa menandingin kasih ibu ke anaknya. Jangan bodoh, Jer,” balas Qiara tergelak.

Jeremy juga tertawa, lalu pria itu membalas, “ Aku rela kok ibuku menyayangimu.“ Qiara mengambil bungkusan yang diberikan Jeremy sambil membereskan barang-barangnya, tanpa sadar sepasang mata menatap lembut.

“Haha, kamu sudah terlalu tua untuk merasa iri pada hal seperti itu, Jer. Here you go, for tea and brownies.”

Qiara menyodorkan beberapa lembar uang kertas.

“Thanks, aku juga membawakanmu brownies, gratis, aku yang traktir.”

“Wah thank you. Ya sudah aku pulang ya. Besok pagi sisakan aku choco croissant ya. Mau aku bawa ke kantor,” ucap Qiara sambil berjalan keluar kafe.

“Aku akan membuatkan kamu yang lebih spesial dari itu, Qia,” gumam Jeremy, dari sudut matanya memperhatikan Qiara yang sudah berjalan di luar kafenya.

“Jangan dekati dia kalau kamu cuma mau main-main. Kamu akan berurusan dengan Mommy, Mel, dan Uncle Mark,” desis Stephanie yang sudah berdiri di samping Jeremy.

“Nggak lah … siapa juga yang mau deketin,” ujar Jeremy sambil berlalu menjauhi ibunya.

***

Malam hari, Qiara sudah memakai piyama. Perutnya kenyang melahap habis Osso Buco buatan Jeremy yang memang lezat.

Dia mengambil sesuatu dari laci nakas. Sebuah kotak berisi jam tangan. Di belakangnya terukir tulisan: Qiara loves Thoriq forever.

Didekapnya erat jam tangan yang seharusnya menjadi kado di hari ulang tahun Thoriq.

“Happy belated birthday, Mas …”

***

1
pipi gemoy
betul Umar Radhiyallahu Anhu
Sri Darmayanti
Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan manusia yg diuji

keep strong Qiara

ujian Hanna Stella.. work..... sabarrrrrQi
pipi gemoy
🌹🙏
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
pipi gemoy
👍👍👍👍👍🌹🙏
vote Thor ✌️
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂👻
Sri Darmayanti
merebut laki orang .
pipi gemoy
good karakter Devan🌹👍
Jolanda Lengkey
bissmillah..mbak qiara yg kuat ya/Drool/
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂
Sri Darmayanti
lanjut thor



mewek akyu
Sri Darmayanti
semangat qiara


dukung istri 1 ..... mantan
Sri Darmayanti
cowok.... biasa

Qia kenapa jg pake spiral.......
pipi gemoy
vote lagi Thor ✌️
jodohnya kala nih
Sri Darmayanti
kok sebel ya... thoriq jg rakus.... dadar cowok
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂
pipi gemoy
nah ketemu Hanna yg sudah tobat
pipi gemoy
Liam jujur bener😆
pipi gemoy
betul sekali👍
Sri Darmayanti
udah gede Hanna..... ngapain dititipin.... wkkkk
Sri Darmayanti
pergi Qia.... tinggalin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!