Memang semua sudahlah takdir sang ilahi.
Azmia atau biasa di panggil Mia tanpa ada aba-aba tiba-tiba dia harus menggantikan pernikahan Kakaknya dengan terpaksa dia harus menjadi peran pengganti Kakaknya.
Akankah Azmia bahagia dengan pernikahannya dan bisa menjalankan perannya sebagai peran pengganti Kakaknya.
Jangan lupa untuk membaca kisah Azmia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon surya mafaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24 Keputusan Bunda
Hari ini Bunda sengaja menyuruh Alby untuk tidak berangkat ke kantor, sedangkan Azmia memang lagi nggak ada jadwal kelas.
Bunda Sofi mengumpulkan anak dan menantunya di ruang keluarga. Bunda duduk di tengah-tengah antara Azmia dan Alby.
"Al, kali ini Bunda menyerah. Bunda sudah tidak tahu lagi harus seperti apa supaya kamu mengerti dan mendengarkan Bunda. Satu Bulan Bunda memberikan kesempatan pada kamu, tapi ternyata kamu sia-siakan, kamu masih saja berhubungan dengan Elvina. Kali ini keputusan Bunda sudah bulat, Bunda akan memisahkan kalian Bunda ingin Azmia bebas dan mencari kebahagiaannya." Bunda memegang tangan Alby.
"Alby, tidak ingin berpisah dengan Azmia, Bun." Alby memohon pada Bundanya.
"Kamu jangan egois, Al. Biarkan Azmia bahagia. Kamu juga bebas bersama Elvina," ucap Bunda Sofi.
"Bun, beri kesempatan Alby lagi." Kini Alby sudah duduk bersimpuh di depan Bunda Sofi memegangi kedua tangan Bundanya. Azmia yang melihat itu seakan tak percaya betapa berbakti nya Alby terhadap Bunda.
Azmia sebenarnya tidak tega melihat Alby seperti itu, tapi semua ini demi masa depan dirinya dan juga Alby. Azmia hanya melihat tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Mia, tolong jangan pergi cukup waktu itu saja kamu mengabaikan ku. Aku tidak bisa jauh dari kamu, Mia." Kini Alby berpindah menatap kearah Azmia.
"Maafkan Mia, Mas. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kita. Maafkan Mia jika selama ini belum bisa jadi istri yang baik seperti yang Mas Alby harapkan. Mia, bahagia bisa mengenal Mas Alby, jika memang Allah ridho dengan hubungan kita pasti akan di persatuan kembali. Terima kasih untuk semuanya, Mas," ucap Azmia.
Alby semakin di buat gelisah karena kali ini sudah tidak ada toleransi lagi baginya.
"Bun, bujuk Azmia Bun supaya maafin Alby," ucap Alby.
"Maafkan Bunda, Al. Kali ini Bunda tidak bisa membantu mu. Kamu tahu Al, bagaimana perasaan Azmia saat dia harus menggantikan posisi Rania, tapi dengan keikhlasan hati dia rela menjadi peran pengganti Kakaknya untuk memainkan sebagi peran itu sulit harusnya kamu memberikan waktu untuk dia, selalu berada di sampingnya, memberikan kasih sayang, mengayomi nya, bukan malah kamu bersenang-senang dengan mantan kekasih mu. Bunda tahu kalian tidur terpisah, Bunda tidak mempermasalahkan itu karena Bunda tau Azmia butuh waktu untuk menjalani semua ini.
Coba kamu bayangkan jika kamu berada di posisi Azmia, belum tentu kamu bisa. Sebagai seorang peran pengganti tidaklah mudah, jadi kamu harus sabar," jelas Bunda panjang lebar.
"Maafin Alby, Bun. Alby takut jika Elvina kembali bunuh diri, jadi Alby selalu berusaha untuk ada di sampingnya," jelas Alby. Dia benar-benar menyesal sekarang karena tidak pernah berpikir sejauh itu. Ya begitulah penyesalan selalu datang belakangan. Andai saja dia tidak terlalu memanjakan Elvina mungkin semua ini tidak akan terjadi. Akan tetapi jiwa kemanusiaannya menuntunnya untuk peduli dengan Elvina.
"Kasian boleh, tapi tidak harus seperti itu, Nak. Kamu menyakiti hati orang lain. Selesaikan masalahmu terlebih dahulu baru kembali ke Bunda. Bunda dan Azmia pergi dulu, jaga dirimu baik-baik, Nak. Bunda yakin kamu bisa." Bunda Sofi memegang bahu putranya sebelum beliau pergi.
"Mia, beri kesempatan padaku, Mia." Alby memegang tangan Azmia yang akan pergi bersama Bunda Sofi.
Azmia melepaskan genggaman tangan Alby kemudian dia berjalan mengikuti Bunda Sofi dari belakang antara tega tidak tega.
"Sayang, apa kamu mau ikut ke rumah utama?" tanya Bunda saat ingin masuk kedalam mobil.
"Tidak, Bun. Mia akan tinggal di tempat Melia saja sekalian nemenin Melia sendirian di rumah." Bukan maksud menolak cuma di tidak enak hati jika tinggal bersama mertua.
"Baiklah, kalau begitu jaga dirimu baik-baik, kalau ada apa-apa cepat kabari Bunda, ingat ucapan Bunda semalam." Bunda Sofi mengelus lembut kepala Azmia.
"Iya, Bun," balas Azmia.
Setelah itu Bunda Sofi pergi dengan mobilnya, sedangkan Azmia mengendarai motor menuju kafe.
*
*
*
flashback
Tengah malam setelah Alby masuk ke dalam kamar Bunda Sofi sengaja masuk ke dalam kamar Azmia. Sebelumnya Bunda Sofi sudah memberitahu Azmia jika beliau akan tidur bersamanya. Bukan tidur melainkan Bunda mengajak Azmia berbicara empat mata.
Awalnya Bunda Sofi tak percaya jika Alby dan Azmia tidur terpisah, maka dari itu beliau sengaja datang tanpa sepengetahuan anak dan menantunya.
Ternyata ucapan Mbok Asih benar. Ya Mbok Asih lah yang memberitahu Bunda Sofi.
"Sayang, Bunda ingin kita bekerja sama," ucap Bunda Sofi.
"Kerja sama dalam hal apa, Bun?" tanya Azmia yang bingung.
"Saat kalian berada di rumah, Bunda pernah ke Alby jika dalam satu bulan dia tidak melepaskan Elvina, maka Bunda akan memisahkan kalian karena ini sudah satu bulan, tapi sepertinya Alby belum bisa melepas Elvina, jadi Bunda mau kita kerja sama, kamu pergi dari rumah biarkan Alby sendiri. Mudah-mudahan dengan ini dia bisa sadar dan menyesali kesalahannya," jelas Bunda Sofi.
"Apa itu tidak apa-apa, Bun?" tanya Azmia.
"Tidak apa, sayang. Semua ini demi kebaikan kalian. Bunda ingin kalian terus bersama mempertahankan pernikahan kalian," ucap Bunda Sofi.
"Baiklah, Mia setuju," balas Azmia.
"Besok pagi Bunda akan bilang ke Alby, kamu bisa kemasi barang-barang yang kamu butuhkan," ujarnya.
"Iya, Bun," balas Azmia.
flashback off.
*
*
*
Bagiamana nasib Alby?
***
Maaf ya jika jalan ceritanya sedikit berbelit-belit author nulisnya sambil jaga toko.
Terima kasih selalu setia baca cerita saya.
love you all.
Lha kq udah tamat