Mengkisahkan tentang kisah cinta seorang gadis bernama Melodi. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini, sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Jatuh cinta pada si keyboardis dari band Lila Prince, band di sekolahnya.
Melodi secara terang-terangan menunjukkan betapa ia mencintai dan menyukai Dio, sang keyboardis. Tetapi Dio tak bisa selugas Melodi tentunya. Walau nyatanya ia juga memiliki perasaan yang sama.
Dio sangat kaku dan cuek, didepan umum ia bahkan tak bisa menunjukkan ekspresi yang tepat. Datar dan tak berekspresi, itulah sosok Dio.
Walau terkenal kasar dan tidak peduli pada sekitar, ia mampu menarik perhatian Melodi. Gadis ceria yang suka berbicara dan memiliki banyak teman.
Sifat Melodi dan Dio memang bisa dikatakan sangat berlawanan. Tapi itu lah daya tarik sebuah rasa yang datang tanpa peringatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M - 24
Di hari berikutnya...
Kania terus mengintip lewat jendela, hatinya masih tak tenang melepas Melodi yang akan pergi dengan Dio. Walau ada banyak teman-teman Melodi yang lain disana, Kania tetap tak tenang.
Hari ini, Melodi akan pergi mendaki gunung. Ia sedikit takut namun Dio terus menggenggam tangannya erat.
Valdo mulai mengatur barisan untuk mereka mendaki. Ia akan berjalan paling depan, lalu Karina, Nendra, Lisa, Kenzi, Melodi, Dio dan Daffin.
"Kak Valdo" teriak seseorang dari kejauhan.
Valdo dan yang lainnya menoleh, rupanya mereka adalah teman kenalan LP saat naik gunung. Mereka yang awalnya ramah, tiba-tiba saja raut wajah mereka berubah kala melihat rombongan disana. Benar, Indri dan Rafka juga ada disana.
Daffin, Kenzi, Valdo, Nendra, Karina dan Lisa memandangi Melodi. Dan gadis itu menatap ke arah Dio. Sedangkan Dio, ia masih menatap kedatangan rombongan itu dengan wajah datarnya.
"Kak, wah kebetulan nih, mau bareng gak?" Tanya salah seorang pemuda.
"Sorry, gue ada anggota baru nih. Ketemu diatas aja ya" jawab Valdo.
"Hai Mel, udah lama gak pernah lihat loe naik gunung" ucap Rafka. Ia mencoba berjalan mendekati Melodi, refleks para anggota LP juga kedua sahabat Melodi langsung pasang badan. Hal itu membuat beberapa kenalan LP heran, namun mereka tak ingin ikut campur.
Setelah menentukan barisan, merekapun mulai mendaki gunung. Sudah lama sekali Melodi tak pernah melakukan hal ini. Udara segar yang menenangkan. Selama pendakian, Dio beberapa kali mengecek keadaan Melodi. Ia tak ingin jika kekasihnya kelelahan.
Pos pertama....
"Masih kuat gak?" Tanya Valdo memastikan.
"Capekkk" rengek para gadis. Mau tidak mau mereka harus berhenti sejenak disana.
"Sayang, capek ya?" Tanya Dio seraya menyeka keringat Melodi.
Gadis itu mengangguk, ia sangat kelelahan. Ia senderkan punggungnya di tubuh Dio. Ternyata mendaki gunung semenyenangkan ini, Melodi tak pernah mengetahuinya.
"Ih Kak Dio apa'an sih, geli tau" ucap Melodi kala Dio mencoba bermain dengan pipinya.
Dio menciumi pipi Melodi, mengigit dan menyedotnya beberapa kali. Tingkah romantis mereka menjadi pusat perhatian tentunya. Sayangnya teman-teman pasangan itu tak terkejut sama sekali, sebab ini bukan pertama kalinya mereka terlihat begitu dekat dan membuat orang lain iri.
"Mel, aku minum nih biar semangat lagi naiknya" sela Rafka yang datang mendekat.
"Gak perlu, gue bisa urus cewek gue. Dan loe, cewek loe lebih butuh minuman itu" jawab Dio.
Beberapa sorakan mulai terdengar, pasti selalu ada penggemar LP dimana-mana. Mereka memuji betapa gentle dan manisnya sikap Dio sebagai seorang laki-laki. Melodi yang mendengar itu juga ikut tersenyum, Dio memang terlihat sangat mengesankan.
Belum selesai Rafka berbincang, Indri sudah menghampiri pemuda itu dengan sikap manjanya. Ia bergelayut dilengan Rafka dan terus mengeluh lelah.
"Sayang, aku juga capek, kenapa jalannya jauh banget sih?"
"Mau turun aja nih? Kalau kamu mau turun, kita turun sekarang sayang"
"Tapi pingin naik ke atas sana, mau foto-foto dong"
"Pengantin baru, bisa kita lanjut jalan? Lama-lama disini yang jomblo bisa nangis darah" sela Valdo dengan candaannya.
Melodi tertawa mendengar perkataan Valdo. Ia mengangguk dan bersiap untuk pergi, namun Dio mengambil alih tas Melodi.
"Jangan Kak, berat"
"Aku gak mau lihat kamu kecapean"
"Terusin aja terus, nangis nih gue" celetuk Daffin yang diikuti suara tawa dari pendaki lain.
Valdo memulai perjalanan mereka kembali. Sesekali Melodi menoleh kebelakang, ia takut jika Dio kelelahan karena dirinya. Walau sudah diperintahkan berkali-kali jika Dio baik-baik saja, tapi hati Melodi masih tak tenang.
Hingga sampai di pos berikutnya, ia mengambil alih tasnya dari Dio. Gadis itu berkata jika dirinya baik-baik saja. Dio mencoba mengerti dan menuruti apapun yang Melodi inginkan.
Beberapa kali mereka berhenti karena lelah, akhirnya mereka sampai diatas puncak sebelum malam tiba.
Melodi dan kedua temannya mengambil beberapa foto, sedang para anggota LP sibuk mendirikan tenda disana. Sesekali Dio melirik kekasihnya yang tertawa lebar. Tapi sedikit menyebalkan karena haru berada satu tempat dengan mantan Melodi yang brengsek.
"Hai Mel, jadi inget dulu ya" celetuk Rafka. Ia berusaha keras untuk mendekati Melodi lagi. Padahal kekasihnya terus mengawasi dirinya.
Melodi merasa tak nyaman berada di dekat Rafka, ia berusaha pergi tapi Rafka menahan tangannya.
"Ah, lepas" ujar Melodi terkejut. Ia merasa takut berada di dekat Rafka. Apapun itu, seolah Rafka adalah sesuatu yang sangat berbahaya untuk dirinya.
Beberapa orang mendengar teriakan Melodi. Dio dan Daffin berlari menghampiri gadis itu. Hampir saja Dio melayangkan tinjunya, jika saja Daffin tak melerai keduanya.
"Kak, sorry-sorry. Raf, loe jangan cari keributan deh" sela pemuda yang menyapa Valdo sebelum mereka naik gunung.
"Kasih tahu temen loe, brengsek nih cowok" ucap Daffin kesal.
Dio membawa Melodi ke tenda mereka, hari sudah malam. Pasti para gadis itu lelah dan lapar. Setelah makan malam, para gadis itu masuk kedalam tenda untuk istirahat. Sedangkan para pria tentu mengobrol diluar tenda mereka.
Melodi terus bergerak kesana-kemari, ia mencoba tidur namun tak bisa. Ia menoleh ke kanan-kiri, kedua temannya sudah terlelap dalam mimpi. Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, pasti Lisa dan Karina sangat kelelahan.
Melodi bangun duduk di depan pintu masuk tenda, ia memandangi resleting tenda. Ada keraguan untuk membukanya, ia kembali teringat hal bodoh beberapa tahun yang lalu.
"Apa aku akan melihat hal yang sama? Tapi kedua sahabatku ada disini, lebih baik aku tidak melihatnya" gumam Melodi gelisah.
"Mel, belum tidur?" Tanya seseorang dari arah luar.
Setelah mendengar pertanyaan itu, Melodi memberanikan diri membuka tenda. Terlihat Dio yang tengah duduk tepat di depan pintu masuk tenda Melodi.
"Kak Dio? Kok disini?"
"Jagain kamu, aku denger ada suara jadi aku pikir itu kamu"
"Hm...."
"Susah tidur ya sayang? Sini duduk sini" ujar Dio seraya menarik tangan Melodi agar duduk dihadapannya. Ia memeluk Melodi agar tak kedinginan, karena udara malam hari terasa sangat dingin.
Dio menaruh dagunya di bahu Melodi, dekapannya begitu erat hingga terasa sangat hangat.
"Dio bucin ya Mel?" Celetuk Daffin membuka percakapan.
"Iya, tapi kalau di depan orang banyak cuek banget. Hm...."
"Aku cuma bisa manis didepan kamu sayang" bisik Dio.
Melodi cekikikan mendengar perkataan Dio, ia mencubit pipi pemuda itu gemas.
"Kak Daffin, mantannya Kak Dio ada berapa sih? Pasti banyak ya?"
"Hahaha, kalau gue bilang loe pacar pertama nya Dio, percaya gak?"
"Gak mungkin lah. Kak Dio kan ganteng, pasti populer, cuma sedikit cuek aja sih"
"Loe tahu sikapnya Dio kan Mel? Gue selalu lihat Dio bentakin cewek, tapi yang bertahan selama ini cuma loe. Makanya loe itu istimewa banget buat Dio"
Melodi mengernyitkan dahinya, ia ingin percaya tapi pikirannya sedikit tak bisa menerima hal tak masuk akal ini.
"Buktinya dia bucin banget sama loe Mel" sela Kenzi.
"Kamu pikir aku suka gonta-ganti cewek gitu?" Tanya Dio seraya memandangi manik mata Melodi.
Mata Melodi terlihat meneteskan air mata, sontak saja hal itu membuat Dio khawatir tentunya. Ia takut salah bicara dan menyinggung perasaan Melodi.
"Aku ngantuk Kak"
"Eh, hm... dasar ya, yaudah sana masuk tidur.
Kalian jadian???
PJ...PJ ....🤭🤣
Fighting!!!!!
👍💪💪🥰🥰
istirahat aj dulu Ampe sembuh total kakinya....
lanjut