Dalam pernikahan semua pasangan ingin merasakan yang namanya cinta,ketulusan,kesetiaan dan kejujuran dari masing-masing pasangan.
tapi lain dari seorang wanita bernama sekar anastasia yang tidak merasakan namanya itu?? cinta,ketulusan,kesetiaan dan kejujuran.
pernikahan mereka atas di dasari perjodohan kedua orang tua mereka bukan atas dasarnya cinta.
sehingga laki-laki bernama raka adelio pratama menjadi laki-laki yang egois,kasar dan dingin.
yang dulunya adalah seorang yang ramah dan selalu tersenyum pada orang-orang.
hari-hari yang di lalui oleh sekar sangatlah berat karena harus di uji oleh cinta laki-laki yang tidak mencintainya tidak lain raka adelio pratama.
hari demi hari sekar harus menghadapi sikap raka yang egois itu, walapun sakit sekar tetap memperjuangkan cintanya.
"apa aku salah telah mencintaimu??"
"walapun hatiku sakit, selagi cinta ini belum pudar aku akan tetap memperjuangkan cinta kita"
bagaimana kah nasib sekar selanjutnya..
apakah pernikahan sekar akan kandas??
apakah sekar tetap mempertahankan hubungannya??
ikuti kelanjutannya.
jangan lupa dukung karyaku.
like,coment dan vote
By. Putri safina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angga Agung Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 23
keesokan harinya, raka terbangun dari tidurnya karena ada cahaya yang masuk dari jendala, cahaya pagi yang begitu terang dan silau, raka mengercapkan matanya dan meregangkan otot ototnya yang kaku, lalu ia duduk dan melihat sekeliling, terlihat seorang wanita yang membukakan gorden kamarnya siapa lagi jika bukan sekar, raka pun menatap punggung sekar yang sedabg membukakan gorden, sekar pun berbalik badan dan saat itu juga raka langsung berpura pura meregangkan ototnya supaya tidak ketahuan, raka pun heran kenapa pagi pagi begini sekar sudah rapi
"tuan, kamu sudah bangun, syukurlah jika begitu" ucap sekar sambil tersenyum menatap raka yang sedang pura pura itu "kenapa kamu kemari??" tanya raka sambil melirik jam dinding di kamarnya "aku hanya ingin mengembalikan pena tuan yang ku pinjam semalam dan aku minta izin kali ini aku menyiapkan baju kerjamu juga" raka pun langsung menatap sekar dan sekar pun tersenyum
"dan satu lagi maaf aku tidak minta izin masuk kamarmu" lanjut sekar, raka pun hanya bisa mengangguk pada istrinya itu, karena sudah mendapatkan izin dari raka, sekar pun mulai menyiapkan kebutuhan yang di perlukan raka, sekar pun mulai mengambil pakaian yang cocok dari mulai kemeja, celana, jas, dasi dan jam tangan yang cocok untuknya, sekar pun menyimpan itu semua di kasur tepat di sebelah raka, sesudah itu sekar pun tersenyum kepada raka, dan mengangkat tangannya, raka binggung apa yang di lakukan sekar, dengan cepat sekar meraih tangan raka lalu mencium punggung tangan raka, raka pun membulatkan matanya dan saat ini jantung raka di buat tidak karuan
"terimakasih sudah meminjamkan penamu dan aku izin pergi ke butik" izinn sekar pada raka, sekar pun berbalik badan dan hendak pergi dari kamar, raka pun langsung memberhentikannya "tunggu,sarapan pagi ku sudah kamu buatakan??" tanya raka pada sekar, sekar pun berbalik dan menatap raka "sudah tuan" jawab sekar, sekar pun menunduk untuk pamit "tunggu, kopi sudah kamu buatkan??" tanya raka lagi pada sekar dan sedikit gelagapan "kopi?? biasanya tuan tidak minum kopi di pagi hari apalagi buatanku, dan biasanya juga tuan selalu mengabaikan kopi buatanku dan tidak meminumnya sedikit pun" panjang lebar sekar pada sekar sambil menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal
raka pun semakin gugup pada sekar, sedangkan sekar menatap raka terus, raka pun menggaruk teguk lehernya yang tak terasa gatal "jika begitu tunggu aku selesai mandi" raka pun bergegas turun dari kasurnya lalu dengan secepat kilat dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri "tuan tunggu..." ucap sekar sambil menatap pintu kamar mandi yang tertutup
"apa waktuku cukup untuk pergi ke butik hari ini?? semoga saja aku tidak terlambat" sekar pun melirik jam tangannya
dua puluh menit lamanya raka di dalam kamar mandi dan sesekali juga sekar menguap sambil menatap pintu kamar mandi dan sesekali juga melirik jam tangannya dan...
CKREKK...
pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan seorang pria berambut basah dan menunjukan dada telanjangnya, ya itu raka yang hanya memaikai handuk yang melingkar di pinggangnya, sekar pun membulat dan langsung menutup wajahnya, raka pun binggung kenapa sekar menutup wajahnya "kenapa kamu menutup wajahmu??" tanya raka pada sekar "tuan cepat pakai baju saja, aku akan menunggu di luar saja" ucap sekar sambil bangun dari duduknya dan dengan cepat berjalan kearah luar kamar raka, sekar pun langsung memegang gagang pintu dan...
Hap...
dengan cepat raka menahan pintunya agar tidak terbuka dan menahannya dengan tangan dan sekarang posisi raka ada di belakang sekar "kamu ingin pergi kemana??" tanya raka sambil tangannya sebelah kirinya menyentuh pintu dan seperti terjebak dalam lingkaran sempit yang di buat raka "tuan biarakan aku keluar, aku sudah menunggumu tadi" ucap sekar gelagapan, jantung sekar pun berdebar dengan kencang karena melihat lengan raka yang berurat, dengan cepat raka memutur tubuh sekar dan memegang pinggang ramping milik sekar dan tak sengaja juga sekar memegang dada telanjang raka dan menatap manik raka sebaliknya dengan raka menatap balik sekar
lamanya mereka bertatapan, sekar pun tersadar dan langsung mendorong raka tapi raka menahan kuat tubuh sekar agar tidak menjauh darinya, raka pun memegang pinggang sekar dan degan cepat langsung memajukan tubuh sekar agar dekat dengannya "tuan tolong lepaskan aku" gugup sekar pada raka, raka pun memajukan wajahnya dan sekar pun langsung menutup matanya, raka pun tersenyum dan berbisik di telinga sekar "pakaikan aku baju" ucap raka di telinga sekar dan sekar pun merinding di seluruh tubuhnya karena mendengar suara berat raka
raka pun melepaskan sekar dan sekar pun membuka matanya dan menatap raka "cepat pakaikan" ucap raka datar dan langsung berbalik badan menghadap jendela dan tersenyum tipis, sekar pun dengan ragu ragu mengambil kemeja raka lalu sekar pun berjalan dan berhadapan dengan raka sambil menutup matanya "kenapa terus menutup matamu huh?? bagaimana nanti kemejaku panjang sebelah??" tanya raka pada sekar, ada benarnya juga jika tidak melihat nanti kemeja yang di pasangkan oleh sekar bisa panjang sebelah
sekar membuka matanya dan sedikit menunduk, raka pun memegang dagu sekar dan mengangkat dagunya sedikit keatas "tidak perlu takut, aku tidak akan menghukummu" ucap raka pada sekar, sekar pun menatap kedua manik raka dan sekar pun langsung memakaikan kemeja kerja untuk raka
setelah selesai dan sekarang tinggal ada dasi beserta jam tangan "pakaikan aku dasi" ucap raka datar pada sekar, sekar pun langsung mengambil dasi dan mengalungkannya di leher raka, sekar pun menjaga jarak dengan raka, dan tentunya juga sekar kesusahan karena kejauhan dan raka juga cukup tinggi "kenapa terus menjauh??" tanya raka pada sekar "tidak apa apa, ini sebuah perjanjian juga yang di buat tuan" raka pun memutar bola mata malasnya karena istrinya yang menjengkelkan yang terus menyangkut pautkan pada perjanjian, tapi anehnya juga raka hari ini tidak terus mengait ngaitkan sekar dengan perjanjian, sudah berapa perjanjian yang tidak di tepati itu karena perintah raka sendiri bukan, bukan sekar juga yang meminta
dengan cepat raka memegang pinggang ramping sekar dan memajukannya agar lebih dekat dengannya, sekar pun terkejut bukan main karena sudah yang kedua kali raka seperti ini "cepat pakaikan atau aku cium" ucap raka pada sekar, sekar pun langsung memakaikan dasi untuk raka, raka pun tersenyum tipis
Bersambung....
hari gini mah wanita bar bar banyak
apa raka yang bodoh dimanfaatkan oleh Kayla
lanjut
di gitun mau aja dah tinggalin aja Sekar