Mafia Kejam Dan Gadis Culun

Mata Dara melirik gedung fakultas dengan pandangan liar. Alex melangkah berdampingan dengan Dara. Gadis culun itu tidak berhenti untuk berdecak kagum dengan gedung fakultas kedokteran di Texas.

"Apakah aku akan berkuliah di sini?" tanya Dara takjub.

Langkah kaki ke duanya berhenti di depan salah satu bangku taman yang terletak di gedung barat. Ada banyak tumbuhan bonsai di bentuk dengan bentuk yang indah.

"Ya, kau suka?" tanya Alex dengan suara serak.

Kepalan Dara mengangguk cepat. "Tentu saja aku suka. Bagaimana aku tidak suka dengan gedung yang sebesar dan semegah ini. Tapi pasti biayanya mahal sekali," ujar Dara dengan wajah khawatir.

"Tidak perlu memikirkan biaya. Aku bisa menguliahkanmu sampai S2 juga kau ingin. Yang terpenting tujukan prestasimu. Buat aku bangga menjadimu wanitaku!" Alex berujar dengan tangan yang di layangkan pada perut Dara.

Pria itu tak segan-segan memeluk gadis culun ini. Ke dua pipi Dara memanas. Ia malu di peluk seperti ini. Meskipun tidak ada satupun orang yang berada di sana. Mengingat kampus memang sengaja di tutup. Alex ingin ia berkeliling gedung dengan tenang bersama Dara.

Kepala Dara jatuh pada dada bidang Alex. Tersenyum lebar karena perlakuan Alex.

"Kalau begini seperti nya terbalik. Bukan aku yang membuat kamu jatuh cinta. Tapi kamu yang membuat aku semakin cinta," ujar Dara dengan nada malu-malu tapi mau.

Alex tergelak. Begitukah? Alex tidak paham apakah dia begitu? Hanya saja tubuh mungil Dara sangat enak di peluk.

"Kalau begitu jatuhlah semakin dalam lagi ke dalam pesonaku," bisiknya di telinga Dara kala menundukkan tubuh nya.

Dara semakin membenamkan wajahnya di dada keras Alex. Ia menyembunyikan sebuah senyuman bahagia. Tidak perduli jika yang terbenam terlalu dalam pada pesona Bos Mafia kejam, berdarah dingin ini. Dara Margaretha yakin, suatu saat perasaannya dan perasaan Alex Felton akan seimbang.

Bukankah saat kita tulus dalam mencintai seseorang. Kita akan mendapatkan cinta yang tulus juga pada akhirnya? Setidak itulah yang Dara baca dari cerita Novel romansa.

Alex mengecup puncak kepala Dara dengan lembut. Hanya kecup sebentar saja. Ke duanya hanya berdiri di taman. Sebelum kembali mengelilingi gedung fakultas yang masih belum di jelajah dengan sempurna.

...***...

"Kapan kau akan pulang ke Texas, Tissa?" seru suara wanita paruh baya itu menatap putri cantik semata wayangnya itu.

"Tiga bulan lagi, Mom! Aku masih ragu untuk kembali ke sana," ujar Tessa dengan nada lemah.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu dan kekasihmu. Bukankah kau bilang saat itu kalian berencana menikah?" sekarang giliran sang ayah yang angkat bicara.

Tuan Martin merasa aneh saja. Putri mereka terbang dari Texas ke Singapura tanpa pemberitahuan. Dengan wajah pucat ia sampai ke Singapura. Tuan Martin dan nyonya Martin memang sudah berada di Singapura. Karena kedua nya adalah besar di Singapura. Dan tinggal lama di Texas setelah menikah. Dan kembali ke Singapura. Saat pindah dari Texas, ke duanya sudah menawarkan Tessa untuk ikut ke Singapura. Anak tunggal ke duanya menolak untuk ikut dengan alasan ingin terus di sana karena pujaan hati ada di sana.

"Aku membatalkan rencana itu. Karena pertengkaran kami cukup membuat hatiku sedih. Kita tidak usah membahas hal ini lagi Dad!" imbuh Tessa pelan.

Pria paruh baya yang tengah membaca koran itu menurunkan koran di tangannya. Menatap Tessa cukup lama.

"Apakah dia tidak ingin menikah denganmu?" ketus tuan Martin pada putrinya.

Ke dua bola mata Tessa berotasi malas. Ayahnya selalu seperti ini.

Terlalu cerewet di mata Tessa.

"Tidak ada hubungannya dengan dia, Dad. Berhenti lah bertanya tentangnya."

"Kau ini benar-benar membuat kami pusing Tessa. Kau saat sampai di sini tiba-tiba keguguran. Tapi selalu menghindari pertanyaan ini. Sampai kapan kau akan selalu menghindar Tessa. Kalau kau takut padanya. Daddy bisa langsung terbang ke Texas untuk berbicara dengan dia. Kalian seharusnya sudah menikah. Jangan katakan pada Daddy jika dia tidak ingin bertanggung-jawab atas kehamilan dan keguguranmu!" kesalnya.

Tessa langsung berdiri dari posisi duduk nya di sofa depan televisi yang menyala. Sang ibu dengan cepat mengeleng kan pelan kepala nya. Wanita itu meminta Tessa untuk tidak melawan sang suami. Tessa mengerang pelan sebelum melangkah cepat menuju kamarnya. Sang ayah terdengar berteriak marah memanggil namanya. Tessa tidak peduli, ia melangkah semakin cepat menunjuk kamar.

Wanita ini tentu tak ingin membicarakan masa lalu. Tentang kematian pria itu dan keguguran yang ia alami. Kemarahan Alex membuat ia langsung kabur ke Singapura. Mencampakkan pria itu dengan kejam nya.

Lebih baik ia pergi tanpa kata. Tom sangat menyeramkan di matanya. Pria berkulit hitam itu mendatangi dirinya setelah ia ketahuan berselingkuh dengan Zain. Mungkin lebih tepatnya ia menggoda Zain demi mereguk kenikmatan surga dunia yang tidak bisa ia rasakan bersama Alex sang kekasih.

Malam itu adalah malam pertama ia melepaskan keperawanan nya. Dan sialnya lagi malah ketahuan oleh Alex dan Tom. Bahkan Zain di kabarkan mati di tempat. Saat kecelakaan itu terjadi. Tessa mendapatkan kiriman Video ancaman. Wanita pikir itu dari Alex.

Hingga ia kabur dari Texas. Tessa masih sayang pada nyawanya. Ia berpikir lebih baik menjauh dari Alex dahulu. Sebelum kembali ke Texas saat amarah Alex mereda. Lucunya ia malah hamil dan keguguran. Jika Alex tau, tentang perselingkuhan dan malah hamil anak Zain.

Sudah pasti pria gila itu akan mengejarnya ke Singapura. Dan membunuh nya. Beruntung Tessa tidak di buru sampai ke Singapura. Setidaknya, nyawanya masih aman. Sudah saatnya ia kembali ke Texas. Tessa yakin amarah Alex Felton sudah pasti mereda.

...***...

Tidak ada yang tau siapa yang memulai terlebih dahulu. Kecupan itu sudah mulai jatuh ke leher jenjang Dara. Gadis culun itu mengerang samar. Hembusan napas Alex memburu. Napas Dara pun tak kalah sama. Bedanya, Dara mencoba menekan erangan samarnya. Sesepan panjang membuat gadis itu mengigit keras bibir merahnya hingga berdarah.

Sebisa mungkin untuk tidak mendesah. Sama seperti mayat, yang tidak mendesah. Ke dua mata Alex memerah. Baju tidur berlengan pendek itu telah berantakan. Tali spaghetti Dara di turunkan perlahan kala kecupan itu jatuh di bahu mulus Dara. Meskipun kulit gadis culun ini kuning langsat. Warna merah sedikit keuangan terlihat cukup jelas menandai dirinya.

"Alex!" pekik Dara menggelinjang kala telapak tangan pria itu masuk ke dalam baju tidur Dara mengusap pelan perut datar itu dengan gerakan seringan kapas.

Alex mengangkat pandangan nya. Pria itu tiba-tiba sadar, namun desakan hormonal membawa dirinya pada rasa yang sulit untuk di gambarkan. Alex turun dengan cepat dari ranjang nya. Melangkah keluar dari kamar dengan menampilkan tubuh atletis nya. Ia tidak bisa melakukan nya. Ketika kesadaran masih ada. Alex memilih untuk pelepasan yang memakan korban.

"Tom!" Alex berteriak keras memanggil Tom saat keluar dari kamar.

Jantung Dara berdebar keras. Ia memaki pelan. Sebelum membenahi baju tidur nya. Gila! Hampir saja ia melakukan nya dengan Alex. Mereka masih belum tau bagaimana cara mengatasi penyakit Alex. Gadis itu meringis pelan kala sadar bibir bawahnya pecah dan berdarah karena ulahnya. Dapat ia dengar Alex dan Tom berbincang kecil sebelum ke duanya pergi entah kemana.