NovelToon NovelToon
System Apocalypse Zombie

System Apocalypse Zombie

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi / Horor / Epik Petualangan / Sistem
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Yudi

Di hari ketika dunia runtuh oleh Virus X-Z, kota berubah menjadi neraka. Zombie berkeliaran, manusia bertahan mati-matian, dan pemerintahan hancur dalam hitungan jam.

Di tengah kekacauan itu, Raka, seorang pria yang seluruh hidupnya terasa biasa, tiba-tiba mendapatkan Zombie Hunter System—sebuah sistem misterius yang memungkinkannya melihat level setiap zombie, meningkatkan skill, dan meng-upgrade segala benda yang ia sentuh.

Saat menyelamatkan seorang wanita bernama Alya, keduanya terjebak dalam situasi hidup-mati yang memaksa mereka bekerja sama. Alya yang awalnya keras kepala perlahan melihat bahwa Raka bukan lagi “orang biasa”, tetapi harapan terakhir di dunia yang hancur.

Dengan sistemnya, Raka menemukan kendaraan butut yang bisa di-upgrade menjadi Bus Tempur Sistem:

Memperbesar ukuran hingga seperti bus lapis baja

Turret otomatis

Armor regeneratif

Mode penyimpanan seperti game

Dan fitur rahasia yang hanya aktif ketika Raka melindungi orang yang ia anggap “pasangan hidup”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Yudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KOTA YANG TERLALU TENANG

Haven-13.

Nama itu terpampang di papan besar yang berdiri di gerbang masuk kota kecil tersebut. Catnya masih baru, tidak seperti papan-papan lain yang biasanya berkarat atau dipenuhi lumut. Raka memperlambat bus tempur mereka begitu melewati gerbang. Tidak ada zombie. Tidak ada reruntuhan. Tidak ada bau busuk mayat.

Hanya… keheningan.

Keheningan yang tidak wajar.

Alya mencondongkan tubuh, melihat ke luar jendela. “Kok… tenang banget ya? Nggak ada manusia sama sekali, padahal ini katanya safe zone.”

Raka menatap sekeliling dengan dahi mengernyit. “Iya… ini terlalu bersih. Terlalu rapi untuk kota yang sudah bertahun-tahun kena kiamat.”

Rumput tidak tumbuh liar.

Jalanan tidak retak.

Lampu jalan menyala normal, tanpa berkedip sedikit pun.

Seolah kota ini berada di dunia lain.

Bus tempur berhenti di depan bundaran kota. Patung besar berbentuk simbol segitiga berisi mata—entah lambang organisasi atau sesuatu yang lebih tua—berdiri tegak di tengahnya.

“Creepy juga ya,” gumam Seno, memeluk senjatanya. “Kayak kota ini pernah ditinggalin, tapi ada yang rajin bersih-bersihin.”

Tomi menelan ludah. “Apa zombie bisa bersih-bersih?”

Alya mengetuk helm Tomi pelan. “Mana ada zombie rajin. Kalau ada, itu serem.”

Raka turun dari kursinya dan menyalakan sensor bus lagi.

Hasilnya membuatnya merinding.

> [DETEKSI: TIDAK ADA ZOMBIE]

[DETEKSI: TIDAK ADA MANUSIA]

[ENERGI ASEKSPLISIT: FLUKTUASI DI SETIAP SUDUT KOTA]

“Energi apa itu…?” Alya memijit dagunya.

“Sistem juga nggak bisa baca,” jawab Raka. “Ini makin aneh.”

Mereka turun dari bus. Suasananya begitu sunyi sampai bunyi langkah saja seperti gema. Udara kota ini aneh—terasa lebih bersih, lebih hangat, dan tidak berbau busuk seperti tempat lain.

Raka menarik napas panjang. “Alya, cek bangunan sekitar. Seno, Tomi, jagain bus. Kita nggak tahu apa yang tersembunyi.”

Alya berjalan di sampingnya, matanya menyapu bangunan demi bangunan. Semua toko seperti baru tutup kemarin; barang-barang di dalamnya tertata rapi, tidak ada tanda-tanda penjarahan.

“Kayak… mereka hilang begitu saja,” kata Alya.

Saat Raka membuka pintu sebuah minimarket, bel tanda masuk berbunyi ringan. Ting-tung.

Lampunya menyala otomatis. Pendingin ruangan bahkan masih bekerja, meniupkan hawa dingin.

“Hah?” Raka menarik alisnya tinggi. “Ini udah terlalu gila.”

Rak-rak makanan penuh. Minuman masih segar.

Tanggal kadaluarsa? Masih lama.

Tidak ada jamur. Tidak ada bau basi.

“Raka…” Alya memanggilnya dengan suara pelan. “Ini bukan normal. Sama sekali bukan.”

Raka menyingkirkan perasaan merinding di punggungnya. “Kita manfaatin dulu. Ambil semua barang penting. Kita nggak tahu berapa lama kesempatan ini bertahan.”

Mereka mengisi tas dengan makanan, minuman, baterai, peralatan medis, hingga pakaian baru. System bus mencatat semua item otomatis.

Saat hendak keluar, Alya berhenti mendadak.

“Raka.”

“Ada apa?”

Alya menunjuk ke monitor CCTV minimarket yang tersusun di dinding. Semua layar menampilkan jalanan kota… tapi di salah satu layar, ada sesuatu yang tidak masuk akal.

“Di situ… ada seseorang.”

Di layar paling pojok, seorang perempuan berdiri menatap kamera. Rambut panjang terurai. Gaun putih lusuh. Wajahnya tidak jelas karena bayangan menutupinya.

“Ini… manusia?” tanya Alya.

Raka memperhatikan lebih dekat.

Perempuan itu tidak bergerak.

Matanya gelap, tanpa pupil.

Dan ketika kamera bergeser otomatis… sosok itu menghilang.

Raka mengeluarkan pistolnya. “Ayo kembali ke bus.”

Saat mereka tiba di bundaran kota, Seno dan Tomi terlihat panik.

“Bang! Ada yang liat kami dari dalam bangunan itu!” Seno menunjuk ke sebuah rumah dua lantai dengan jendela terbuka. “Pas aku lihat balik… nggak ada orang!”

Tomi menambahkan, “Kayak bayangan. Bukan zombie… tapi bukan manusia juga.”

Raka mengangkat tangannya. “Tenang. Kita kumpul dulu di bus. Kita analisa.”

Mereka masuk ke dalam bus. Panel hologram di depan berkedip aneh, seperti mencoba menangkap sesuatu.

> [ENERGI ABNORMAL MENINGKAT]

[SISTEM TIDAK MAMPU IDENTIFIKASI]

“Apa bisa jadi kota ini… perangkap?” tanya Alya lirih.

Raka hendak menjawab, tapi tiba-tiba…

DUNG… DUNG… DUNG…

Suara keras menggema dari bawah tanah. Seperti ada sesuatu yang bangun. Seluruh kota bergetar sedikit.

Lampu jalan berkedip.

Angin berhembus keras.

Kabut tipis muncul dari celah jalanan—bukan kabut besar seperti sebelumnya, tapi kabut halus berwarna kebiruan, seolah keluar dari tanah itu sendiri.

“Bang… itu sama kayak kabut phantom tadi?” tanya Tomi dengan suara gemetar.

Raka memeriksa panel.

> [INFORMASI BARU TERSEDIA]

[HAVEN-13: KOTA PENYEGEL]

[ASAL-USUL: TEMPAT DI MANA ZOMBIE TIPE FOG PHANTOM DICIPTAKAN]

Semua langsung terdiam.

Alya paling pertama membuka suara.

“Jadi… kota ini bukan safe zone. Ini tempat kelahiran mereka…”

Raka merasakan bulu kuduknya meremang.

Dan sebelum ia sempat mengambil keputusan, seluruh speaker kota menyala tiba-tiba. Suaranya berat, patah-patah, seperti rekaman tua.

> “SELAMAT DATANG… PENGUNJUNG BARU…”

“ANDA TELAH MEMASUKI… KOTA PENYEGEL…”

“MOHON BERSIAP… UNTUK TAHAP UJI SELANJUTNYA…”

Alya memegang lengan Raka erat.

“Raka… kita nggak sendirian di sini.”

Raka menatap kaca depan bus.

Di ujung jalan, kabut biru mulai bergulung.

Bayangan-bayangan samar muncul satu per satu.

Fog Phantoms.

Banyak.

Lebih banyak dari sebelumnya.

Dan dari tengah kabut, sosok perempuan bergaun putih perlahan berjalan ke arah mereka.

Sosok yang tadi terekam CCTV.

Mata hitamnya menatap lurus pada bus.

“Semua, siap tempur!” teriak Raka. “Ini bakal jadi mimpi buruk yang baru.”

Bersambung ke Bab 24…

1
ラマSkuy
keren nih novel seperti ini jarang jarang ada yang bikin dengan tema apocalyptic

semangat thor
Cindi Margareta
thor cerita nya nanti sampai tamat ya Thor,suka kali aku kalok cerita nya tentang zombie dll . semangat author
Wahyu Yudi: Tenang Aku buat nya per Season jadi Jangan Khawatir bakal Sampai Tamat
total 1 replies
adib
survivornya kmana td
Wahyu Yudi: Hayo Kemana Tebak Dong😅
total 1 replies
Wahyu Yudi
Semoga Kalian Suka Sama Novel ku Ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!